Selasa, 30 Juni 2015

SEBUAH PERISTIWA YANG MENYADARKAN SAYA


setelah menempuh perjalanan kurang lebih 2,5 jam dari kota semarang akhirnya saya tiba di rumah saya tercinta ,Malam ini saya bisa kembali merasakan empuknya kasur kamar saya, setelah 5 hari lamanya tidur di kamar kos yang tentu tidak senyaman kamar saya di rumah hehe.


ini lah saya seorang lelaki yang di bilang sudah tidak remaja lagi (20) tahun ,namun masih memiliki sebuah penyakit yang mungkin juga banyak di derita oleh orang-orang yang hidup di perantauan , baik pekerja maupun mahasiswa. Yaitu penyakit kangen suasana rumah atau istilah keren nya saya menyebut “homesick”.


Meskipun suasana di tempat kos kos an saya , menurut saya sangat teramat nyaman karena saya memiliki  teman-teman kos yang kocak , konyol dan lucu-lucu sebut saja eki”alien” ardianto , nurhadi “kusumo” wintoro , etrick “lesu ndeng” tak lupa penjaga kos ku yang juga kocak yaitu mas cahyo “ceye” serta teman-teman lain nya , namun hal itu tetap tidak bisa menghapus penyakit “homesick” saya , karena saya selalu merindukan suasana rumah.


bagi saya rumah adalah tempat dimana saya dikelilingi oleh orang-orang yang tulus dan setia menyayangi saya yaitu keluarga saya , karena bagi saya keluarga adalah segalanya bagi kehidupan saya .keluarga adalah semangat hidup saya , keluarga adalah motivator saya dan keluarga adalah zat stimulan yang mendorong saya agar selalu bekerja keras dan berusaha semaksimal mungkin untuk meraih mimpi-mimpi saya.


sejak saya duduk di bangku kuliah tepatnya setelah saya pindah dari fakultas perikanan dan kelautan UNDIP ke fakultas hukum UNISSULA , memang ada banyak perubahan  positif dari dalam diri saya , sejak saya kuliah di fakultas hukum , saya seperti menemukan jati diri saya , saya merasa  menemukan program studi yang sesuai dengan passion , bakat dan minat saya.


hal itu membuat perubahan besar dalam pola pikir dan pola tingkah laku saya, saya yang pada waktu SMA hanya serius  di beberapa mata pelajaran yang saya sukai saja seperti pkn , kimia dan sejarah dan di mata pelajaran lainnya saya acuh tak acuh , dan waktu kuliah di fakultas perikanan dan kelautan undip saya sering bolos dan malas kuliah , karena bagi saya mata kuliah di fakultas perikanan dan kelautan tidak sesuai dengan passion , minat dan bakat saya ,dan saya pun akhirnya memutuskan keluar dari fakultas tersebut.


Namun hal itu tidak menjalar saat saya kuliah di fakultas hukum , sejak kuliah di fakultas hukum saya menjadi pribadi yang amat sangat rajin dalam perkuliahan , saya hampir tidak pernah membolos , saya selalu serius setiap waktu perkuliahaan dan di luar jam perkuliahan saya selalu belajar hal-hal dan penghetahuan tentang hukum yang belum atau tidak di pelajari di dalam perkuliahan.


itu semua saya lakukan agar saya kelak setelah lulus bisa menjadi sarjana hukum yang berkualitas , yang mempunyai kapabilitas dan penghetahuan tentang hukum yang mumpuni agar setelah lulus nanti saya mampu bersaing dalam dunia kerja  dengan para lulusan sarjana hukum dari berbagai universitas.


Namun saking seriusnya dengan dunia perkuliahan , saya lupa akan sesuatu yang lebih penting dari itu semua , yaitu urusan saya dengan tuhan , selama kuliah di fakultas hukum memang saya menjadi pribadi yang baik dari segi mental dan passion dalam belajar dan menuntut ilmu namun saya mengalami penurunan dari segi kualitas spiritual , meskipun saya selalu rajin berdoa tetapi saya sering meninggalkan sholat bahkan pernah beberapa kali tidak sholat jum’at , namun sebuah perritiwa akhirnya menyadarkan saya , peristiwa itu kira kira terjadi 2 minggu yang lalu  dari saat saya menulis artikel ini , beginilah kronologis nya :


Saat itu kakak sepupu saya yang rumahnya ambarawa berkunjung ke rembang untuk mengikuti turnamen futsal , dan setelah pertandingan selesai  dia mampir ke rumah saya , hari itu adalah hari minggu dan menjadi sebuah kewajiban di setiap hari minggu saya harus kembali ke kota semarang karena hari senin nya pasti ada kuliah , karena waktu pulang ke rembang hari jumat lalu saya menggunakan bus , maka saya akan pulang sore ini juga menggunakan bus.


namun saat sore menjelang kakak sepupu saya tiba-tiba mengajak saya kembali ke semarang dengan naik motor yaitu berboncengan dengannya , setelah mempertimbangkan ajaknnya akhirnya saya memutuskan sore ini kembali ke semarang menggunakan motor , yaitu berboncengan dengan kakak sepupu saya.



Setelah berpamitan dengan kedua orang tua saya , kami pun berangkat ke semarang dengan menggunakan motor kakak sepupu saya , saya yang menyetir motornya dan dia yang membonceng , saya memacu motor matic kakak sepupu saya dengan kecepatan yang normal , kira kira 60 km per jam , saat sampai kudus kami sempat beristirahat sejenak di pom bensin untuk sekedar melepas penat dan minum , setelah beristirahat sekitar 20 menit an , kami melanjutkan perjalanan , kali ini saya sedikit menggeber motor dengan kecepatan agak kencang karena jam sudah menunjukkan pukul 18.45 .


Saat kami sampai di daerah sayung demak , tepatnya di suatu tikungan , tiba tiba ban belakang motor yang saya kendarai tiba tiba pecah, padahal saat itu saya sedang menggeber dengan kecepatan kira kira 80 km per jam , karena ban belakang motor pecah , hal itu membuat keseimbangan motor menjadi goyah , saya sedikit panik saat itu , karena ban motor kami pecah pas waktu di tikungan dan di belakang motor kami sedang melaju bus sinar mandiri dengan kecepatan yang tinggi , namun karena pertolongan dari allah , motor yang saya kendarai bergeser ke kiri yaitu ke tepi jalan , jika motor goyah dan bergeser ke kanan mungkin saya sudah tidak dapat menulis artikel ini , allahualam.


setelah kejadian tersebut saya berpikir dalam hati , bahwa allah telah memberi pertolongan kepada saya , karena tanpa pertolongannya tersebut mungkin saya sudah tiada lagi di dunia ini dan allah masih memberi kesempatan kepada  saya untuk memperbaiki diri dan menurut saya ini adalah hidayah yang diberikan kepada saya  untuk meyadarkan dri saya agar ingat terhadapNYA dan supaya saya lebih mendekatkan diri terhadap allah.


bagi saya hal ini adalah pembelajaran hidup bagi saya , bahwasanya orang hidup di dunia harus menjaga keseimbangan urusan di dunia dan di akhirat , karena urusan dunia adalah hanya sementara sedangkan urusan akhirat adalah kekal abadi , dan akan sangat rugi bagi manusia yang menggebu gebu dalam urusan dunia namun melupakan kewajibannya akan urusan akhiratnya nanti.


Dan sejak peristiwa tersebut , alhamduliah kini saya tak hanya rajin dalam menuntut ilmu di dunia namun saya juga menjadi lebih rajin dalam beribadah kepada allah , dan pada akhirnya sebuah peristiwa tersebut mampu menyadarkan diri saya , bahwasanya keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat  itu sangat penting , kita hidup di dunia hanya sementara dan akan hidup kekal di akhirat , dan kita diciptakan hidup di dunia tak lain yaitu untuk beribadah kepada allah ,agar tercapai kehidupan yang bahagia di dunia maupun di akhirat.





                                                            SEKIAN DAN TERIMA KASIH