Minggu, 28 Maret 2021

PUISI: MODERAT

Terlalu kanan menjadi liberal-kapitalis

Terlalu kiri menjadi komunis

Moderat saja

Terlalu rajin ibadah lupa bergaul

Terlalu rajin bergaul lupa ibadah

Moderat saja

Terlalu sedih bikin frustasi

Terlalu senang bikin jumawa

Moderat saja

Terlalu kurus kurang menarik

Terlalu gemuk sumber penyakit

Moderat saja

Terlalu cinta sakit hati

Terlalu benci hilang akal sehat

Moderat saja

Kamis, 25 Maret 2021

AUFKLARUNG INDONESIA: MELIHAT INDONESIA 2045

 

Secara retrospektif, dinamika peradaban bangsa barat dapat dilihat dalam 3 periodesasi peradaban. Pertama, era dark ages sekitar abad ke-5 hingga abad ke-15 masehi. Era dark ages ditandai dengan munculnya subordinasi dan otoritas absolut gereja dalam kehidupan masyarakat barat. Tidak hanya perihal agama melainkan juga dalam dimensi sosial, ekonomi, dan politik. Ukuran kebenaran dan keadilan dalam ruang sosial mutlak menjadi otoritas gereja. Kondisi tersebut membuat peradaban bangsa barat mengalami periodesasi terburuknya. Pada era dark ages tidak ada penghargaan terhadap rasionalisme (akal) dan humanisme. Hal ini membuat perkembangan peradaban bangsa barat mengalami stagnansi.

Kedua, era rennaisans sekitar abad ke-15 hingga 17 masehi. Rennaisans berasal dari kata renaitre yang memiliki arti “Kehidupan baru”. Latar belakang dari lahirnya gerakan rennaisans tentunya berkaitan dengan kemunduran peradaban barat akibat subordinasi gereja dalam dimensi kehidupan masyarakat yang terlalu luas. Oleh karena itu, ghiroh dari gerakan rennaisans yang dipelopori oleh para ilmuwan-ilmuwan barat adalah untuk memperkecil otoritas gereja (sekulerisasi) sembari memberikan penghargaan terhadap akal-budi manusia untuk mendorong perubahan. Era rennaisans sendiri merupakan masa transisi masyarakat barat dari periodesasi gelap (dark ages) menuju periodesasi kemajuan (aufklarung).

Ketiga, era aufklarung sekitar abad ke-17 hingga 19 masehi. Ini adalah masa pencerahan/kemajuan bagi bangsa barat. Di masa ini, kemampuan akal mendapat marwahnya serta digunakan untuk mendorong kemajuan-kemajuan baik secara sosial-politik maupun teknologi-ekonomi. Di masa aufklarung inilah lahir gagasan-gagasan besar mengenai konsep ketatanegaraan yang memberikan sumbangsih besar bagi perkembangan dunia. Jargon yang terkenal di era aufklarung adalah sapere aude yang artinya beranilah berpikir sendiri. Pada masa aufklarung inilah titik balik bagi kemajuan peradaban bangsa barat.

Dalam konteks retrospektif peradaban barat, apa yang terjadi pada bangsa barat secara values juga memiliki relevansi dengan apa yang terjadi pada Indonesia. Indonesia pernah mengalami masa dark ages yakni masa orde baru. Masa orde baru adalah masa di mana otoritarianisme dan represifitas negara begitu kuat dan masif. Pelanggaran HAM dan non-demokratis adalah ciri paling khas dari era orde baru. Kemudian, Indonesia juga pernah dan sedang mengalami masa rennaisans yakni masa reformasi. Masa transisi dan demokratisasi menuju era kemajuan atau aufklarung. Selanjutnya, 100 tahun peringatan kemerdekaan Indonesia pada 2045 mendatang seharusnya bisa menjadi era aufklarung bagi peradaban bangsa Indonesia.

Melihat Indonesia 2045

Pertama, inklusi sosial berbasis spiritual-kebangsaan. Inklusi sosial secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah ruang interaksi sosial yang terbuka, egaliter, bhinneka, dan adil. Di Indonesia sejauh ini, inklusi sosial yang terbentuk masih bersifat kalkulasi mayoritas-minoritas, sektoral dan sporadis, maka tak heran perilaku-perilaku intoleransi dan nir-pluralisme kerap terjadi. Maka, ke depan ruang inklusi sosial harus direvitalisasi menjadi inklusi sosial yang berbasis spiritual dan kebangsaan.

Dalam arti, values dari inklusi sosial harus dilandasi dan diarahkan guna menyemai kehidupan spiritual yang moderat dan kemajuan peradaban bangsa, tidak boleh ada tempat bagi egoisme mayoritas, eksklusifitas, dan ekstrimisme. Di era globalisasi, kemajuan hanya bisa diraih dengan adanya sinergi dari beragam dimensi perbedaan. Inklusi sosial berbasis spiritual-kebangsaan bisa terwujud dengan adanya restorasi sistem pendidikan yang menekankan keseimbangan antara intelektual-kognitif, karakter-spiritual, dan altruisme-kebangsaan. Selain itu, di tingkat middle-class dan grassroots moderasi beragama dan relasi primordial harus terus dirajut secara respirokatif-produktif.

Kedua, perubahan sosial-ekonomi yang berkeadilan sosial dan berbasis pembangunan berkelanjutan. Saat ini tingkat kesenjangan sosial di Indonesia masih cukup tinggi. Menurut data dari BPS, ratio gini Indonesia pada Maret 2020 sebesar 0,381. Kesenjangan sosial inilah yang kemudian menjadi penyebab dari kemiskinan struktural yakni ketidakmampuan otoritas kekuasaan dan struktur sosial untuk mengalokasikan sumber daya sosial-ekonomi secara adil. Di sisi lain, pembangunan sosial-ekonomi sendiri kerap “diselundupkan” untuk kepentingan pragmatis-koruptif yang merusak tiang pembangunan berkelanjutan dan ekologi.

Maka, perubahan sosial-ekonomi ke depan harus berbasis keadilan sosial (keadilan distributif-komutatif) dengan memperhatikan pembangunan berkelanjutan khususnya terkait alokasi sumber daya alam dan perlindungan ekologi. Pembangunan sosial-ekonomi tidak boleh merusak tatanan pembangunan berkelanjutan dan eksistensi ekologi. Kunci untuk membuat perubahan sosial-ekonomi yang berkeadilan sosial dan berbasis pembangunan berkelanjutan adalah penguatan supremasi hukum, restorasi sistem politik oligarki menjadi sistem politik kerakyatan, revitalisasi sistem partai politik, dan reformasi birokrasi menuju birokrasi yang akuntabel, profesional, dan non-koruptif.

Ketiga, revitalisasi masyarakat sipil menuju masyarakat sipil yang kontributif dan kuat. Ini penting, karena salah satu unsur yang mendukung terwujudnya demokratisasi adalah peran dari masyarakat sipil. Azyumardi Azra dalam artikelnya berjudul Stagnansi Masyarakat Sipil (Kompas, 5 Maret 2020) menilai bahwa masyarakat sipil di Indonesia tengah mengalami stagnansi yang berakibat pada mundurnya kualitas demokrasi. Memang ada beberapa kelompok masyarakat sipil yang kontributif dan kuat tetapi hal demikian belum menjadi arus utama, hanya segelintir.

Menurut saya, ada beberapa hal penting terkait revitalisasi masyarakat sipil. Pertama, dukungan konstruktif dari pihak eskternal baik akademisi, masyarakat, hingga sinergi antar-masyarakat sipil. Kedua, strategi advokasi yang menekankan pada spirit progresifitas, terencana, dan tepat sasaran. Ketiga, restorasi kultur dan tata-kelola organisasi agar kepentingan-kepentingan yang diperjuangkan oleh kelompok masyarakat sipil tidak sekadar bersifat pragmatis-seporadis. Pada prinsipnya, masyarakat sipil harus mampu menjadi counter balance yang kuat bagi pemerintah agar marwah demokrasi tetap terjaga sekaligus meminimalisir potensi otoritarianisme.

Rabu, 24 Maret 2021

PUISI: BARA ASMARA

Senja pergi menyisakan gulita

Menyambut lindap kirana malam 

Binar kelam membumbung bumantara

Sayup rindu mendekap hangat

Terpanah keanggunan yang tak tersentuh

Meski nusa memisah dwi raga

Bara asmara melekat kekal





Selasa, 23 Maret 2021

PUISI: SENGGIGI 23 Maret

Rintik hujan di tengah malam

Ombak Senggigi membisu penuh tabir

Redup relap lilin temaram

Dingin hening meratapi arti

Hanyut sepi memeluk jiwa

Menggigil pusara memori 

Menguak sayatan luka silam

Hati bersimbah darah tanpa tetes air mata

Sendiri meredam sakau amarah






Sabtu, 20 Maret 2021

PUISI: SAMPAI MENJADI JASAD

Jengah jumawa melambung angkasa

Bertabur malam kelip kejora 

Semilir sahaja mencengkeram erat 

Terendap rasa mahligai suci

Melebur dialektika ego

Badai problema hanya cubit mesra

Kesetiaan tak tergoyah hingga nadir

Cinta bersemi hingga nafas terakhir

Sampai menjadi jasad




Kamis, 18 Maret 2021

PUISI: SEMPURNA

Alur kehidupan penuh liku

Patah harap dan lelah jiwa silih menyapa

Berai terjerembab dalam palung sendu

Sepi membisu melilit angan

Lekas bangkit membuncah   

Melambai dermaga hati

Paras ayu terbayang setiap mimpi

Terindah yang pernah terlihat mata

Tiada hambaNYA secantik dirimu


Rabu, 17 Maret 2021

PUISI: KALAH

Aku letih mengalami kalah

Kalah lagi, lagi-lagi kalah

Obsesi indah tersapu kegagalan

Mega asa tergores perih luka

Lelah terhempas ombak dan karang 

Namun naluri menang masih bersemayam

Gairah hidup pijar menyala 

Berkelana mencari cahaya

Acuh jiwa terus melangkah

Sampai ujung waktu

Hingga menang




Kamis, 11 Maret 2021

PUISI: DERAP CINTA

Menatap keelokan nan tak terjamah

Sekam takzim memukau jiwa

Putik bunga sembilu asmara

Bersembunyi dalam bilik hati

Sunyi sepertiga malam terhembus doa

Menghujam lugas remang dan bintang

Selaksa cakra sudarsana

Derap cinta merajah sekujur tubuh





Kamis, 04 Maret 2021

PUISI: TIKUS BERDASI

Pemburu kekuasaan bersilat lidah

Meracuni nalar rakyat untuk saling benci

Apologi menguap dalam ruang hampa

Narasi demagogis menyulut prahara

Membawa nama Tuhan dengan picik

Fatsun-fatsun utopis menggaung gahar

Purna martabat demi tahta fana

Tikus berdasi perusak bumi pertiwi

Gaya parlente dan hidup hedon

Nurani mangkat 

Lihatlah kaum papa

Sesuap nasi pun susah



Selasa, 02 Maret 2021

PUISI: MATAMU

Rona matamu seindah palombaggia

Kemilau bestari melumpuhkan jiwa

Tatap matamu lekap tabir pesona

Mematri renjana kasih semburat luhur

Lirik matamu setajam busur gandiwa

Angkuh hati seketika bersimbah takjub

Jangkar asmara kekal telaga sukma