Senin, 31 Juli 2017

SAATNYA SELURUH SUPPORTER DI INDONESIA SALING BERSAHABAT !!!





Lantunan lagu berjudul “soldier of fortune“ dari band beraliran heavy metal asal Inggris Deep Purple menjadi pengiring saya dalam menulis artikel ini, pagi ini sejujurnya saya berniat untuk menulis sebuah cerita pendek (cerpen) mengingat sudah cukup lama saya tidak menulis cerpen untuk blog pribadi saya.

Akan tetapi, entah mengapa tiba-tiba niat itu berubah seketika saat terlintas di benak saya tentang kondisi persepakbolaan nasional, beberapa waktu lalu kejadian memilukan kembali menyapa wajah persepakbolaan kita, korban jiwa kembali harus melayang hanya demi sebuah olahraga bernama “sepakbola”

Seorang bobotoh bernama Ricko Andrean Maulana meninggal di dunia setelah menjadi korban pengeroyokan salah sasaran yang dilakukan oleh beberapa oknum bobotoh lainnya pada laga lanjutan liga 1 yang mempertemukan Persib maung Bandung melawan macan Kemayoran Persija Jakarta. Ricko menjadi sasaran amuk para oknum Bobotoh tersebut hanya karena ricko di kira seorang The Jakmania yang notabene adalah musuh besar para Bobotoh. Ricko yang sempat di rawat di rumah sakit Santo Yusup Bandung akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya pada hari Kamis 27 Juli 2017 sekitar pukul 10.15 wib.

Kematian Ricko pun menambah catatan panjang nan kelam bagi dunia persepakbolaan kita, untuk yang kesekian kalinya nyawa kembali harus melayang hanya untuk sebuah olahraga yang justru pada hakikatnya adalah media untuk menjalin rasa persahabatan, persaudaraan dan membangun nilai-nilai kemanusiaan.

Sepakbola memang bukan olahraga semata ,dalam sepakbola terdapat identitas, kebanggaan, loyalitas hingga tradisi yang kemudian melahirkan sebuah jiwa fanatisme luarbiasa yang dimiliki oleh para pendukung atau supporter sebuah tim sepakbola.

Jiwa fanatisme yang luarbiasa tersebut pada akhirnya akan dapat melahirkan 2 hal penting. Pertama, jika dikelola secara positif maka jiwa fanatisme luarbiasa yang dimiliki oleh para pendukung atau suporter tersebut akan dapat melahirkan hal-hal yang positif pula baik bagi tim sepakbola itu sendiri, bagi jalannya sebuah kompetisi maupun bagi masyarakat pada umumnya.

Namun jika jiwa fanatisme yang luarbiasa tersebut tidak dapat dikelola secara positif maka sangat berpotensi besar dapat menjadi pemicu timbulnya berbagai hal-hal negativ seperti permusuhan, tawuran dan kerusuhan antar supporter yang kemudian dapat menyebabkan korban jiwa saling berjatuhan.

Sepakbola adalah sebuah rivalitas, rivalitas yang seharusnya di junjung dengan semangat sportivitas dan jiwa fair play oleh para pelaku sepakbola tidak hanya oleh pemain yang bermain di lapangan tetapi juga oleh semua komponen yang terlibat dalam sepakbola termasuk supporter.

Karena pada hakikatnya sepakbola adalah sebuah olahraga semata yang seharusnya menjadi media untuk menjalin rasa persahabatan, persaudaraan dan membangun nilai-nilai kemanusiaan, bukan sebaliknya justru menjadi media untuk saling bermusuhan hanya karena embel-embel sebuah “fanatisme” terhadap tim kebanggaan.

Menurut saya, mendamaikan beberapa kelompok supporter yang memiliki sejarah "dendam" adalah hal yang mudah di permukaan akan tetapi menjadi hal yang sulit di dalam kenyataan, mendamaikan para pimpinan kelompok supporter itu tidak sulit namun mendamaikan para “akar rumput” itulah yang menjadi sulit.

Ketika para pemimpin sebuah kelompok supporter sudah melakukan kesepakatan perdamaian namun di sisi lain tidak serta merta membuat para golongan “akar rumput” menghapus rasa permusuhan diantara mereka.

Apalagi dengan berkembangnya teknologi membuat ruang untuk melakukan provokasi dan permusuhan menjadi lebih mudah, melalui media sosial seperti Facebook, Twitter maupun Instagram para kelompok supporter yang bermusuhan bisa bebas saling menghina, menghujat dan memprovokasi hingga membuat jiwa permusuhan di antara mereka tertanam semakin kuat.

Menurut pandangan saya ada 3 komponen kunci yang memiliki peran besar untuk dapat mencegah, mengatasi atau setidaknya dapat meminimalisir hal ini (permusuhan dan gesekan antar supporter) yaitu PSSI sebagai penyelenggara kompetisi, kepolisian sebagai aparat penegak hukum serta pemimpin para kelompok supporter, untuk lebih jelasnya akan saya jelaskan di bawah ini peran masing-masing ketiga komponen tersebut.

Pertama, PSSI. Sebagai penyelenggara kompetisi, PSSI memiliki otoritas untuk dapat melakukan kebijakan-kebijakan strategis yang berfungsi sebagai tindakan preventif maupun reperesif untuk menanggulangi gesekan antar kelompok suporter diantaranya dengan menerapkan berbagai peraturan yang di sertai dengan sanksi yang berat baik kepada tim maupun kepada kelompok supporter itu sendiri apabila suatu kelompok supporter melakukan tindakan-tindakan yang negatif seperti berbuat kerusuhan, melakukan pelemparan kepada perangkat pertandingan maupun pemain lawan, melakukan perusakan fasilitas stadion dan tindakan tidak sportif lainnya.

Dengan adanya sanksi yang berat maka para kelompok supporter saya rasa akan berpikir dua atau bahkan tiga kali untuk melakukan hal-hal yang negatif, karena sanksi yang berat tersebut akan berakibat merugikan mereka sendiri maupun tim kebanggan mereka.

Kedua, pihak kepolisian. Sebagai aparat penegak hukum harus menindak secara tegas dan tuntas setiap perilaku oknum supporter yang tergolong tindak pidana, seperti melakukan perusakan fasilitas umum, menganiaya warga atau kelompok supporter lain yang berakibat pada luka hingga hilangnya nyawa korban.

Selain itu, kepolisian sebagai otoritas yang memiliki wewenang untuk mengeluarkan ijin pertandingan juga dapat melakukan tindakan “shock therapy” berupa tidak mengeluarkan ijin pertandingan kepada sebuah tim yang memiliki kelompok supporter yang sering berbuat onar dan kerusuhan, dengan begitu secara tidak langsung para kelompok supporter tersebut akan di tuntut dan di dorong untuk dapat memperbaiki dirinya.

Ketiga, pemimpin kelompok supporter. Pemimpin kelompok supporter baik dari tingkat pusat hingga korwil-korwil memiliki peran besar untuk senantiasa menanamkan semangat perdamaian, persaudaraan dan persahabatan antar kelompok suporter kepada para anggotanya.

Para pemimpin kelompok supporter tersebut harus mampu menjadi peredam suasana, pengatur yang bijaksana serta tidak melakukan tindakan atau aktifitas yang berpotensi dapat menyebabkan ketegangan atau gesekan antar kelompok supporter, selain itu para pemimpin kelompok supporter hendaknya selalu menjalin komunikasi yang aktif dan positif dengan para pemimpin kelompok supporter lainnya.

Ketiga komponen tersebut yaitu PSSI, kepolisian dan pemimpin kelompok supporter harus bersinergi satu sama lain sesuai dengan tugas dan perannya masing-masing, dengan adanya peran yang maksimal dari ketiga komponen tersebut saya rasa gesekan dan permusuhan antar kelompok supporter di Indonesia akan dapat di reduksi secara maksimal walaupun butuh waktu yang tidak sedikit.

Dan seperti yang pernah saya utarakan, bahwa kemajuan sepakbola di suatu negara adalah tanggungjawab bersama dari beberapa komponen sepakbola, salah satunya adalah supporter, tanggungjawab atau peran supporter dalam mendukung kemajuan sepakbola salah satunya adalah dengan cara menjaga kondusifitas jalannya suatu pertandingan.

Jika setiap pertandingan di dalam sebuah kompetisi dapat berjalan kondusif maka sebuah kompetisi tersebut pada akhirnya akan dapat memberikan dampak yang positif bagi perkembangan dan kemajuan sepakbola di sebuah negara.

Maka dari itu, sudah seharusnya seluruh kelompok supporter di Indonesia ikut berkontribusi dan berperan aktif dalam mendorong kemajuan sepakbola nasional, menjaga persaudaraan dan persahabatan serta menghilangkan rasa permusuhan antar kelompok supporter adalah salah satu caranya, jika hal itu dapat terlaksana maka iklim kompetisi sepakbola nasional akan dapat berjalan kondusif yang tentunya secara tidak langsung akan berimbas kepada kemajuan prestasi persepakbolaan Indonesia.

Bukankah dibalik fanatisme luarbiasa kita kepada tim kebanggaan kita ada asa dan harapan untuk melihat persepakbolaan nasional kita maju ? bukankah dibalik fanatisme luarbiasa kita kepada tim kebanggaan kita ada asa dan harapan untuk melihat tim nasional kita berprestasi ? saya yakin asa dan harapan itu masih ada di benak setiap kelompok supporter di Indonesia.

Marilah kita kelola jiwa fanatisme kita yang luarbiasa untuk hal-hal yang positif sehingga dapat berkontribusi positif baik kepada tim kebanggaan kita maupun kepada persepakbolaan nasional pada umumnya, kita boleh berbeda warna, berbeda daerah dan berbeda klub kebanggaan akan tetapi tujuan kita haruslah sama yaitu mendukung kemajuan persepakbolaan nasional yang akan bermuara pada prestasi tim nasional kita di kancah internasional.

Sepakbola (olahraga) pada hakikatnya adalah sarana untuk menjalin persahabatan, persaudaraan dan membangun nilai-nilai kemanusiaan, maka dari itu sudah saatnya esensi dasar sepakbola tersebut di implementasikan oleh para kelompok supporter di Indonesia. Hilangkan rasa benci dan permusuhan. Mari bersatu, berkontribusi, dan berperan dalam mendukung kemajuan persepakbolaan kita, sudah saatnya para kelompok supporter di indonesia saling bersahabat !!!

Semoga kematian Ricko Andrean Maulana adalah yang terakhir dan semoga ada hikmah yang dapat dipetik dari peristiwa ini, selamat jalan kawan beristirahatlah yang tenang disana.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar