Kamis, 31 Agustus 2017

PUISI : SECANGKIR KOPI


Warna mu hitam pekat dengan aroma candu nan memikat, menyajikan pesona citarasa kelas wahid bak minuman nirwana.

Semerbak aroma mu selalu mampu merangsang pikiran untuk menghadirkan imajinasi.

Sisi pahit yang kau miliki adalah daya tarik hakiki bagi para pemuja mu.

Daya tarik yang selalu mengundang nafsu birahi ku untuk mencumbui mu.

Bisa mencumbui mu di kala sang mentari terbit di ufuk timur maupun di saat bintang bintang menghiasi gelap gulita nya langit adalah kebahagiaan ku yang sederhana.

Terkadang aku mencumbui mu bersama sepotong kue, terkadang aku mencumbui mu bersama sebuah buku dan terkadang pula aku mencumbui mu bersama pisang goreng yang konon katanya adalah pasangan sejati mu.

Aku tidak pernah perduli dengan omongan pilu para pembenci mu, bagiku kenikmatan yang ada padamu adalah kenikmatan surgawi.

Kau secangkir kopi, izinkanlah daku untuk terus memuja dan mencumbui mu sepanjang waktu.

Kau secangkir kopi, izinkanlah daku untuk terus memuja dan mencumbui mu hingga denyut nadi dan jantung ku berhenti serta dimensi memisahkan kita.

Kau secangkir kopi, menikmati mu adalah kebahagiaan bagiku dan meninggalkan mu adalah nestapa ku.

Ku harap kau mengerti akan hal itu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar