Sabtu, 20 Juli 2019

BEGAL SAJA BERHATI NURANI




Kipo, seorang pemuda yang telah 2 tahun menganggur mulai jengah dengan kondisi dan rutinitas hidupnya. Bagaimana tidak, sejak pulang dari Hongkong sebagai tenaga kerja Indonesia 2 tahun lalu, Kipo tidak kunjung mendapat pekerjaan. Hari-harinya pun diisi dengan ngopi, ngudud dan nongkrong ngalor-ngidul berbekal uang tabungan hasil bekerja selama dua tahun di Hongkong yang semakin hari kian terkuras dan menipis. 

Selain itu, berbekal ijasah SMA Kipo juga sibuk melamar ke beberapa pabrik di berbagai kota di Indonesia. Namun malangnya tak ada satu pun yang mau menerima lamaran Kipo. Di usianya yang kini menginjak 28 tahun Kipo juga masih jomblo, terlebih dalam strata kelas perjombloan, bisa dibilang Kipo masuk kategori jomblo ngenes alias selalu ditolak perempuan yang disukainya. 

Bahkan dalam konteks perjombloan nasib Kipo jauh lebih naas dari pada perihal soal pekerjaan, jika dalam pekerjaan ia baru menganggur 2 tahun, nah dalam konteks percintaan ia telah menganggur (menjomblo) selama 15 tahun. Pertama dan terakhir kali Kipo merasakan pacaran adalah pada saat ia duduk di kelas 1 SMP atau saat dia berusia 13 tahun. Beban psikis karena telah menganggur selama 2 tahun dan juga kondisi hati yang kering akan cinta karena 15 tahun menjomblo membuat Kipo frustasi. Kipo merasa dunia ini sangat kejam padanya.

Di saat Kipo mulai frustasi datanglah Keceng, teman sekampung Kipo yang juga telah satu tahun menganggur selepas bekerja menjadi awak kapal. Keceng yang juga seorang jomblo ngenes ini secara khusus mendatangi Kipo di rumahnya. Keceng yang sejak kecil memiliki bibit kriminalitas seperti mencuri hingga mencopet mencoba mengajak Kipo untuk melakukan pekerjaan haram yakni begal. “Po kamu mau pekerjaan santai, pendapatannya besar, dan jam kerjanya sebentar” ucap Keceng mencoba merayu Kipo. Kipo lantas menjawab “Ah mana ada itu ceng pekerjaan yang seperti itu enak bener kalau pun ada itu pasti jabatan bos-bos”. “Ah siapa bilang, ada kok sini tak bisikkin” Keceng pun membisikki Kipo hingga membuat Kipo terkejut dan berkata “Apa ! begal hmm (berpikir agak lama)....... boleh sih tapi jangan sampai membunuh ya” balas Kipo. Singkat cerita, Kipo akhirnya bersepakat dengan Keceng untuk menjadi begal. Rencananya, Kipo dan Keceng akan melakukan aksi pembegalan di sekitar jalan perlintasan kampungnya ke arah kota seberang dimana kondisinya tergolong sepi.

Malam itu, Keceng dan Kipo pun melancarkan aksi perdana mereka sebagai begal berbekal senjata tajam parang serta penutup wajah. Sekitar pukul 11 malam mereka sudah stand by di lokasi tempat pembegalan. Tak lama, korban begal pertama Keceng dan Kipo pun datang. Kipo dan Keceng langsung mencegat korban tersebut yang ternyata seorang perempuan paruh baya. Keceng dan Kipo dengan wajah bengis mencoba merampas motor korban. Namun si korban justru dengan lirih berkata: “Mas saya ini seorang perempuan tulang punggung keluarga, saya sudah tidak memiliki suami, suami saya kabur meninggalkan saya dan anak-anak saya karena tergila-gila dengan perempuan lain, saat ini saya bekerja siang malam sebagai tukang pijit untuk menghidupi dua anak saya yang masih kelas 8 SMP dan kelas 2 SD. Jika motor saya ini kalian rampas, saya tidak bisa bekerja. Lalu siapa yang akan menghidupi dua anak saya dan membiayai sekolah mereka”. Melihat jawaban perempuan itu Kipo dan Keceng pun tiba-tiba menjadi melankolis, hati nurani mereka terhenyak akan perjuangan dan kemalangan nasib perempuan paruh baya yang hendak mereka begal ini. Bahkan Kipo sempat menitihkan air mata prembik-prembik seperti halnya saat anak kecil dimarahi ibunya karena buang air besar sembarangan.

Akhirnya, Keceng dan Kipo mengurungkan niatnya untuk membegal perempuan itu justru sebaliknya, Keceng dan Kipo malah memberikan uang yang ada di dompet mereka masing-masing 100 ribu untuk perempuan itu. Keceng dan Kipo berkata “Ini uang untuk anak-anak ibu di rumah ya, walaupun sedikit semoga bermanfaat”. “Iya mas terimaksih banyak, alhamdulillah dapat rezeki tambahan dari mas-mas begal yang baik hati ini” Jawab perempuan itu dengan wajah sumringah karena tidak jadi dibegal dan malah dikasih uang.

Ditengah himpitan ekonomis dan beban psikologis karena menganggur plus hidup yang kering akan cinta karena belasan tahun menjomblo, toh Kipo dan Keceng nyatanya tetap memiliki hati nurani. Nah, jika seorang begal saja dengan latar belakang pendidikan, ekonomi, dan sosial yang pas-pasan saja pada titik tertentu masih memiliki hati nurani apa tidak malu itu para pejabat dan wakil rakyat yang hidupnya penuh dengan kehomatan, aksesbilitas pendidikan tinggi, gelimang harta, dan fasilitas mewah justru tidak memiliki nurani dan belas kasihan menilap uang rakyat (korupsi) untuk memuaskan syahwat duniawinya. Melacurkan amanat dan menyengsarakan rakyat pada kondisi kemelaratan.

Miris ya lurrrrrrr.





1 komentar:

  1. Main judi bola dengan presentase kemenangan tertinggi

    Ditengah himpitan ekonomis dan beban psikologis karena menganggur plus hidup yang kering akan cinta karena belasan tahun menjomblo,

    BalasHapus