Jumat, 27 Januari 2017

SETUJU..... TAPI




Kongres tahunan pssi pertama dibawah pimpinan ketua umum edy rahmayadi telah selesai digelar di bandung pada tanggal 8 januari lalu , kongres yang di gelar di hotel aryaduta bandung tersebut pun melahirkan beberapa keputusan penting serta terobosan baru , keputusan penting  tersebut diantaranya : pemulihan status 7 tim yang sebelumnya terhukum yaitu persebaya surabaya , persipasi bekasi , persema malang , lampung fc , persewangi banyuwangi dan persibo bojonegoro selain itu kongres pertama pssi di bawah pimpinan edy rahmayadi ini pun menetapkan gelaran kompetisi sepakbola indonesia tahun 2017 terbagi menjadi 3 kasta yaitu liga 1 , liga 2 dan liga nusantara


Sedangkan terkait regulasi kompetisi , boleh dibilang pssi mencoba menerapkan sebuah terobosan baru , terobosan regulasi  yang pada hakikatnya bertujuan untuk mengoptimalkan regenerasi pemain dan memaksimalkan potensi para pemain muda , dan Berikut rancangan/draft regulasi yang di kemukakan oleh pssi tersebut :


LIGA 1 : 1. pemain asing maksimal 3 orang dengan ketentuan 1 pemain harus dari benua asia , 2. usia pemain maksimal 35 tahun , 3. diperbolehkan mengontrak pemain berusia lebih dari 35 tahun maksimal 2 pemain , 4. wajib mengontrak 5 pemain u-23 dan masuk line up , 5. 3 pemain dibawah usia 23 tahun wajib tampil sebagai starter , 6. Setiap klub wajib memiliki tim u-21 dan u-19


LIGA 2 : 1. Usia pemain maksimal 25 tahun , 2. Boleh mengontrak pemain berusia di atas 25 tahun maksimal 5 orang , 3. Klub boleh memainkan 5 pemain berusia di atas 25 tahun dalam satu pertandingan , 4. Liga 2 pada tahun 2018 bakan di ikuti oleh 24 klub


Meskipun regulasi tersebut belum pasti resmi di aplikasikan (masih berupa draft) akan tetapi rancangan regulasi yang di kemukakan oleh pssi tersebut rupanya telah menuai banyak pro dan kontra atau kritik dari berbagai pihak , banyak pihak yang mendukung  berlakunya regulasi tersebut akan tetapi di sisi lain tidak sedikit pula pihak yang tidak setuju jika regulasi tersebut benar-benar di aplikasikan pada kompetisi sepakbola indonesia tahun 2017 ini.


Sedangkan saya pribadi sebagi pecinta dan penikmat sepakbola indonesia memiliki pandangan lain terkait rancangan regulasi ini , di satu sisi saya memang sangat setuju dengan pemberlakuan rancangan regulasi ini , akan tetapi di sisi yang lain saya kurang sepaham dengan rancangan regulasi ini , saya sangat setuju dengan regulasi ini terkait dengan pemberian tempat bagi para pemain muda serta pembatasan pemain asing akan tetapi disisi yang lain saya kurang sepaham dengan regulasi ini terkait dengan pembatasan usia pemain baik untuk liga 1 maupun untuk liga 2


Dan untuk lebih jelasnya , di bawah ini saya akan mencoba menguraikan beberapa sisi positif dan sisi negatif dari draft regulasi yang di canangkan oleh pssi tersebut dan kemudian saya akan mencoba menawarkan jalan tengah , dimana jalan tengah tersebut sekiranya bisa mengakomodir keinginan dan tujuan dari berbagai pihak terkait (pemain , tim , pssi , suporter dll)


SISI POSITIF


1.Hakikat atau inti dari rancangan regulasi ini adalah untuk mengoptimalkan proses regenerasi pemain serta memaksimalkan potensi para pemain muda yang selama ini (dengan regulasi yang lama) belum terlalu mendapatkan perhatian serius , oleh karena itu sudah barang tentu , sisi positif jika regulasi ini benar-benar di laksanakan adalah akan semakin banyaknya muncul talenta-talenta muda baru yang potensial dan menjanjikan bagi masa depan persepakbolaan nasional , sehingga tim nasional pun tidak akan pernah kekurangan pemain-pemain berkualitas


2.biaya pengeluaran klub untuk mengontrak pemain akan tereduksi , tidak dapat di ingkari bahwa gaji pemain senior dan pemain muda (di bawah 25 tahun) sudah barang tentu berbeda , meski terkadang ada beberapa pemain muda yang sudah mendapatkan gaji tinggi akan tetapi saya yakin jumlahnya tidak terlalu signifikan , selain itu pembatasan pemain asing untuk liga 1 dan tanpa pemain asing untuk liga 2 , juga dapat berperan untuk menekan pengeluaran klub , karena tak bisa di pungkiri gaji para pemain asing biasanya di atas rata-rata gaji para pemain lokal.


SISI NEGATIF


1.dengan adanya pembatasan usia pemain , sangat berpotensi besar menyebabkan banyak pemain sepakbola professional di negeri ini terpaksa harus pensiun dini dengan regulasi ini , khususnya untuk level liga 2 , dengan aturan bahwa setiap tim hanya boleh mengontrak maksimal 5 pemain berusia di atas 25 , sangat berpotensi besar akan menyebabkan banyak pemain terpaksa harus menganggur karena tidak memiliki klub , mengingat jumlah pemain yang beredar yang berusia diatas 25 tahun jumlahnya tidak sebanding dengan kuota yang di sediakan oleh regulasi yaitu hanya 5 pemain saja , dan hal ini tentu akan menimbulkan masalah sosial baru yaitu meningkatnya pengangguran walaupun jumlahnya tidak akan signifikan dalam konteks stabilitas dan perekonomian nasional.


2.adanya pembatasan usia pemain , dapat mengurangi nilai jual kompetisi di mata sponsor serta menurunkan mutu dari kompetisi itu sendiri sehingga hal tersebut dapat mengurangi antusiasme penonton dan masyarakat , karena bagi sebagian pihak , dengan adanya regulasi pembatasan pemain , membuat kompetisi ini pun serasa bukan kompetisi professional (meskipun di indonesia sejak dulu professional memang masih hanya sekedar slogan) , dengan berkurangnya nilai jual kompetisi dan antusiasme penonton (bukan suporter) maka berpotensi besar dapat mengurangi pendapatan klub itu sendiri , akan tetapi saya rasa efek ini (nilai jual kompetisi dan antusiasme penonton) tidak akan terlalu berkurang signifikan , namun kalau sedikit banyak mempengaruhi saya yakin pasti ada.


 JALAN TENGAH YANG SAYA TAWARKAN


Seperti yang saya utarakan di atasa bahwa esensi , inti atau hakikat dari rancangan regulasi ini adalah untuk mengoptimalkan regenerasi pemain dan memaksimalkan potensi para pemain muda dan untuk hal ini saya sangat setuju dan mendukung  , akan tetapi di sisi lain regulasi ini juga berpotensi besar membuat banyak pesepakbola professional di negeri ini terpaksa harus mengakhiri karirnya lebih dini karena adanya pembatasan usia pemain.


oleh karena itu disini saya ingin mencoba memberikan saran dan jalan tengah yang sekiranya bisa mengakomodir kepentingan pihak-pihak terkait , yakni regenerasi pemain dan pengoptimalan potensi pemain muda dapat berjalan akan tetapi disisi lain para pemain professional secara keseluruhan juga dapat berkarya tanpa adanya pembatasan usia , dan berikut adalah jalan tengahnya :


1.karena level liga 1 adalah kompetisi yang menjadi ladang bagi calon pemain tim nasional , maka saya sangat setuju dengan adanya aturan 3 pemain di bawah u-23 wajib tampil sebagai starter dan pembatasan pemain asing yaitu maksimal 3 (1 dari asia) pemain tiap klub , akan tetapi seharusnya pembatasan usia pemain maksimal 35 tahun sebanyak 2 pemain bagi setiap tim seharusnya tidak perlu di lakukan kalau tujuannya hanya untuk lebih mengoptimalkan pemain muda , karena dengan regulasi pemberlakuan pemain u-23 yang wajib main 3 orang serta pembatasan pemain asing maksimal 3 pemain setiap tim sejatinya sudah bisa mengakomodir pengoptimalan pemain muda itu sendiri.


2.pada level liga 2 , saya mencoba memberikan saran alternatif , yaitu minimal 5 pemain berusia 25 tahun kebawah wajib tampil sebagai starter serta setiap klub wajib mengontrak pemain berusia di bawah 25 tahun minimal 10 pemain , dengan regulasi ini alokasi kuota untuk pemain berusia 25 tahun ke atas masih terjaga dan di sisi lain pengoptimalan potensi pemain muda juga tetap dapat berjalan dengan adanya aturan minimal 5 pemain di bawah 25 tahun yang wajib tampil sebagai starter.


3. untuk liga nusantara , karena liga nusantara adalah termasuk kompetisi level amatir maka saya rasa pengoptimalan pemain muda adalah hal yang krusial , maka dari itu saya rasa untuk liga nusantara , pemain yang boleh tampil wajib dibatasi yaitu berusia 23 tahun kebawah dengan tambahan maksimal 3 pemain berusia diatas 23 tahun (senior) yang boleh di kontrak oleh setiap tim , pemain senior itu sendiri berperan untuk membimbing , memimpin dan di harapkan bisa menularkan penghetahuan dan pengalamannya kepada para pemain muda tersebut.


4.kemudian saran saya kepada pssi , idealnya regulasi itu haruslah konsisten , tidak berubah-ubah , dan tersistematis sesuai blue print yang ingin di capai , janganlah regulasi yang notabene adalah dasar dari penyelenggaraan sebuah kompetisi itu berubah-ubah , karena jika sebuah regulasi sering berubah-ubah maka target dan tujuan yang ingin di capai melalui regulasi tersebut tidak akan pernah bisa tercapai secara optimal , misalnya jika regulasi ini benar-benar di lakukan maka idealnya regulasi ini di tetapkan untuk minimal jangka waktu 5 tahun dan setelah 5 tahun berjalan barulah regulasi tersebut di evaluasi , yang baik di pertahankan dan yang kurang optimal harus diperbaiki , jangan sampai pada tahun ini regulasi tersebut diberlakukan akan tetapi tahun depan tiba-tiba di ubah lagi , jika itu sampai terjadi (sering berubah) maka saya yakin kompetisi sepakbola indonesia tidak pernah bisa menghasilkan suatu iklim kompetisi yang berkualitas , terstruktur dan progressif.


Kemudian saya juga menyarankan kepada pssi untuk menggalakkan jenjang kompetisi yang terstruktur dimulai dari U 10 , U 13 , U 15 , U 17 , U 19 dan U 21 , kompetisi kelompok umur ini berfungsi bagi media untuk mematangkan pemain sebelum mereka terjun di kancah sepak bola profesional


Dengan semakin banyak kompetisi kelompok umur , maka pembinaan bakat pemain muda akan terus berjalan , sehingga bibit bibit pemain potensial akan sangat mudah di temukan sehingga proses regenerasi pemain tim nasional tidak terhambat


Akhir sekali saya ingin menyampaikan bahwa , apapun regulasi yang ingin dicanangkan oleh pssi sejatinya pasti memiliki tujuan yang baik yaitu untuk kemajuan sepakbola Nasional , sehingga idealnya apapun regulasi yang akan di gunakan oleh pssi sebagai dasar penyelenggaraan kompetisi  kedepan haruslah selalu mendapat dukungan penuh dari segenap klub yang notabene adalah peserta kompetisi serta oleh segenap pihak terkait.


Pada hakikatnya setiap kebijakan atau keputusan memang tidak akan pernah bisa memuaskan semua pihak , sebaik apapun kebijakan atau keputusan pasti akan selalu ada pihak yang tidak setuju , sebaliknya seburuk apapun kebijakan atau keputusan pasti juga akan selalu ada pihak yang menerimanya.


Oleh karena itu terlepas nanti apakah regulasi kompetisi yang di gunakan sama persis sesuai draft regulasi diatas ataukah akan ada perubahan , sejatinya regulasi tersebut haruslah di taati dan di dukung penuh oleh segenap pihak terkait demi kemajuan persepakbolaan nasional.




SELESAI








Tidak ada komentar:

Posting Komentar