~ TERKADANG KEUNGGULAN SESEORANG TIDAK
DI TENTUKAN OLEH SEBERAPA BESAR KEMAMPUAN YANG ADA DI DALAM DIRINYA AKAN TETAPI
DI TENTUKAN OLEH SEBERAPA BESAR SESEORANG TERSEBUT MAMPU MEMAKSIMALKAN
KEMAMPUAN YANG DIA MILIKI ~
Evan...Evan...Evan... terdengar sorak sorai penonton membahana
di tribun utama stadion krida rembang , saat pemain bernomor punggung 10 tersebut menggiring
bola dan melewati beberapa pemain lawan , sore itu stadion krida rembang di
padati oleh sekitar 5000 an penonton , “evan memang calon striker hebat”
terdengar celotehan dari beberapa penonton yang duduk di tribun utama stadion
ini , aku mendengar celotehan tersebut karena posisi bench pemain memang cukup
dekat dengan tribun utama , sehingga setiap suara yang keluar dari para mulut
penonton pasti terdengar jelas di telinga para pemain cadangan dan staff
pelatih tim PSIR U-17.
Sore itu tim PSIR U-17 tengah mengggelar uji coba terakhir
menuju gelaran piala soeratin tingkat jawa tengah yang akan berlangsung 7 hari
lagi , sore itu tim PSIR U-17 berhadapan dengan tim PERSIPA U-17 yang juga
merupakan salah satu tim peserta dalam ajang piala soeratin mendatang ,
pertandingan sendiri berakhir dengan skor 4-1 yang dimenangkan oleh tim PSIR
U-17 berkat hattrick dari evan dan satu gol dariku , aku sendiri baru masuk ke
lapangan pada menit 85 untuk menggantikan evan yang sudah nampak kelelahan dan
aku berhasil mencetak gol 2 menit berselang.
Pada pertandingan tersebut evan benar-benar berhasil memukau para penonton yang hadir di stadion krida , dribbling nya istimewa , melewati 3 hingga 4 pemain adalah hal yang mudah bagi seorang evan , larinya kencang , tendangan dari kedua kakinya sama-sama mematikan , modal tersebutlah yang membuat evan dianggap sebagai pesepakbola muda paling potensial di kabupaten rembang , evan memang terlahir dengan bakat sepakbola yang kental , ayahnya adalah mantan pemain sepakbola professional , begitupun juga dengan kakeknya , maka tak terlalu mengherankan jikalau evan mempunyai talenta diatas rata-rata dari pada yang lain , satu-satunya kekurangan evan dalam bermain sepakbola adalah stamina nya yang gampang kendor ketika pertandingan memasuki pertengahan babak kedua , di saat-saat seperti itulah biasanya pak handoyo , pelatih kami , akan memanggilku untuk melakukan pemanasan , dan disaat evan sudah nampak sangat kelelahan barulah aku masuk kelapangan untuk menggantikannya , dalam 5 pertandingan ujicoba terakhir , aku selalu main di akhir-akhir babak kedua untuk menggantikan evan , oh yaa karena memang hanya ada satu cadangan striker di tim kami yaitu aku , sebagai seorang pemain sepakbola khususnya striker talentaku tidak seistimewa evan , aku tidak memiliki dribbling yang bagus bahkan untuk melewati satu pemain pun terasa sedikit sulit , lariku juga tidak terlalu kencang , kelebihan ku dalam bermain sepakbola hanyalah stamina yang luar biasa dan insting mencetak gol ku yang lumayan bagus , aku layaknya filipo inzhagi dalam persepakbolaan eropa.
Dan sebagai pemain cadangan tentu aku sudah tau konsekuensi
yang akan aku terima , yaitu menit bermain yang akan sangat minim , apalagi
dengan striker utama sekelas evan , peran evan di tim kami itu ibarat peran
cristiano ronaldo di timnas portugal , gareth bale di timnas wales , zlatan di
timnas swedia , dan messi di timnas argentina , sangat vital dan tak tergantikan ,
jikalau tidak benar-benar kelelahan atau cedera , sangat mustahil evan akan
digantikan oleh pemain lain , menyadari akan hal tersebut justru membuatku
semakin giat dalam berlatih , aku selalu percaya akan satu adagium yang
berbunyi “semakin besar perjuangan dan
penderitaan yang kita rasakan dalam mencapai sesuatu maka akan berpeluang
menghasilkan kuantitas keberhasilan yang semakin besar pula karena pada
dasarnya tidak pernah ada pengorbanan yang sia-sia begitulah sejarah akan dan
selalu mencatatnya” , menyadari bahwa bakat dan talenta ku tidak sebaik evan ,
membuatku harus berlatih jauh lebih keras dari evan , selain latihan rutin
bersama tim , aku selalu menambah porsi latihan sendiri , selain itu aku juga
selalu menyisihkan uang jajanku untuk membeli susu dan buah-buah an serta
istirahat yang cukup juga selalu menjadi prioritasku , pola hidup disiplin
selalu ku terapkan dalam kehidupanku sehari-hari.
Pada suatu siang saat aku sedang jogging mengelilingi
lapangan dekat rumahku , aku bertemu dengan pak handoyo yang kebetulan sedang
lewat , melihatku sedang lari-lari , pak handoyo pun mematikan motornya dan
menyapaku : “fathir ngapain siang-siang gini kamu lari-lari , sebagai pemain
cadangan aku hanya akan memasangmu di saat-saat evan benar-benar dalam kondisi
darurat , jadi kamu tidak perlulah berlatih sekeras ini , kasihan dirimu” aku
pun menjawabnya : “maaf pak , sebagai pemain cadangan aku juga merasa memiliki
tanggung jawab untuk memberikan yang terbaik bagi tim , meskipun bapak hanya
akan menurunkan aku semenit pun aku akan memberikan yang terbaik semaksimal
kemampuanku , lebih dari itu aku ingin melatih diriku sendiri untuk selalu
bekerja keras dalam mencapai sesuatu , jika hanya dengan label pemain cadangan
membuatku ogah dalam berlatih , bagaimana bisa aku mewujudkan mimpiku menjadi
pemain sepakbola professional yang baik pada masa yang akan datang pak” pak
handoyo pun menjawab “baiklah aku sangat menghargai prinsipmu , tapi jangan latihan
terlalu keras nanti kamu malah jatuh sakit , kalau begitu aku pulang dulu ya “ “iya pak hati-hati” jawabku lirih.
Sepulang dari jogging , aku pun merebahkan diri di kasur
“hmm lumayan melelahkan hari ini” gumamku dalam hati , saat hendak terlelap
tidur tiba-tiba handphone ku berbunyi , dalam layar tertera nama evan , secepat
kilat akupun mengangkatnya : “halo van ada apa” aku mengawali pembicaraan ,evan
menjawabnya “kamu dimana thir ? ayo
ngopi di warung kopi mbah man”. Aku : “absen dulu van aku lelah nih habis jogging
, aku mau tidur” , evan : "siapa juga yang suruh jogging siang-siang bolong gini ,
yaudah deh kalau gitu , selamat istirahat ya” , aku : "iya van , kamu jangan
kebanyakan minum kopinya dan nggak usah ngrokok lagi , lusa kita kan tanding ,
nanti kamu malah kelelahan “ , evan : “haha iya iya”
Aku dan evan adalah sahabat , kami biasa nongkrong dan
menghabiskan waktu bersama di warung kopi mbah man sebuah warung kopi sederhana
di pinggiran kota rembang, sebagai sebuah pribadi evan adalah orang yang baik ,
dia ramah , tidak sombong meskipun hebat , dan baik hati akan tetapi sebagai seorang calon atlet professional
, evan adalah pribadi yang buruk , ia adalah perokok berat , dalam sehari ia
bisa menghabiskan 2 bungkus rokok selain itu ia juga suka begadang hingga larut
malam bahkan terkadang ia juga menenggak minuman keras , mungkin kebiasaannya
itulah yang membuat ia tidak terlalu memiliki stamina yang bagus dalam bermain
sepakbola , aku pun sering menasehatinya agar menghentikan kebiasaan buruknya
tersebut , akan tetapi evan pun tak pernah menggubrisnya , karena pada dasarnya
ia memang sedikit agak keras kepala , sejak lahir evan sudah kehilangan ibunya
yang meninggal pada saat melahirkannya , ayahnya sendiri bekerja sebagai seorang
nahkoda kapal asing selepas pensiun dari hingar bingar dunia sepakbola hal tersebut membuat ayahnya jarang memantau perkembangan evan , tanpa didikan
orang tua sejak kecil membuat evan tumbuh sebagai sebuah pribadi yang “liar” ,
memang dari segi materi ayahnya telah mampu menyukupi atau bahkan melebihi
kebutuhannya akan tetapi dari segi kasih sayang dan dukungan moril evan tidak
pernah mendapatkannya , hal itulah yang membuat evan tumbuh menjadi anak yang
sedikit keras kepala dan liar.
PERTANDINGAN PERDANA
Sore ini akan di gelar pertandingan perdana piala soeratin
2016 tingkat provinsi jawa tengah , piala soeratin adalah kejuaran sepakbola
bagi para pemain berusia 17 tahun ke bawah yang diadakan oleh PSSI , kebetulan
untuk wilayah provinsi jawa tengah , kabupaten rembang lah yang menjadi tuan
rumah , sebagai pembuka sore ini tim tuan rumah yang diwakili oleh tim PSIR
U-17 akan berhadapan dengan tim PSCS U-17 , pertandingan sendiri akan di gelar
tepat pukul 15.00 wib , pada ajang piala soeratin kali ini hanya akan diikuti oleh
8 tim saja , yang terbagi dalam 2 grup .
pagi hari sekitar pukul 09.00 wib aku meluncur ke rumah evan , tujuanku ke rumah evan adalah untuk meminjam skin karena kebetulan skin ku hilang satu , kelihatannya di curi tikus di rumahku semalam , akan tetapi saat tiba di rumahnya aku mendapati evan masih tertidur pulas di ranjangnya , “van...van..van..” aku pun mencoba membangunkannya akan tetapi evan masih asyik dengan dengkurannya , hmm pasti evan habis begadang tadi malam nih , gumamku , yaudahlah aku pulang saja , kasihan dia butuh istirahat , aku pun kembali ke rumah , dan syukurnya saat kembali ke rumah akhirnya aku dapat menemukan skin ku yang hilang tersebut , skin tersebut ketemu di bawah kolong ranjang tidurku.
Sekitar pukul 14.40 siang menjelang pertandingan di ruang ganti pemain , pak handoyo
pelatih kami berkata kepada semua pemain bahwa dalam setiap pertandingan piala
soeratin ini akan di amati oleh para pemandu bakat dari PSSI untuk memilih para pemain-pemain berbakat dalam ajang ini , para pemain
yang terpilih akan di proyeksikan untuk mengisi skuad timnas U-18 , setelah mendangarkan perkataan dari pak handoyo tersebut , semua pemain pun bersiap menuju lapangan pertandingan dan saat waktu menunjukan tepat pukul
15.00 wib pertandingan pun dimulai , seperti biasa aku pun harus duduk di
bangku cadangan , dengan menggunakan formasi 4-5-1 , tim PSIR U-17 mengandalkan
evan sebagai sang ujung tombak , pertandingan sendiri berjalan alot hingga
babak pertama berakhir skor pun masih sama kuat 0-0 , sore itu evan bermain
kurang greget , tidak nampak kualitas permainan evan yang sesungguhnya , tak lama berselang babak kedua pun dimulai , seperti
halnya pada babak pertama , pada babak kedua ini pertandingan juga masih
berjalan alot kedua tim masih saling jual beli serangan , saat pertandingan
akan berakhir imbang , dimenit 90 evan akhirnya berhasil membobol gawang lawan
lewat sebuah kemelut di depan gawang , setelah evan mencetak gol tersebut
, untuk mengulur-ulur waktu pertandingan
yang masih tersisa 2 menit , akhirnya aku dimasukkan oleh pak handoyo untuk menggantikan evan , aku pun hanya berada di
lapangan kurang dari 2 menit tanpa menyentuh bola sekalipun , tapi aku sangat
bersyukur akhirnya tim kami bisa meraih poin maksimal di laga perdana ini , dan
pada 2 pertandingan penyisihan grup selanjutnya evan sungguh menjadi bintang
bagi tim kami , ia memborong semua gol yang tercipta , yaitu saat PSIR U-17
mengalahkan PERSIJAP U-17 2-0 dan saat PSIR U-17 membekuk PPSM U-17 1-0 ,
berbekal 9 poin dari hasil 3 kali kemenangan dari 3 kali bertanding tim PSIR
U-17 pun melaju ke babak semifinal , dalam 2 pertandingan PSIR U-17 yaitu saat
melawan PERSIJAP U-17 dan PPSM U-17 itu sendiri aku hanya turun total selama 5
menit , yaitu turun selama 3 menit saat
menghadapi PERSIJAP U-17 dan turun selama 2 menit saat melawan PPSM U-17 ,
dalam dua pertandingan tersebut aku selalu turun gelanggang untuk menggantikan
evan , evan sendiri sementara ini mampu memuncaki daftar top skor sementara
ajang ini dengan torehan 4 gol.
Meskipun hanya turun di akhir-akhir pertandingan dalam 3
pertandingan penyisihan grup , tidak lantas membuatku ogah-ogah an dalam
berlatih , selain berlatih rutin bersama tim aku pun tetap menambah porsi
latihan sendiri diluar jadwal latihan rutin tim , tidak masalah bagiku turun berapa
menit pun yang terpenting adalah aku ingin selalu mengasah kemampuanku saat
berlatih sehingga pada saat kesempatan itu datang , aku akan mampu
memaksimalkannya secara maksimal dan akhirnya kesempatan yang kutunggu-tunggu itupun hadir juga
, pada pertandingan babak semifinal melawan PSIS U-17 , aku ditunjuk sebagai
starter oleh pak handoyo hal tersebut terjadi lantaran striker utama tim kami ,
evan , mengalami sakit demam , setelah dalam 3 pertandingan selalu turun dalam
durasi kurang dari 3 menit , aku rasa ini adalah kesempatan terbaik untuk
menunjukkan kemampuanku sebagai seorang striker yang haus gol , saat
pertandingan dimulai , hujan deras mengguyur stadion krida , hal tersebut
membuat lapangan sedikit tergenang air dan kedua tim pun tidak bisa memainkan
bola-bola pendek alhasil kedua tim pun bermain dengan bola-bola lambung
sehingga pertandingan sendiri berjalan kurang menarik , pada akhir babak
pertama tim kami mendapat sebuah sepakpojok , soni yang mengambilnya , soni pun
menendang dan bola mengarah kepada saya , akan tetapi sebelum menyentuh kepala
saya bola itu sudah terlebih dahulu di tangkap oleh kiper lawan , akan tetapi
tiba-tiba bola itu lepas dari tangkapan kiper tersebut dan dengan mudahnya saya
menyonteknya ke mulut gawang , babak pertama pun berakhir dengan skor 1-0 untuk
tim kami , pada saat babak kedua dimulai hujan yang mengguyur sudah reda , hal
itu membuat kedua tim mampu menunjukkan permainan terbaik , pertahanan tim PSIS U-17 yang sangat solid membuat saya
seakan mati kutu , akan tetapi sekitar menit 80 , sebuah serangan dari tim kami
di dekat daerah pertahanan lawan menghasilkan pelanggaran dan berbuah tendangan
bebas , aku pun maju sebagai algojonya , berjarak 25 meter dari mulut gawang
aku akhirnya berhasil mencetak gol kedua di pertandingan ini , skor pun berubah
menjadi 2-0 untuk tim kami , dan skor tersebut pun tidak berubah hingga wasit
meniupkan peluit tanda berakhirnya pertandingan , tim kami pun berhasil melaju
ke babak final.
Setelah pertandingan , aku pun dipanggil oleh pak handoyo ,
dia berkata , dengan melihat penampilanku pada pertandingan semifinal ini , ia
punya rencana akan mengubah formasi pakemnya 4-5-1 menjadi 4-4-2 pada partai
final mendatang , dengan formasi 4-4-2 ia berencana akan menduetkan aku dengan
evan sebagai ujung tombak tim , dia sungguh tidak menyangka ternyata aku mampu
bermain sebagus tadi , akan tetapi sejujurnya kalau boleh menilai secara fair ,
aku menilai penampilanku pada pertandingan tadi tidak terlalu bagus , aku
terlalu mudah dimatikan oleh para pemain belakang lawan , 2 gol ku sendiri pada
pertandingan itu lahir dari satu keberuntungan karena tangkapan dari kiper
lawan yang lepas dan satu dari tendangan bola mati , akan tetapi mungkin
pelatih memiliki penilaian tersendiri.
Sehari menjelang partai final aku pun semakin bersemangat
berlatih, karena pada pertandingan final nanti aku akan berduet dengan evan ,
sebuah kesempatan langka yang tentunya harus aku maksimalkan , malam harinya
aku pun sempat sulit untuk tidur lantaran membayangkan apa yang akan terjadi
besok hari , “turun sejak menit pertama
dan berduet dengan evan hmm besok aku akan tampil habis-habis an” gumam ku
dalam hati , tak lama berselang aku pun terlelap di dalam indahnya mimpi.
Pagi harinya , setelah latihan pagi di gelar , tiba-tiba pak
handoyo memanggil ku sendirian di pinggir lapangan , pak handoyo berkata :
“fathir , saya mohon maaf pada pertandingan nanti sore kamu tidak jadi berduet
dengan evan , saya tetap akan menggunakan formasi 4-5-1 dengan evan tetap jadi
ujung tombaknya , saya mohon kamu bisa menerima keputusan saya , ini murni
strategi tim “ , aku pun menjawabnya : “ siap pak , saya selalu menerima apapun
keputusan anda , anda pelatihnya , anda yang lebih tahu mana yang terbaik bagi
tim , tugas saya sebagai pemain adalah bermain sebaik-baik nya saat pelatih dan tim
membutuhkan tenaga saya” , pak handoyo : saya tahu kamu berjiwa besar fathir
terima kasih” aku : “sama-sama pak” dan pembicaraan pun berakhir.
Sore harinya , partai final piala soeratin tahun 2016
tingkat provinsi jawa tengah pun digelar , partai final kali ini mempertemukan
tim tuan rumah PSIR U-17 melawan PERSIS U-17 , sore ini cuaca di kota rembang
nampak begitu cerah , sekitar 10 ribu penonton memadati stadion krida sore ini
, diantara ribuan penonton tersebut , nampak beberapa pemandu bakat dari PSSI
hadir untuk mencari bibit – bibit pemain yang akan di proyeksikan untuk mengisi
skuad timnas u-18 , tepat pukul 15.30 wib , pertandingan pun di mulai ,kedua
tim langsung mengambil inisiatif serangan, pertandingan pada babak pertama sendiri lebih
di kuasai oleh tim tamu , alhasil hingga babak pertama berakhir tim tamu sudah
unggul 2 gol dari tim kami , evan sendiri tampil sangat baik pada pertandingan
itu ia beberapa kali mengancam gawang tim lawan , akan tetapi keberuntungan
belum jua memihak kepadanya , saat pertandingan babak kedua baru berjalan lima
menit , tiba-tiba pak handoyo menyuruhku untuk pemanasan dan 5 menit kemudian
aku masuk kelapangan untuk menggantikan salah satu gelandang kami , dengan
masuknya diriku formasi tim berubah menjadi 4-4-2 , dan akhirnya aku pun dapat
berduet dengan evan , setelah masuknya diriku permainan tim kami pun menjadi
lebih hidup berbagai peluang matang dapat kami ciptakan , puncaknya di menit ke
65 aku berhasil membobol gawang lawan setelah mendapatkan umpan matang dari soni , sebelum memberikan umpan tersebut soni terlebih dahulu mampu mengecoh 2 pemain belakang
lawan , skor pun berubah menjadi 2-1 kami masih tertinggal 1 gol dari tim lawan
, sepuluh menit berselang aku kembali berhasil membobol gawang lawan ,
lagi-lagi soni lah yang menjadi kreatornya , setelah berhasil melewati satu
pemain belakang lawan soni langsung memberikan umpan chip ke mulut gawang dan
secepat kilat aku pun menyambar bola tersebut untuk menyamakan skor menjadi
sama kuat 2-2 , saat skor imbang , tim lawan seakan akan sudah patah semangat
sehingga dengan mudahnya kami membombardir pertahanan mereka , dan akhirnya
di menit injury time aku berhasil mencetak hattrick pada pertandingan itu , gol
tersebut tercipta lewat sebuah kerjasama yang cantik antara aku dan evan ,
pertandingan pun berakhir , tim kami keluar sebagai juaranya , aku keluar sebagai
top skor dengan koleksi 5 gol dan dinobatkan sebagai pemain terbaik , sungguh momen yang luar biasa.
Seminggu setelah
partai final tersebut aku mendapatkan kabar dari pak handoyo bahwa aku terpilih ke dalam skuad tim nasional U-18 berkat penampilanku yang cukup impresif di ajang piala soeratin , kata pak handoyo para pemandu bakat
dari PSSI sangat kagum dengan permainan ku terutama di partai final ,
mendengar kabar tersebut hatiku pun merasa gembira luar biasa bahkan saat
mendengar kabar tersebut aku sempat menitihkan air mata , tak pernah aku
merasakan kegembiraaan lebih dari apa yang aku rasakan saat ini , satu-satunya kesedihan yang aku rasakan adalah karena evan sahabatku tidak terpilih ke dalam skuad tim nasional U-18 , para pemandu bakat dari PSSI menilai stamina evan terlalu buruk untuk bermain dalam taraf internasional kata pak handoyo , selain membuatku merasakan kebahagiaan yang luar biasa peristiwa
tersebut juga membuat ku semakin yakin dan percaya akan adagium yang berbunyi :
“semakin besar perjuangan dan penderitaan yang kita rasakan dalam mencapai
sesuatu maka akan berpeluang menghasilkan kuantitas keberhasilan yang semakin
besar pula karena pada dasarnya tidak pernah ada pengorbanan yang sia-sia
begitulah sejarah akan dan selalu mencatatnya”
selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar