Sabtu, 28 April 2018

#PSIRBANGKIT


"KEDEWASAAN SEBUAH TIM TIDAK DILIHAT DARI BAGAIMANA CARA MEREKA DALAM MENYIKAPI SEBUAH KEMENANGAN, TETAPI KEDEWASAAN TERSEBUT AKAN TERLIHAT DARI BAGAIMANA CARA MEREKA DALAM MENYIKAPI SEBUAH KEKALAHAN"

Tim kebanggaan "wong" Rembang PSIR harus kembali menelan pil pahit dilaga kedua kompetisi liga 2 Indonesia musim ini setelah ditundukkan oleh sang tamu Semen Padang dengan skor tipis 1-2 di stadion Krida Rembang, kekalahan ini tentunya menjadi kekalahan yang kedua di dua laga awal musim ini, sebelumnya PSIR juga menelan pil pahit setelah ditaklukkan oleh tuan rumah PSPS Pekanbaru dengan skor tipis 1-0.

Dua hasil negatif di dua laga awal tentunya menjadi alarm bahaya bagi tim asuhan Uston Nawawi, mengingat di dua laga selanjutnya PSIR akan bermain Away ke Aceh yakni melawan Persiraja Banda Aceh dan Aceh United, jika di dua laga selanjutnya tersebut PSIR kembali harus menelan kekalahan tentunya kondisi psikologis, mental dan kepercayaan diri para pemain akan menurun dan berimbas kurang baik bagi perjalanan tim kedepan.

Oleh karenanya, pembenahan dan evaluasi adalah hal mutlak yang harus dilakukan dengan segera oleh para elemen yang terkait dengan tim PSIR, baik pelatih, pemain, pengelola tim bahkan suporter tentu sesuai dengan porsi dan perannya masing-masing.

Jangan sampai kekalahan ini justru memunculkan "Colateral Damage" atau pemerkeruhan suasana dengan saling tuding atau saling menyalahkan antara para pihak yang justru akan menimbulkan dampak yang kurang baik bagi kondusifitas tim.

Maka dari itu, keempat elemen tim tersebut hendaknya bisa duduk bersama dan bersinergi untuk menemukan akar permasalahan mengapa tim PSIR tidak mampu bermain maksimal di dua laga awal sesuai sudut pandang dan argumentasi mereka masing-masing, dengan begitu diharapkan akan ditemukan solusi terbaik sebagai formula untuk meraih hasil positif kedepan.

Keempat elemen tim tersebut adalah pihak-pihak yang sudah pasti memiliki tujuan dan idealisme yang sama walaupun memiliki peran dan sudut pandang yang berbeda, tujuan dan idealisme tersebut adalah bisa melihat tim PSIR Rembang meraih hasil maksimal dan berprestasi. Maka dari itu menjadi penting untuk melibatkan keempat elemen tersebut dalam satu meja untuk mencari akar permasalahan yang terjadi saat ini.

Dengan duduk bersama, setiap elemen tim akan dapat mengungkapkan saran, pendapat bahkan keinginan yang diharapkan dapat dilakukan oleh elemen lainnya terkait dengan kondisi dan performa tim agar lebih progresif.

Pemain dapat mengungkapkan, saran, pendapat dan keinginannya kepada pengelola, pelatih dan suporter, pelatih dapat mengungkapkan saran, pendapat dan keinginannya kepada pemain, pengelola dan suporter, pengelola dapat mengungkapkan saran, pendapat dan keinginannya kepada pemain, pelatih dan suporter, dan suporter pun dapat mengungkapkan saran, pendapat dan keinginannya kepada pemain, pelatih dan pengelola, dengan begitu diharapkan akan muncul solusi atau formula terbaik untuk meningkatkan performa tim kedepan.

Menerapkan budaya demokrasi tentunya menjadi hal yang baik bagi sebuah tim, dimana setiap elemen tim memiliki hak untuk berpendapat, menyampaikan keinginan, dan memberi saran sesuai dengan sudut pandang dan argumentasinya masing-masing, meskipun harus tetap ada hal-hal prerogatif yang tidak dapat diganggu gugat.

Misalnya pemain berhak bertanya, berdiskusi bahkan memberi saran kepada pelatih terkait dengan strategi tim apabila dengan strategi tersebut tim tidak dapat menghasilkan hasil yang maksimal, namun pelatih tetaplah sang pengambil keputusan yang tidak dapat diganggu gugat atau di intervensi oleh siapapun. Kemudian suporter berhak bertanya, berpendapat, mengkritik dan memberikan saran kepada pengelola tim mengenai hal-hal non teknis yang menyangkut kepentingan suporter maupun kepentingan tim secara utuh, suporter harus diberikan ruang terbuka untuk menyampaikan hal-hal, saran atau ide yang membangun kepada tim kesayangannya.

Budaya demokrasi dalam bentuk menyampaikan kritik, saling bertukar pikiran, ide, pendapat dan saran dalam satu ruang diskusi antar beberapa elemen tim adalah hal yang baik serta kondusif untuk mendorong kemajuan tim serta membuat elemen-elemen dalam sebuah tim sepakbola tersebut menjadi lebih solid, kompak dan sevisi.

Harus dipahami bahwa kekalahan sebuah tim adalah kekalahan bersama, tidak hanya kekalahan para pemain sebagai aktor utama pertandingan, tetapi juga kekalahan pelatih, kekalahan pengelola tim dan juga kekalahan suporter, dan pola pikir semacam ini hanya bisa dipahami oleh mereka yang memiliki kedewasaan.

Dua kekalahan di dua laga awal memang belumlah dapat dikatakan penyakit kronis karena perjalanan kompetisi masihlah panjang, namun merespon dua hal tersebut secara biasa tanpa melakukan evaluasi dan pembenahan secara serius adalah hal yang kurang bijak yang pada akhirnya akan mengirim PSIR dalam situasi dan kondisi yang sulit kedepannya.

Oleh karena itu, hal yang harus dilakukan oleh tim PSIR saat ini adalah bagaimana menyikapi dan merespon dua kekalahan tersebut secara bersama-sama mengingat kekalahan tersebut adalah kekalahan bersama, setiap elemen tim memiliki tanggungjawab untuk mempertanggungjawabkan kekalahan tersebut, disisi lain setiap elemen tim juga memiliki tanggungjawab untuk mengangkat performa tim, tentu sesuai peran dan porsinya masing-masing baik secara teknis maupun non teknis.

Dan disinilah kedewasaan sebuah tim bernama PSIR akan diuji, sejauh mana PSIR mampu menyikapi dua kekalahan tersebut untuk menjadi sebuah tim yang lebih kuat, lebih kompak dan lebih solid. Karena tanpa kedewasaan, dua kekalahan tersebut justru akan bisa membuat tim tercerai berai, saling menyalahkan dan pada akhirnya karam.

Bangkitlah PSIR #PSIRBANGKIT





Tidak ada komentar:

Posting Komentar