Senin, 30 Januari 2017

SEPAKBOLA BUKAN SEKEDAR OLAHRAGA




Sepakbola adalah cabang olahraga yang paling populer dan paling di gemari oleh seluruh masyarakat di berbagai penjuru dunia, dari negara maju, negara berkembang hingga negara yang sedang dilanda perang pun tidak bisa lepas dari fanatisme sepakbola.

Sepakbola adalah olah raga yang unik, romantis serta universal, berbicara mengenai sepakbola maka kita tidak akan hanya di ajak untuk membicarakan soal olahraga semata. Dalam sepakbola terdapat cinta, gairah, persahabatan, perjuangan, kebanggaan, identitas, sejarah, seni, budaya, rivalitas, drama hingga kontroversi, hal itulah yang membuat sepakbola terasa menarik untuk disaksikan, diikuti dan dinikmati serta membedakannya dengan cabang – cabang olahraga lainnya.

Bahkan di negara-negara yang memiliki sejarah dan tradisi persepakbolaan yang kuat, sepakbola bukan hanya diletakkan sekedar olahraga akan tetapi lebih dari itu, sepakbola sudah dianggap dan menjelma menjadi sebagai sebuah agama dan kepercayaan yang mengakar kuat dalam relung-relung sempit kehidupan masyarakat luas.

Di Brazil misalnya, sepakbola begitu melekat erat dalam kultur masyarakat setempat, sepakbola telah menjelma sebagai sebuah identitas bahkan "Kepercayaan" bagi penduduk disana, menyaksikan tim kebanggaan bertanding ibarat sebuah ibadah yang hukumnya wajib untuk dilakukan dan pantang untuk di tinggalkan entah dalam kondisi apapun, di negara penghasil kopi terbesar di dunia tersebut sepakbola begitu di agung-agungkan dan di puja-puja layaknya sebuah agama.

Lain di Brazil lain lagi di Eropa, di Eropa sepakbola telah berkembang sedemikian rupa menjadi sebuah lahan industri dan bisnis yang sangat menggiurkan, di Eropa esensi sepakbola bukan hanya berbicara mengenai prestasi semata tetapi juga berbicara mengenai uang dan keuntungan atau industrialisasi sepakbola. Klub-klub di Eropa khususnya di 5 liga top Eropa yaitu liga Inggris, liga Spanyol, liga Italia, liga Jerman dan liga Perancis menjadikan sepakbola sebagai sebuah instrumen untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya melaui pendapatan dari sponsor, hak siar, penjualan pemain, penjualan marchendise resmi klub, hadiah mengikuti turnamen dan sumber pendapatan lainnya.

Selain dari sisi bisnis, sepakbola juga bisa menjadi sebuah alat diplomasi dan alat pemersatu bagi masyarakat, tanpa mengucilkan cabang olahraga lain, sepakbola adalah satu-satunya olahraga yang bisa mendatangkan puluhan ribu manusia pada satu tempat bernama stadion sepakbola, oleh karena itu, ketika puluhan ribu manusia tersebut berkumpul bersama, maka tidak akan ada lagi perbedaan gender, status sosial, status ekonomi, agama, suku, ras dan etnis, mereka semua melebur bersama menjadi sebuah kesatuan untuk merasakan sensasi jalannya suatu pertandingan sepakbola.

Tak usah jauh-jauh untuk dapat memberikan contoh bagaimana sepakbola dapat menjadi alat pemersatu masyarakat, tengoklah penyelenggaraan Piala AFF yang berakhir beberapa bulan lalu, di saat persatuan dan kesatuan negara kita sedikit terganggu dengan dinamika politik serta permasalahan-permasalahan sosial.

Sepakbola melalui tim nasional sepakbola kita muncul sebagai alat pemersatu bangsa, menyatukan beragam kelompok masyarakat indonesia dalam satu euforia yang sama yaitu mendukung tim nasional Indonesia, saat itu tak ada lagi sekat antara si miskin dan si kaya, si pejabat dan si rakyat, si Batak dan si Jawa, si Islam dan si Kristen, mereka semua melebur menjadi sebuah kesatuan bernama bangsa Indonesia.

Sepakbola adalah bahasa universal, selain sebagai alat pemersatu masyarakat, sepakbola juga bisa menjadi sebuah alat diplomasi, tak jarang sepakbola mampu merekatkan hubungan antar 2 negara yang sebelumnya terbelenggu pada jurang permusuhan, contohnya pertandingan yang mempertemukan antara Amerika Serikat dan Kuba pada babak kualifikasi piala dunia 2010 Zona Concacaf lalu.

Sudah diketahui oleh umum bahwa Amerika Serikat dan Kuba adalah seteru dekat geo-politik yang sering terlibat perang urat syaraf di panggung politik dunia, Amerika Serikat berhaluan ultra-sosialis kanan dan Kuba berhaluan ultra-sosialis kiri, tapi semuanya itu berakhir pada sebuah laga kualifikasi menuju piala dunia 2010 lalu, dimana untuk pertama kalinya sejak tahun 1947 timnas Amerika Serikat berkunjung ke Kuba, dan berkat pertandingan sepakbola tersebut, suasana hubungan antara kedua negara pun relatif mencair.

Berbicara mengenai sepakbola juga tidak akan bisa dilepaskan dari hal yang bernama “rivalitas” , rivalitas yang idealnya harus di bungkus dalam sikap fair play dan jiwa yang sportif, dalam persepakbolaan dunia ada banyak rivalitas yang begitu mengakar kuat diantara beberapa tim, diantaranya River Plate dan Boca junior, Barcelona dan Real Madrid, Glasgow Celtic dan Glasgow Rangers serta AC Milan dan Inter Milan.

Sedangkan di indonesia sendiri juga terjadi beberapa rivalitas yang begitu mengakar kuat antara beberapa tim, diantaranya Persib dan Persija, Persebaya dan Arema, Persita dan Persikota serta Psis dan Persijap, akan tetapi sayangnya rivalitas yang terjadi antara beberapa klub di indonesia tersebut seringkali melahirkan hal-hal yang bersifat negatif seperti kericuhan dan tawuran antar suporter yang seringkali menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

Sepakbola dalam berbagai hal, terkadang juga menghadirkan berbagai momen momen romantis yang mendeskripsikan rasa kesetiaan dan cinta, baik yang melibatkan hubungan antara pemain dengan klub, klub dengan suporter maupun pemain dengan suporter, ambil contoh bagaimana romantisnya hubungan antara Francessco Totti dan klub nya AS Roma dan hubungan antara Paulo Maldini dengan AC Milan, hubungan keduanya adalah salah satu contoh romantisme dalam dunia sepakbola yang melambangkan rasa cinta dan kesetiaan.

Di indonesia sendiri, jika kita berbicara mengenai sepakbola maka juga tak akan bisa dilepaskan dari hal-hal yang sifatnya masif seperti fanatisme yang luar biasa, romantisme serta kontroversi, di tiga hal tersebutlah sepakbola indonesia menjadi salah satu yang terbaik di dunia.

Jika tolak ukurnya adalah fanatisme yang luar biasa, sepakbola Indonesia adalah salah satu yang terbaik di kawasan asia bahkan dunia, lihatlah klub-klub seperti Persib Bandung, PSM Makassar, Arema, Persija hingga tim kasta kedua seperti PSIS Semarang, Persebaya Surabaya dan PSS Sleman yang memiliki suporter dengan fanatisme luar biasa, yang selalu setia mendukung dan menemani dimanapun tim kebanggaannya bertanding.

Sedang jika kita berbicara mengenai romantisme, sepakbola Indonesia juga tidak kalah dengan negara manapun di dunia ini, ambil contoh, lihatlah perjuangan Bonekmania dalam membela pengembalian status Persebaya, puluhan ribu Bonek dengan semangat dan antusias rela berkorban baik secara moril maupun materil untuk memperjuangan kembalinya tim kesayangan mereka ke pentas kompetisi resmi sepakbola Indonesia, kisah romantisme antara Persebaya dan Bonekmania tersebut dapat memberikan sebuah pelajaran bahwasanya demi cinta, apapun rela untuk dipertaruhkan.

Dan jika berbicara mengenai kontroversi, mungkin sepakbola Indonesia adalah salah satu yang terbaik di dunia, beragam kontroversi silih berganti mewarnai sepakbola negeri ini dari waktu ke waktu dan akan terjadi sebuah pembahasan yang panjang jika saya membahasnya satu per satu, oleh karena itu, disini saya akan memberikan salah satu contoh momen kontroversial dalam sepakbola indonesia dimana saya mengalami dan melihatnya sendiri.

Momen itu terjadi sekitaran tahun 2003, saat itu terjadi pertandingan antara tuan rumah PSIR Rembang melawan tim tamu Persebi Boyolali, pertandingan itu sendiri merupakan pertandingan penutup kompetisi divisi 2A Jawa Tengah bagi kedua belah tim, yang sebenarnya tidak terlalu penting secara hasil, PSIR dan Persebi sama-sama tidak akan promosi maupun terdegradasi jika memenangkan pertandingan, pertandingan itu sendiri berakhir dengan skor 13-0 (kalau tidak salah), di pertandingan tersebut terjadi berbagai macam kontroversi, mulai tidak adanya offside, pinalti yang kontroversial hingga pelanggaran keras yang dilakukan oleh para pemain tuan rumah yang tanpa mendapat kartu atau pelanggaran dari wasit. Pertandingan yang berjalan sangat kontroversial ini di sinyalir kuat dilatarbelakangi adanya aroma balas dendam, karena pada pertemuan pertama di kandang Persebi Boyolali ada salah satu pemain PSIR yang patah tulang akibat dari permainan kasar dari tuan rumah.

Berbagai peristiwa yang saya utarakan diatas telah menandakan bahwa sepakbola adalah olahraga yang unik, romantis dan universal, memang begitulah sepakbola, bukan hanya sekedar olahraga semata melainkan bisa menjadi beragam hal, dari bisnis, alat diplomasi, alat pemersatu masyarakat hingga alat perjuangan yang terkadang menghadirkan momen-momen yang romantis, dramatis, emosional hingga kontroversial.

Jika dalam ilmu hukum ada asas yang bernama “UBI SOCIETAS IBI IUS” yang artinya dimana ada masyarakat disitu pasti ada hukum, maka izikanlah saya untuk membuat sebuah asas dalam sepakbola yaitu “dimana ada masyarakat disitu pasti ada sepakbola”, sepakbola akan terus berkembang mengikuti perkembangan masyarakat itu sendiri , sepakbola akan terus menghadirkan momen-momen romantis, dramatis, emosional dan kontroversial sesuai dengan berjalannya waktu, karena pada hakikatnya sepakbola bukan hanya sekedar olahraga semata, sepakbola adalah bagian dari masyarakat itu sendiri



"DIMANA ADA MASYARAKAT DISITU PASTI ADA SEPAKBOLA, SEPAKBOLA BUKAN SEKEDAR OLAHRAGA MELAINKAN SUDAH MENJADI BAGIAN DARI MASYARAKAT ITU SENDIRI"



SELESAI











Tidak ada komentar:

Posting Komentar