Minggu, 06 Desember 2015

LANGKAH YANG PERCUMA


Siang ini Saya tengah merebahkan diri di kasur kamar adik saya , dinginnya udara dari pendingin ruangan (AC)  di kamar ini membuat saya nyaris terlelap menuju alam mimpi (tidur) , akan tetapi saat saya hendak terlelap menuju alam mimpi tiba-tiba terdengar suara adzan dzhuhur dari masjid dekat rumah saya , secara refleks saya pun terbangun.


Setelah melaksanakan sholat dzhuhur ,entah mengapa tiba-tiba terlintas di benak dan pikiran saya untuk membuat sebuah artikel mengenai perkembangan kondisi persepakbolaan nasional saat ini di blog pribadi saya , maka dari itu dengan segera saya pun meminjam laptop adik saya , dan memulai menuangkan gagasan di otak saya untuk di konversikan menjadi sebuah tulisan.


sebagaimana anda ketahui kondisi persepakbolaan nasional saat ini masih dalam keadaan yang “koma” , meskipun beberapa bulan terakhir geliat persepakbolaan nasional kembali bergairah dengan adanya beberapa turnamen seperti piala presiden, piala kemerdekaan serta baru-baru ini piala jenderal soedirman.


Akan tetapi turnamen-turnamen tersebut bukanlah ajang resmi , sehingga hal ini tidak dapat di jadikan tanda bahwa sepakbola indonesia telah sembuh dari koma nya ,persepakbolaan nasional boleh dikatakan telah sembuh dari koma nya apabila aktivitas persepakbolaan yang resmi telah dapat bergulir kembali ,sehingga apabila aktivitas persepakbolaan nasional yang resmi belum dapat bergulir maka kondisi persepakbolaan nasional masih dapat di katakan dalam keadaan “koma’’  dan kalau saya ilustrasikan kondisi persepakbolaan nasional saat ini maka kondisinya seperti ini :


PSSI ibarat sebuah sekolah yang sedang di bekukan oleh pemerintah setempat ,dimana pemerintah membekukan sekolah tersebut  karena bobroknya segala sistem  yang ada di dalam sekolah tersebut , kemudian pemerintah mencoba mengambil alih penyelenggaraan kegiatan di sekolah itu sementara waktu dengan tujuan agar sekolah tersebut dapat di perbaiki dan menjadi lebih baik kedepannya dalam segala aspek.


maka logikanya setelah pembekuan seharusnya pemerintah segera melakukan langkah yang tepat ,cepat dan konkret untuk memperbaiki kondisi sekolah tersebut  (tentu sesuai dengan kewenangannya) ,karena apabila tidak segera di perbaiki secara cepat , tepat dan konkret  maka  beberapa elemen yang ada di dalam sekolah itu ,yang hidup dan berkembang dari adanya aktivitas pembelajaran di sekolah tersebut , seperti guru , murid , penjaga sekolah , pegawai tu dan penjual makanan di kantin akan sangat di rugikan dengan adanya pembekuan yang tak kunjung ada jalan keluarnya tersebut.


alangkah bijaksana , seandainya sebelum memutuskan untuk membekukan PSSI ,pemerintah sudah menyadari dan menghetahui sejauh mana batas-batas tugas dan kewenangannya , sudah mempertimbangkan masak-masak akibat dan dampak apa saja yang akan timbul dari adanya pembekuan tersebut , serta sudah menyiapkan langkah (visi misi dan konsep) yang matang , terencana dan terprogram  agar dapat di implementasikan sesegera mungkin untuk memperbaiki dan menata kembali kondisi persepakbolaan nasional agar menjadi lebih baik dalam segala hal (setelah pembekuan dilakukan).


Seperti yang sudah pernah saya sampaikan pada artikel saya yang berjudul  “MENGAPA SULIT SEKALI ?”, bahwa pembekuan PSSI ini dapat membuat kondisi persepakbolaan nasional menjadi lebih baik serta  dapat pula membuat kondisi persepakbolaan nasional menjadi makin buruk.


Pembekuan ini dapat membuat kondisi persepakbolaan nasional menjadi lebih baik apabila setelah pembekuan , pemerintah (lewat kemenpora) segera melakukan langkah cepat ,tepat dan konkret untuk memperbaiki kondisi persepakbolaan nasional dan pembekuan ini juga dapat membuat kondisi persepakbolaan nasional menjadi makin buruk  apabila setelah adanya pembekuan pemerintah tidak segera melakukan langkah yang cepat , tepat dan konkret untuk memperbaiki kondisi persepakbolaan nasional.


Saya tidak bertendensi untuk mendukung pssi ,akan tetapi dengan Melihat kondisi yang terjadi saat ini , saya rasa pembekuan pssi justru  membuat kondisi persepakbolaan nasional semakin buruk , mengapa saya mengatakan bahwa pembekuan ini justru membuat kondisi persepakbolaan nasional menjadi semakin buruk , karena dengan pembekuan pssi ini membuat segala aktivitas yang menjadi esensi dasar dari sepakbola itu sendiri  tidak dapat berjalan.


Diantaranya kompetisi resmi yang menjadi ladang berkembangnya pertumbuhan sepakbola di suatu negara tidak dapat bergulir di indonesia , pembinaan usia dini dari tim nasional kelompok umur pun tidak dapat melakukan fungsinya , serta menutup kesempatan indonesia untuk ikut berpartisipasi di ajang –ajang internasional seperti piala dunia , meskipun kalau  tidak ada pembekuan peluang indonesia untuk bisa berpartisipasi di piala dunia saya rasa peluangnya kurang dari 1 % , akan tetapi setidaknya peluang atau kesempatan itu masih ada.


Saya akan mengatakan pembekuan pssi ini dapat membuat kondisi persepakbolaan nasional menjadi lebih baik , seandainya setelah adanya pembekuan tersebut pemerintah segera memperbaiki kondisi persepakbolaan nasional baik dari segi organisasi , sistem maupun tata kelola (di sesuaikan dengan kewenangannya ) sehingga ketiga aspek tersebut menjadi lebih baik dari pada sebelum adanya pembekuan.


Akan tetapi melihat kondisi saat ini , (sejak pembekuan pssi pada tanggal 18 apil 2015) , saya lihat kondisi persepakbolaan nasional justru  lebih buruk dari pada sebelum adanya pembekuan(dengan alasan-alasan seperti di atas) hal ini di karenakan pemerintah tidak segera melakukan langkah yang cepat , tepat dan konkret untuk memperbaiki kondisi persepakbolaan nasional.


saya melihat pemerintah tidak memiliki visi , misi serta konsep yang matang ,terencana dan terpogram untuk memperbaiki persepakbolaan nasional, hal inilah yang membuat pembekuan ini terasa tidak ada pengaruh yang lebih baik (jalan di tempat) , bahkan justru membuat kondisi persepakbolaan nasional semakin buruk.


apabila pemerintah memang telah memiliki visi,misi dan konsep yang matang , terencana dan terprogram , saya rasa waktu 7 bulan sudah lebih dari cukup untuk menerapkan visi , misi dan konsep tersebut untuk merubah ,memperbaiki dan menata kembali segala aspek dalam dunia persepakbolaan nasional menjadi lebih baik.


Dan setelah pembekuan pssi selama 7 bulan ini , kondisi persepakbolaan nasional belum jua membuat perubahan yang lebih baik dari pada sebelum adanya pembekuan , maka dengan lantang saya mengatakan bahwa “PEMBEKUAN PSSI “ pada tanggal 18 april lalu adalah LANGKAH YANG PERCUMA !! suka tidak suka namun demikianlah adanya kawan !!.


Saya yakin tujuan pemerintah membekukan induk organisasi sepakbola indonesia (PSSI) pasti dengan niat dan tujuan yang baik , yaitu untuk merubah sistem dan kondisi persepakbolaan di indonesia menjadi lebih baik , akan tetapi niat dan tujuan yang baik tanpa di landasi pelaksanaan dan cara yang tepat maka akan membuat niat dan tujuan yang baik itu tidak akan pernah terwujud.


Ibarat seorang anak yang bermimpi untuk dapat  menaikkan haji kedua orang tua nya ,tentu saja hal itu adalah niat yang baik bukan ?? , namun apabila anak tersebut hanya mempunyai niat baik tanpa melakukan usaha yang konkret untuk mewujudkan mimpi itu , maka niat itu selamanya akan menjadi niat saja , tidak akan pernah terwujud menjadi sebuah kenyataan.


Maka dari itu saat kita ingin mewujudkan suatu mimpi dan cita-cita menjadi sebuah kenyataan , kita harus mempunyai 2 hal yang saling melengkapi , yaitu niat yang baik dan usaha yang konkret , karena  dengan mempunyai 2 hal tersebut serta di dukung dengan doa insyallah mimpi dan cita-cita kita akan dapat terwujud menjadi sebuah kenyataan,beda hal nya saat kita hanya memiliki niat yang baik tanpa melakukan usaha yang konkret maka mimpi dan cita-cita tersebut selamanya tidak akan pernah  terwujud menjadi sebuah kenyataan.




"INGIN MENCAPAI SUATU TUJUAN HANYA BERMODALKAN NIAT  , IBARAT INGIN MENYEBRANGI SAMUDRA HANYA BERMODALKAN KEMAMPUAN BERENANG"




Selesai.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar