Sepakbola adalah cabang olahraga yang paling populer dan
paling di gemari oleh seluruh masyarakat di berbagai penjuru dunia, dari
negara maju, negara berkembang hingga negara yang sedang dilanda perang pun
tidak bisa lepas dari fanatisme sepakbola.
Sepakbola adalah olah raga yang unik, romantis serta
universal, berbicara mengenai sepakbola maka kita tidak akan hanya di ajak untuk membicarakan soal olahraga semata. Dalam sepakbola terdapat cinta, gairah, persahabatan, perjuangan, kebanggaan, identitas, sejarah, seni, budaya, rivalitas, drama hingga kontroversi, hal itulah yang membuat sepakbola terasa menarik
untuk disaksikan, diikuti dan dinikmati serta membedakannya dengan cabang –
cabang olahraga lainnya.
Bahkan di negara-negara yang memiliki sejarah dan tradisi
persepakbolaan yang kuat, sepakbola bukan hanya diletakkan sekedar olahraga akan tetapi
lebih dari itu, sepakbola sudah dianggap dan menjelma menjadi sebagai sebuah agama dan kepercayaan yang mengakar kuat dalam relung-relung sempit kehidupan masyarakat
luas.
Di Brazil misalnya, sepakbola begitu melekat erat dalam
kultur masyarakat setempat, sepakbola telah menjelma sebagai sebuah identitas bahkan "Kepercayaan" bagi penduduk disana, menyaksikan tim kebanggaan bertanding ibarat sebuah
ibadah yang hukumnya wajib untuk dilakukan dan pantang untuk di tinggalkan
entah dalam kondisi apapun, di negara penghasil kopi terbesar di dunia tersebut
sepakbola begitu di agung-agungkan dan di puja-puja layaknya sebuah agama.
Lain di Brazil lain lagi di Eropa, di Eropa sepakbola telah
berkembang sedemikian rupa menjadi sebuah lahan industri dan bisnis yang sangat
menggiurkan, di Eropa esensi sepakbola bukan hanya berbicara mengenai prestasi
semata tetapi juga berbicara mengenai uang dan keuntungan atau industrialisasi sepakbola. Klub-klub di Eropa
khususnya di 5 liga top Eropa yaitu liga Inggris, liga Spanyol, liga Italia,
liga Jerman dan liga Perancis menjadikan sepakbola sebagai sebuah instrumen
untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya melaui pendapatan dari sponsor,
hak siar, penjualan pemain, penjualan marchendise resmi klub, hadiah
mengikuti turnamen dan sumber pendapatan lainnya.
Selain dari sisi bisnis, sepakbola juga bisa menjadi sebuah alat
diplomasi dan alat pemersatu bagi masyarakat, tanpa mengucilkan cabang olahraga
lain, sepakbola adalah satu-satunya olahraga yang bisa mendatangkan puluhan
ribu manusia pada satu tempat bernama stadion sepakbola, oleh karena itu,
ketika puluhan ribu manusia tersebut berkumpul bersama, maka tidak akan ada
lagi perbedaan gender, status sosial, status ekonomi, agama, suku, ras dan
etnis, mereka semua melebur bersama menjadi sebuah kesatuan untuk merasakan sensasi
jalannya suatu pertandingan sepakbola.
Tak usah jauh-jauh untuk dapat memberikan contoh bagaimana
sepakbola dapat menjadi alat pemersatu masyarakat, tengoklah penyelenggaraan Piala AFF yang berakhir beberapa bulan lalu, di saat persatuan dan kesatuan
negara kita sedikit terganggu dengan dinamika politik serta
permasalahan-permasalahan sosial.
Sepakbola melalui tim nasional sepakbola kita muncul sebagai
alat pemersatu bangsa, menyatukan beragam kelompok masyarakat indonesia dalam
satu euforia yang sama yaitu mendukung tim nasional Indonesia, saat itu tak
ada lagi sekat antara si miskin dan si kaya, si pejabat dan si rakyat, si Batak dan si Jawa, si Islam dan si Kristen, mereka semua melebur menjadi
sebuah kesatuan bernama bangsa Indonesia.
Sepakbola adalah bahasa universal, selain sebagai alat
pemersatu masyarakat, sepakbola juga bisa menjadi sebuah alat diplomasi, tak
jarang sepakbola mampu merekatkan hubungan antar 2 negara yang sebelumnya
terbelenggu pada jurang permusuhan, contohnya pertandingan yang mempertemukan antara Amerika Serikat dan Kuba pada babak kualifikasi piala dunia 2010 Zona Concacaf
lalu.
Sudah diketahui oleh umum bahwa Amerika Serikat dan Kuba adalah
seteru dekat geo-politik yang sering terlibat perang urat syaraf di panggung
politik dunia, Amerika Serikat berhaluan ultra-sosialis kanan dan Kuba
berhaluan ultra-sosialis kiri, tapi semuanya itu berakhir pada sebuah laga
kualifikasi menuju piala dunia 2010 lalu, dimana untuk pertama kalinya sejak tahun 1947 timnas Amerika Serikat berkunjung ke Kuba, dan berkat pertandingan
sepakbola tersebut, suasana hubungan antara kedua negara pun relatif mencair.
Berbicara mengenai sepakbola juga tidak akan bisa dilepaskan dari hal yang bernama “rivalitas” , rivalitas yang idealnya harus di bungkus dalam sikap fair play dan jiwa yang sportif, dalam persepakbolaan dunia ada banyak rivalitas yang begitu mengakar kuat diantara beberapa tim, diantaranya River Plate dan Boca junior, Barcelona dan Real Madrid, Glasgow Celtic dan Glasgow Rangers serta AC Milan dan Inter Milan.
Berbicara mengenai sepakbola juga tidak akan bisa dilepaskan dari hal yang bernama “rivalitas” , rivalitas yang idealnya harus di bungkus dalam sikap fair play dan jiwa yang sportif, dalam persepakbolaan dunia ada banyak rivalitas yang begitu mengakar kuat diantara beberapa tim, diantaranya River Plate dan Boca junior, Barcelona dan Real Madrid, Glasgow Celtic dan Glasgow Rangers serta AC Milan dan Inter Milan.
Sedangkan di indonesia sendiri juga terjadi beberapa
rivalitas yang begitu mengakar kuat antara beberapa tim, diantaranya Persib
dan Persija, Persebaya dan Arema, Persita dan Persikota serta Psis dan Persijap, akan tetapi sayangnya rivalitas yang terjadi antara beberapa klub di
indonesia tersebut seringkali melahirkan hal-hal yang bersifat negatif seperti
kericuhan dan tawuran antar suporter yang seringkali menyebabkan jatuhnya
korban jiwa.
Sepakbola dalam berbagai hal, terkadang juga menghadirkan berbagai momen momen romantis yang mendeskripsikan rasa kesetiaan dan cinta, baik yang melibatkan hubungan antara pemain dengan klub, klub dengan suporter maupun pemain dengan suporter, ambil contoh bagaimana romantisnya hubungan antara Francessco Totti dan klub nya AS Roma dan hubungan antara Paulo Maldini dengan AC Milan, hubungan keduanya adalah salah satu contoh romantisme dalam dunia sepakbola yang melambangkan rasa cinta dan kesetiaan.
Sepakbola dalam berbagai hal, terkadang juga menghadirkan berbagai momen momen romantis yang mendeskripsikan rasa kesetiaan dan cinta, baik yang melibatkan hubungan antara pemain dengan klub, klub dengan suporter maupun pemain dengan suporter, ambil contoh bagaimana romantisnya hubungan antara Francessco Totti dan klub nya AS Roma dan hubungan antara Paulo Maldini dengan AC Milan, hubungan keduanya adalah salah satu contoh romantisme dalam dunia sepakbola yang melambangkan rasa cinta dan kesetiaan.
Di indonesia sendiri, jika kita berbicara mengenai
sepakbola maka juga tak akan bisa dilepaskan dari hal-hal yang sifatnya masif
seperti fanatisme yang luar biasa, romantisme serta kontroversi, di tiga hal
tersebutlah sepakbola indonesia menjadi salah satu yang terbaik di dunia.
Jika tolak ukurnya adalah fanatisme yang luar biasa,
sepakbola Indonesia adalah salah satu yang terbaik di kawasan asia bahkan dunia, lihatlah klub-klub seperti Persib Bandung, PSM Makassar, Arema, Persija hingga tim kasta
kedua seperti PSIS Semarang, Persebaya Surabaya dan PSS Sleman yang memiliki
suporter dengan fanatisme luar biasa, yang selalu setia mendukung dan
menemani dimanapun tim kebanggaannya bertanding.
Sedang jika kita berbicara mengenai romantisme, sepakbola Indonesia juga tidak kalah dengan negara manapun di dunia ini, ambil contoh,
lihatlah perjuangan Bonekmania dalam membela pengembalian status Persebaya, puluhan
ribu Bonek dengan semangat dan antusias rela berkorban baik secara moril
maupun materil untuk memperjuangan kembalinya tim kesayangan mereka ke pentas
kompetisi resmi sepakbola Indonesia, kisah romantisme antara Persebaya dan Bonekmania tersebut dapat memberikan sebuah pelajaran bahwasanya demi cinta,
apapun rela untuk dipertaruhkan.
Dan jika berbicara mengenai kontroversi, mungkin sepakbola Indonesia adalah salah satu yang terbaik di dunia, beragam kontroversi silih
berganti mewarnai sepakbola negeri ini dari waktu ke waktu dan akan terjadi
sebuah pembahasan yang panjang jika saya membahasnya satu per satu, oleh
karena itu, disini saya akan memberikan salah satu contoh momen kontroversial
dalam sepakbola indonesia dimana saya mengalami dan melihatnya sendiri.
Momen itu terjadi sekitaran tahun 2003, saat itu terjadi
pertandingan antara tuan rumah PSIR Rembang melawan tim tamu Persebi Boyolali,
pertandingan itu sendiri merupakan pertandingan penutup kompetisi divisi 2A Jawa Tengah bagi kedua belah tim, yang sebenarnya tidak terlalu penting secara
hasil, PSIR dan Persebi sama-sama tidak akan promosi maupun terdegradasi jika
memenangkan pertandingan, pertandingan itu sendiri berakhir dengan skor 13-0
(kalau tidak salah), di pertandingan tersebut terjadi berbagai macam
kontroversi, mulai tidak adanya offside, pinalti yang kontroversial hingga
pelanggaran keras yang dilakukan oleh para pemain tuan rumah yang tanpa
mendapat kartu atau pelanggaran dari wasit. Pertandingan yang berjalan sangat kontroversial ini di sinyalir kuat dilatarbelakangi adanya aroma balas dendam, karena pada pertemuan pertama di kandang Persebi Boyolali ada salah satu pemain PSIR yang patah tulang akibat dari permainan kasar dari tuan rumah.
Berbagai peristiwa yang saya utarakan diatas telah
menandakan bahwa sepakbola adalah olahraga yang unik, romantis dan universal,
memang begitulah sepakbola, bukan hanya sekedar olahraga semata melainkan bisa
menjadi beragam hal, dari bisnis, alat diplomasi, alat pemersatu masyarakat
hingga alat perjuangan yang terkadang menghadirkan momen-momen yang romantis,
dramatis, emosional hingga kontroversial.
Jika dalam ilmu hukum ada asas yang bernama “UBI
SOCIETAS IBI IUS” yang artinya dimana ada masyarakat disitu pasti ada
hukum, maka izikanlah saya untuk membuat sebuah asas dalam sepakbola yaitu “dimana
ada masyarakat disitu pasti ada sepakbola”, sepakbola akan terus berkembang
mengikuti perkembangan masyarakat itu sendiri , sepakbola akan terus menghadirkan
momen-momen romantis, dramatis, emosional dan kontroversial sesuai dengan berjalannya waktu, karena pada
hakikatnya sepakbola bukan hanya sekedar olahraga semata, sepakbola adalah bagian dari masyarakat itu sendiri
"DIMANA ADA MASYARAKAT DISITU PASTI ADA SEPAKBOLA, SEPAKBOLA BUKAN SEKEDAR OLAHRAGA MELAINKAN SUDAH MENJADI BAGIAN DARI MASYARAKAT ITU SENDIRI"
SELESAI