Senin, 16 November 2015

TARGET SEMPURNA !!



Seperti yang sudah pernah saya sampaikan pada artikel saya yang berjudul “18+ PRADIKTA ANDI ALVAT” bahwa saya adalah pribadi yang selalu mempunyai target-target tertentu di dalam hidup , baik itu target jangka panjang maupun target jangka pendek , target-target tersebut mendorong saya untuk melakukan sesuatu yang lebih dari pada yang orang lain lakukan (agar target itu dapat terealisasi).


Maka dari itu pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai salah satu target jangka pendek di dalam hidup saya , dimana target jangka pendek saya ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan saya sebagai seorang mahasiswa.


Target jangka pendek yang saya maksud kali ini adalah : INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) , IPK adalah sebuah hasil prestasi belajar dari para mahasiswa selama satu semester penuh , atau saat kita masih sma sering menyebutnya rapor ,  IPK sendiri adalah indikator dari keberhasilan seorang mahasiswa dalam menyerap ilmu pembelajaran perkuliahan.


Artinya semakin tinggi IPK seorang mahasiswa maka semakin besar pula tingkat penguasaan dan pemahaman materi pembelajaran dari mahasiswa tersebut atau istilah sederhana nya IPK adalah sebuah indikator untuk menilai kualitas dan kemampuan seorang mahasiswa, meskipun menurut saya hal tersebut tidaklah mutlak !


Mengapa saya mengatakannya tidak mutlak , karena yang paling mengerti dari proses dalam meraih hasil IPK dari tiap-tiap mahasiswa adalah mahasiswa itu sendiri , artinya jika ada seorang mahasiswa yang mempunyai IPK yang sedemikian rupa dan mahasiswa tersebut meraihnya dengan kerja kerasnya sendiri tanpa kecurangan maka IPK dari mahasiswa tersebut merupakan indikator dari kualitas dan kemampuan dari mahasiswa tersebut.


Namun ketika ada seorang mahasiswa yang mempunyai IPK tinggi ,akan tetapi mahasiswa tersebut dalam proses meraih IPK tersebut menggunakan cara –cara yang tidak di benarkan (curang) seperti mencontek , ngepek dll , maka IPK dari mahasiswa tersebut tentu tidak dapat menjadi indikator untuk menilai kualitas dan kemampuan dari mahasiswa tersebut.


Sudut pandang mengenai IPK yang salah  lah, yang menurut saya menyebabkan maraknya kecurangan yang dilakukan oleh para mahasiswa , para mahasiswa berlomba-lomba untuk meraih IPK yang setinggi-tingginya walau dengan apapun caranya (lewat kecurangan) , karena menurut sudut pandang mereka dengan memiliki IPK yang tinggi maka ia akan mudah mendapatkan pekerjaan yang baik , mapan dan bergaji besar setelah lulus nanti.


Saya tidak menyangkal akan hal tersebut , karena mahasiswa yang mempunyai IPK yang lebih tinggi tentu akan mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk mendapat pekerjaan yang baik , logikanya seperti ini , suatu perusahaaan atau instansi BUMN yang bergaji besar biasanya mematok IPK yang sedemikian rupa (3-3,25) hanya untuk bisa lolos tahap mengikuti tes atau ujian saja , maka bagi sarjana yang memiliki IPK di bawah angka tersebut tentu sudah gugur dahulu sebelum mengikuti tes seleksi.


akan tetapi dengan IPK yang setidaknya 3-3,25 , seorang belum tentu dapat di terima bekerja di perusahaan atau BUMN tersebut karena dapat tidaknya seorang peserta seleksi diterima adalah dari hasil nilai tes seleksi tersebut , sedangkan IPK hanya berguna sebagai kualifikasi saja agar dapat mengikuti tes seleksi , maka kualitas  sesungguhnya dari seorang sarjana di uji ketika menghadapi tes seleksi  , bukan saat ia ingin melamar atau mendaftar pekerjaan tersebut.


Lalu bagaimana bila ada seorang sarjana yang memiliki IPK tinggi akan tetapi , ia meraihnya dengan proses atau cara-cara yang tidak di benarkan ?? , menurut saya mungkin ia akan bisa mengikuti tes seleksi , akan tetapi saya yakin ia pasti akan gagal di tahap tes seleksi tersebut , hal itu di karenakan ia tidak memiliki kapasitas yang merepresentasikan IPK yang dimilikinya , artinya seorang sarjana yang ketika menjadi mahasiswa sudah sering melakukan kecurangan dan ketidakjujuran dalam proses pembelajaran , justru akan menyulitkan mereka untuk bisa lolos di tahap seleksi pada tes mencari pekerjaan nanti( karena minimnya penghetahuan di bidang yang ia geluti).


Sudut pandang yang sedemikian rupa lah yang akhirnya membuat para mahasiswa menghilangkan esensi sebenarnya dari sebuah arti pendidikan , pendidikan adalah sebuah proses pembelajaran , pengajaran dan penanaman nilai-nilai bagi individu untuk mencapai tingkat penghetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi pada obyek-obyek tertentu dan spesifik.


Artinya sebagai mahasiswa kita di didik untuk menjadi pribadi yang lebih baik ,agar kita dapat menjadi orang yang berguna baik bagi diri kita sendiri , bagi sesama manusia , bagi masyarakat serta bagi bangsa dan Negara , tentunya sesuai dengan bidang yang kita kaji dan kita pelajari.


Akan tetapi bila dalam proses pendidikan tersebut kita sebagai peserta didik (mahasiswa) justru melakukan hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai yang di tanamkan dalam proses pendidikan (kecurangan ) maka sejatinya kita telah merusak esensi dan tujuan dasar dari pendidikan itu sendiri , dan saya rasa sebagian besar mahasiswa saat ini banyak yang tidak menyadari akan hal tersebut.


Saya tidak sedang berbicara , bahwa saya adalah orang yang suci dan bersih dari kecurangan , selama saya sekolah dari SD sampai SMA saya juga  telah banyak melakukan kecurangan dalam proses pembelajaran , akan tetapi ketika menginjak bangku perkuliahan hal tersebut adalah hal yang “tabu” untuk saya sentuh. , tanggung jawab atas nama bidang yang saya geluti lah alasan dasarnya.


bagaimana mungkin saya bisa menjadi seorang sarjan hukum atau penegak hukum di kemudian hari yang baik , apabila dalam proses pembelajaran saja saya telah melakukan kecurangan –kecurangan , bagaimana mungkin di masa depan saya bisa menjadi penegak hukum pemberantas korupsi yang baik apabila sejak masih di bangku kuliah saja ,saya telah kental dengan nilai-nilai atau prinsip dari korupsi itu sendiri (kecurangan , ketidakjujuran).


Pada akhirnya tanggung jawab pada bidang yang saya geluti lah yang akhirnya membatasi dan melindungi saya dan menjadi tanda “alarm” bagi saya untuk menjauhi hal-hal yang berbau kecurangan dan ketidakjujuran , karena apabila saya melakukan kecurangan atau ketidakjujuran tersebut maka sejatinya saya telah mengkhinati janji saya , Sebuah janji yang sudah terpatri di dalam lubuk hati kecil saya yang terdalam , yaitu janji untuk selalu memberikan komitmen dan sepenuh hati saya atas nama bidang yang saya geluti (hukum).


Kembali ke pembahasan awal , Selama dua semester yang telah saya telah lewati memang IPK saya secara kasat mata mungkin orang akan berkata memuaskan , karena IPK saya selama dua semester yaitu 3,67 , akan tetapi secara pribadi , sejujurnya saya kurang puas dengan hal tersebut , karena menurut saya seharusnya saya bisa lebih dari itu , kurang maksimalnya saya di mata kuliah-mata kuliah yang berbau islam lah yang membuat IPK saya cuman mandek di angka 3,67 selama 2 semester ini.


Pada semester 1 ,saya mempunyai target IPK minimal 3,5 dan target itu pun terlampaui karena IPK saya pada semester 1 adalah 3,67, kemudian pada semester 2 saya mempunyai target IPK minimal 3,7 akan tetapi target tersebut tidak terealisasi , karena IPK saya pada semester 2 hanya 3,67 , lalu berapakah target IPK saya pada semester 3 ini ?????


Saya adalah pribadi yang menganut falsafah hidup yang sedikit unik , yaitu apabila saya gagal mencapai suatu standar tertentu , maka pada kesempatan berikutnya saya justru akan meningkatkan standar itu bukan malah menurunkannya , hal itu saya lakukan hanya semata-mata untuk memotivasi diri saya sendiri dan satu hal lagi , semakin besar dan tinggi suatu tantangan maka akan membuat saya semakin tertantang dan termotivasi, sehingga hal tersebut mendorong saya untuk dapat mengeluarkan kemampuan dan potensi terbaik yang saya miliki.


Lalu berapakah target IPK saya pada semester 3 ini ??


Pada semester 3 kali ini saya sendiri menarget kan IPK saya diakhir semester nanti bisa mencapai angka 4,00 , artinya saya menaikkan standar IPK yang saya ingin capai pada semester 2 lalu , lalu mengapa pada semester 3 ini saya menargetkan IPK yang sempurna yaitu 4,00 ?? tak lebih dan tak kurang karena saya ingin menggali potensi dan kemampuan yang saya miliki sampai batas maksimal sehingga saya dapat menghetahui sejauhmana sebenarnya kapasitas diri saya.


dengan ekspekstasi yang lebih tinggi dari semester semester sebelumnya membuat motivasi dan semangat saya pada semester 3 ini jauh lebih besar dan membara dari pada semester 1 dan semester 2 lalu , dan apakah target itu akan terealisasi pada akhir semester nanti ??? kita lihat saja nanti , akan tetapi saya akan selalu berusaha semaksimal mungkin untuk dapat merealisasikan target tersebut , tentunya dengan cara cara yang benar , sebagaimana yang sudah pernah saya katakan , sebagai manusia kita hanya berhak berusaha semaksimal mungkin dan tuhanlah yang berhak menentukan hasilnya.


Sebagai pribadi saya adalah seseorang yang selalu yakin dan percaya dengan kemampuan yang saya miliki , artinya saya memiliki keyakinan dan kepercayaan diri untuk dapat merealisasikan target tersebut meskipun hal tersebut tidaklah mudah , akan tetapi sebagai pribadi saya selalu  OPTIMIS!!



SELESAI...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar