Sabtu, 18 Februari 2017

TERBIASALAH MENYALAHKAN DIRI SENDIRI




Dalam kehidupan kita pasti pernah mengalami suatu masalah atau hambatan, masalah atau hambatan tersebut dapat berupa kegagalan, kekalahan, ataupun juga ketidakmampuan, dan ketika semua hal tersebut datang menghampiri kehidupan kita, terkadang kita justru berkecendrungan untuk menyalahkan keadaan atau orang lain atas datangnya masalah atau hambatan tersebut.

Apakah itu respon yang tepat ??? , jika anda mengatakan iya, maka saya kurang sependapat dengan anda, menurut pendapat pribadi saya, akan terasa sangat kurang bijaksana jika setiap hambatan atau masalah yang datang menghampiri kehidupan kita, kita alih tanggungjawabkan kepada keadaan atau orang lain, sedangkan pada hakikatnya pelaku atau subyek dari kehidupan kita adalah diri kita sendiri.

Oleh karena itu, alangkah bijak dan baiknya jika setiap kegagalan, kekalahan, ataupun ketidakmampuan yang datang menghampiri kehidupan kita, kita sendirilah yang harus mempertanggungjawabkannya.

jika hal itu dapat kita lakukan, maka hikmah dan nilai positif dari setiap masalah atau hambatan yang datang menghampiri kehidupan kita akan dapat kita serap dan dapat memberi kita sebuah pembelajaran hidup, sehingga kedepan kita bisa menjadi sebuah pribadi yang lebih baik dari pada sebelumnya.

karena idealnya, koreksi itu kedalam bukan keluar, koreksi kedalam adalah koreksi terhadap diri kita sendiri, mengapa kita gagal, mengapa kita kalah, mengapa kita tidak mampu, apa sebabnya dan apa yang harus kita lakukan agar pada kesempatan berikutnya pil pahit itu tidak kembali kita telan, pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan bentuk dari koreksi diri.

Terbiasalah untuk menyalahkan diri sendiri ketika mengalami suatu kegagalan, kekalahan ataupun ketidakmampuan, dengan menyalahkan diri sendiri, maka akan timbul koreksi dan evaluasi diri yang kemudian menghasilkan solusi guna mengatasi kegagalan, kekalahan, ataupun ketidakmampuan tersebut (agar tidak gagal, agar tidak kalah dan agar mampu pada kesempatan berikutnya)

Oleh karena itu, akan selalu ada Nilai-nilai positif yang dapat kita ambil dan memberi sebuah pembelajaran hidup dari Setiap kegagalan, kekalahan dan ketidakmampuan jika kita menyalahkan diri kita sendiri.

Beda halnya saat kita menyalahkan keadaan atau orang lain atas kegagalan, kekalahan atau ketidakmampuan yang menghampiri kehidupan kita, saat kita menyalahkan elemen eksternal (luar diri) maka tidak akan timbul koreksi dan evaluasi diri, sehingga hikmah dan nilai positif dari setiap kegagalan, kekalahan dan ketidakmampuan tidak bisa kita serap dan tidak dapat memberi kita sebuah pembelajaran hidup.

Filosofi yang benar : jika kita tidak bisa mematahkan sebuah batu bata dengan tangan kita, maka yang salah bukanlah batu bata nya, yang salah adalah tangan kita, oleh karena itu, tugas kita adalah bagaimana cara melatih dan membuat tangan kita agar lebih kuat sehingga bisa mematahkan batu bata itu.

Nilai positif yang bisa kita serap dari filosofi di atas adalah : Jika kita menyalahkan diri kita sendiri atas masalah yang datang menghampiri kehidupan kita, maka disitu akan timbul koreksi dan evaluasi diri yang kemudian menghasilkan solusi guna mengatasi masalah yang kita hadapi tersebut.

Filosofi yang salah : jika kita tidak bisa mematahkan sebuah batu bata dengan tangan kita maka yang salah adalah batu bata nya karena batu bata tersebut terlalu keras dan bukanlah tangan kita yang salah karena gagal mematahkan batu bata tersebut.

Jika kita menyalahkan keadaan atau orang lain atas masalah yang datang menghampiri kehidupan kita, maka disitu tidak akan timbul koreksi dan evaluasi diri, sehingga tidak akan timbul solusi guna mengatasi masalah tersebut dan lebih dari itu, hal tersebut membuat diri kita tidak akan bisa mengambil hikmah dan sisi positif dari setiap masalah yang datang menghampiri kehidupan kita.

Dalam dinamika kehidupan, saya pun pernah mengalami beragam masalah atau hambatan berupa kegagalan, kekalahan ataupun ketidakmampuan dan dari setiap masalah atau hambatan yang pernah menghampiri kehidupan saya, saya selalu berusaha untuk menyalahkan diri saya sendiri.

Mengapa saya selalu berusaha untuk menyalahkan diri saya sendiri ?? karena dengan menyalahkan diri sendiri akan mendorong saya untuk belajar, belajar untuk introspeksi, koreksi dan evaluasi diri guna menemukan solusi untuk mengatasi masalah atau hambatan yang datang menghampiri kehidupan saya.

Misalnya saat semester 3 lalu, sejujurnya saat itu saya mempunyai target bisa mendapatkan ipk sempurna 4.00, namun pada kenyataanya saya hanya mendapatkan ipk 3.71, karena gagal mencapai target yang saya canangkan, saya pun menyalahkan diri saya sendiri, karena kurang rajin belajar, kurang fokus belajar dan sebagainya.

Kemudian saya melakukan introspeksi, evaluasi dan koreksi diri atas kegagalan tersebut, dan menghasilkan sebuah solusi yaitu saya harus lebih rajin, lebih giat dan lebih fokus belajar dan pada akhirnya target mendapatkan ipk sempurna 4.00 yang gagal tercapai pada semester 3 dapat terealisasi di semester 4.

saya pun yakin, keberhasilan merealisasikan target tersebut di sebabkan karena saya melakukan introspeksi, evaluasi dan koreksi diri yang di dahului dengan sikap menyalahkan diri sendiri atas kegagalan di semester 3 lalu.

Dan mungkin akan lain ceritanya jika saat itu saya tidak melakukan introspeksi, evaluasi dan koreksi diri karena cenderung menyalahkan keadaan atau orang lain seperti menyalahkan dosen, menyalahkan mata kuliah yang terlalu sulit dan seterusnya.

Jika saat itu saya cenderung menyalahkan orang lain atau keadaan atas kegagalan tersebut, mungkin pada semester 4 sayapun juga tidak akan bisa mencapai target yang saya canangkan tersebut (ipk 4.00), lantaran saya tidak melakukan introspeksi, evaluasi dan koreksi diri.

Karena orang yang terbiasa menyalahkan keadaan atau orang lain ketika mengalami suatu kegagalan cenderung tidak akan pernah bisa belajar, belajar untuk introspeksi, evaluasi dan koreksi diri, sehingga kegagalan demi kegagalan pun akan selalu terulang dan senantiasa menghiasi kehidupannya.

Maka dari itu terbiasalah untuk tidak menyalahkan keadaan atau orang lain ketika kita mengalami suatu kegagalan, kekalahan ataupun ketidakmampuan, terbiasalah untuk menyalahkan diri sendiri, dengan menyalahkan diri sendiri maka akan timbul introspeksi, evaluasi dan koreksi diri guna menemukan solusi untuk mengatasi semua hal itu, sehingga kegagalan, kekalahan ataupun ketidakmampuan yang pernah kita rasakan pada masa lalu tidak kembali terulang di masa depan.



“PEMBELAJARAN TERBAIK ATAS SUATU KEGAGALAN, KEKALAHAN DAN KETIDAKMAMPUAN ADALAH INTROSPEKSI DIRI, DAN INTROSPEKSI DIRI TIDAK AKAN PERNAH BISA KITA LAKUKAN TANPA TERLEBIH DAHULU MENYALAHKAN DIRI SENDIRI”



SELESAI...



 





Kamis, 09 Februari 2017

ELEGI SENJA




Detik demi detik dalam hidup begitu cepat berlalu, menggoreskan catatan kisah perjalanan hidup yang panjang di belakang, satu per satu kisah perjalanan hidup tersimpan di dalam benak, hati dan pikiran, baik kisah manis maupun kisah pahit, kisah manis tentunya akan selalu menjadi sebuah catatan yang indah dan tak terlupakan sedangkan kisah pahit biarlah menjadi pengalaman yang memberi saya sebuah pembelajaran hidup, sehingga dapat membuat saya tumbuh menjadi sebuah pribadi yang lebih baik seiring dengan berjalannya waktu. 

Hidup adalah sebuah pilihan, pilihan tentang segala sesuatu yang kita pilih untuk menjalani serta melanjutkan hidup di dunia yang fana ini, setiap pilihan yang kita pilih tentunya mengandung konsekuensi yang pastinya kita sendirilah yang harus mempertanggung jawabkannya begitulah bunyi asas kehidupan yang berlaku di dalam hidup dan entah dalam konteks apapun, saya selalu yakin dan percaya akan satu falsafah hidup yang berbunyi “Pilihan hidup tidak pernah ada yang salah”.

Satu hal saya yakini bahwasanya yang membuat kita berhasil, bahagia ataupun gagal bukanlah di tentukan oleh pilihan hidup kita, akan tetapi di tentukan oleh sikap, karakter dan pola pikir kita dalam menjalani pilihan hidup yang kita pilih tersebut.

Itu artinya, apapun pilihan hidup yang kita pilih sejatinya selalu menghadirkan peluang gagal dan juga peluang sukses, karena pada hakikatnya tidak pernah ada pilihan hidup yang pasti menjamin kesuksesan dan sebaliknya tidak pernah ada pilihan hidup yang pasti menjamin kegagalan.

Kesuksesan dan kegagalan tersebut sejatinya di tentukan oleh kerja keras, dedikasi dan kesungguhan kita dalam menjalani pilihan hidup yang kita pilih, mau memilih jurusan kuliah apapun, mau kuliah di dalam negeri maupun di luar negeri, mau kuliah di perguruan tinggi negeri atau swasta, mau memilih pekerjaan atau profesi apapun, mau jadi pegawai atau pengusaha, sejatinya pilihan-pilihan tersebut tidak pernah ada yang menjamin kesuksesan dan sebaliknya juga tidak pernah ada yang menjamin kegagalan.

Semua pilihan tersebut sama-sama menghadirkan peluang sukses dan juga peluang gagal, faktor yang menentukan akankah kita akan sukses ataukah kita akan gagal adalah kerja keras, dedikasi dan kesungguhan, apapun pilihan hidup kita, selama kita mau bekerja keras, memiliki dedikasi serta selalu bersungguh-sungguh (memberikan yang terbaik) dalam menjalaninya, maka niscaya keberhasilan dan kesuksesan akan selalu menaungi, itu kepercayaan yang selalu saya yakini.

Definisi kesuksesan sendiri bagi setiap orang tentu beragam, setiap orang pasti memiliki definisi tersendiri mengenai apa arti dan makna dari kesuksesan, sedangkan bagi saya, kesuksesan adalah manakala kita bisa merealisasikan tujuan hidup yang ingin kita capai dengan kerja keras dan tetesan keringat kita (memaksimalkan potensi kita) dan akan lebih berarti lagi jika kesuksesan tersebut juga memiliki nilai manfaat bagi kehidupan orang lain atau masyarakat, maka dari itu kesuksesan dari seseorang sejatinya hanya dapat dinilai oleh orang itu sendiri bukan oleh orang lain.


TERAS DEPAN RUMAH


Sore ini cuaca sedang tidak bersahabat, mendung tebal yang disertai hujan deras dan angin kencang membuat suasana terasa lebih dramatis, sambil sesekali menyeruput secangkir kopi pahit, angan saya pun melayang jauh kebelakang.

Tak terasa detik demi detik begitu cepat berlalu dan tak terasa pula akhirnya saya harus di hadapkan dengan sebuah pilihan, pilihan yang jujur tidak mudah bagi saya, pilihan yang mengharuskan saya untuk berpikir berulangkali disertai beragam pertimbangan dan alasan sebelum akhirnya saya menjatuhkan pilihan.

Namun falsafah hidup yang selalu saya yakini yang berbunyi “Tidak pernah ada pilihan hidup yang salah” membuat saya selalu yakin dan percaya akan setiap pilihan hidup saya.

Setelah berpikir berulangkali disertai beragam pertimbangan dan alasan akhirnya saya pun menjatuhkan pilihan untuk mengambil program kekhususan hukum pidana dari pada hukum tata negara , satu alasan dasar atau kunci mengapa saya memutuskan untuk memilih hukum pidana adalah karena faktor hati, saya merasa memiliki cinta yang lebih dan “Passion” untuk bergelut dengan bidang ini, walau tak bisa di pungkiri saya juga memiliki rasa cinta dengan bidang hukum yang lain secara keseluruhan.

Satu hal yang selalu saya lakukan di masa lalu ketika di hadapkan pada sebuah pilihan hidup adalah saya akan selalu lebih mengutamakan gengsi atau prestise dari pada hati dan kenyamanan, misalnya saat pemilihan penjurusan di waktu SMA, saat itu saya merasa jurusan ipa terlihat lebih hebat dan lebih prestise dari pada jurusan ips dan itulah yang menjadi dasar alasan mengapa saya pada akhirnya memilih jurusan ipa.

Akan tetapi seperti halnya kalimat di awal artikel ini yang berbunyi, “Kisah pahit biarlah menjadi sebuah pengalaman yang memberi saya sebuah pembelajaran hidup” maka untuk saat ini dan seterusnya, dalam memilih sebuah pilihan hidup saya akan lebih mengutamakan hati, perasaan dan kenyamanan dari pada gengsi semata

Mengapa mengutamakan hati ??? karena dengan hati semua yang kita kerjakan akan terasa lebih mudah dan tentunya menyenangkan, hal itu membuat kita akan selalu bisa mengeluarkan 100 persen potensi yang kita miliki sehingga peluang untuk meraih kerberhasilan tentunya akan jauh lebih besar.

Dan tak terasa ketika saya mengetik kata “Dan” di awal kalimat ini, senja telah tiba, jarum jam di smartphone android saya telah menunjukkan tepat pukul 18.00 wib, adzan magrhib pun berkumandang khidmat, itu artinya malam akan segera datang, gelap akan segera menyapa serta terang pun akan segera hilang.

Itulah elegi senja yang mengandung makna filosofi bahwa senja selalu menghadirkan harapan tentang esok yang lebih baik, dan untuk merasakan esok yang lebih baik maka kita harus merasakan dahulu sebuah kegelapan dari malam, kita tidak akan pernah bisa merasakan indahnya pagi jika tidak merasakan gelapnya malam terlebih dahulu.

Sama seperti hal nya untuk meraih sebuah kesuksesan dan keberhasilan dalam hidup, yakni kita tidak akan pernah bisa merasakan nikmatnya sebuah kesuksesan dan keberhasilan tanpa terlebih dahulu merasakan pedihnya sebuah pengorbanan dan perjuangan.

Fase kehidupan saya saat ini bila ibaratkan mungkin telah tiba di saat senja, artinya setelah saya memilih pengkhususan hukum pidana, maka saya akan segera merasakan sebuah kegelapan dari malam, dalam hal ini yang saya artikan sebagai sebuah kegelapan dari malam adalah fase perjuangan dan pengorbanan saya sebelum menyelesaikan jenjang sarjana.

Saya yakin perjuangan saya tidak akan mudah di fase ini, fase ini pasti membutuhkan pengorbanan dan perjuangan yang jauh lebih besar dari pada fase-fase sebelumnya, akan tetapi saya juga yakin bahwasanya jika saya mampu melewati fase ini dengan baik, maka kegelapan tersebut akan segera hilang dan berubah menjadi indahnya sinar terang dari sebuah pagi.

Itu artinya semester 6, 7 dan 8 adalah ibarat sebuah kegelapan malam bagi saya yang membutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang jauh lebih besar dari pada semester-semester sebelumnya dan jika saya mampu melewati fase ini dengan baik maka kegetiran dan kegelapan malam tersebut akan segera hilang dengan datangnya pagi yang mana saya artikan sebagai sebuah kebahagiaan.

Oleh karena itu, tugas saya saat ini adalah bagaimana untuk selalu bekerja keras, berdedikasi dan bersungguh-sungguh dengan pilihan hidup saya tersebut, memperdalam dan memperluas wawasan saya di bidang hukum pidana adalah sebuah keharusan, meskipun di bidang lain juga tak kalah penting.

Dan akhir sekali, sebagai penutup dari artikel ini saya ingin mengutip salah satu quote dari dale cernige yang berbunyi “ ANDA TIDAK AKAN PERNAH SUKSES KECUALI JIKA ANDA MENYUKAI APA YANG ANDA LAKUKAN” lalu saya akan tambah dengan kalimat :

 “ANDA TIDAK AKAN PERNAH MERASAKAN KESUKSESAN DAN KEBERHASILAN TANPA MAU MENGALAMI GETIRNYA SEBUAH PERJUANGAN DAN PENGORBANAN"

Dan ......

"Tidak akan pernah ada pagi yang indah tanpa terlebih dahulu melewati sebuah malam yang gelap, tidak akan pernah ada manisnya keberhasilan dan kesuksesan tanpa ada pahitnya sebuah jerih payah, kerja keras dan tetesan keringat "


SELESAI...