Sabtu, 16 September 2017

PUISI : SUBUH


Tetesan embun jatuh dari langit adiwarna membasahi dedaunan hijau yang rindu akan kesejukan.

Semilir angin berhembus mencekam, menyiratkan rayuan tuk kembali ke peraduan.

Gelap masih menyelimuti kalbu, dingin terasa membelai jiwa untuk tidak beranjak.

Kabut putih diluar jendela seakan menggoda para manusia untuk kembali menarik selimutnya.

Berlindung pada kehangatan tuk melanjutkan sisa-sisa mimpi indah yang belum usai.

Di luar sana segerombolan ayam jago berdendang bersahutan silih berganti, mengumbar kejantanannya.

Burung-burung pun berkicau riuh, melantunkan syair merdu.

Suara adzan subuh berkumandang khidmat, mengajak manusia meninggalkan kenikmatan tuk merajut ketaqwaan.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar