( Artikel ini ditulis pada 25 Maret 2020)
Covid
19 atau yang lebih familiar disebut virus corona telah mengejawantah sebagai
ancaman bagi eksistensi kehidupan manusia. Menurut data per 25 Maret 2020 yang
dilansir dari peta penyebaran Covid 19 Global
Cases by John Hopkins CSSE ,
corona telah menyebar di 168 negara dengan menelan 18.612 korban meninggal
dunia. Data tersebut diyakini akan sangat cepat berubah, mengingat begitu cepat
dan masifnya persebaran Covid 19.
Masifnya
persebaran corona sendiri membuat WHO menetapkan Covid 19 sebagai pandemi global.
Pandemi global mengandung konsekuensi bahwa negara-negara di dunia harus
melaksanakan standar penanganan dan penanggulangan Covid 19 sebagaimana yang
ditetapkan oleh WHO.
Di
Indonesia sendiri per 25 Maret 2020 total telah ada 790 kasus positif corona
dengan korban jiwa 58 orang dan 31 sembuh. Realitas demikian, menunjukkan
Corona telah menjelma sebagai ancaman bagi keberlangsungan kehidupan manusia. Corona adalah "musuh" bagi manusia maupun entitas sebuah negara.
Corona
telah membuat 18.612 nyawa manusia melayang, Corona juga melumpuhkan aktivitas
perekonomian yang merupakan sektor utama manusia untuk survive. Perusahaan-perusahaan tidak dapat beroperasi sebagaimana
mestinya, sekolah-sekolah juga terpaksa diliburkan, aktivitas sosial dan olah
raga juga di tunda pelaksanaannya, sektor pariwisata juga lumpuh. Konkretnya,
kini corona telah benar-benar menjadi ancaman serius bagi eksistensi kehidupan
manusia baik secara fisik maupun meteril. Singkatnya, corona harus segera
ditanggulangi dan dibasmi agar kehidupan bumi dan manusia bisa kembali seperti
sedia kala.
Solusi Mengatasi Corona
Di
atas telah penulis jelaskan bahwa corona
telah menjelma sebagai musuh manusia dan negara di seluruh penjuru dunia.
Posisi corona sebagai musuh “dunia” hendaknya dapat membangkitkan dan
mentransmisi energi solidaritas global untuk bekerja sama menanggulangi corona.
Seluruh
negara di dunia harus mengesampingkan segala tendensi politik yang selama ini
menjadi tembok besar bagi terciptanya harmonisitas dunia. Sudah saatnya seluruh
negara di dunia memiliki awareness dan
daya responsifitas untuk bersatu padu guna menanggulangi Corona yang mana merupakam "musuh" bagi eksistensi
kehidupan manusia.
Pertama,
negara-negara harus membangun komunikasi dan koneksifitas beserta
langkah-langkah terintegrasi untuk menanggulangi persebaran virus corona
berdasarkan standar yang telah ditetapkan oleh WHO. Kedua, negara-negara harus membangun semangat solidaritas dan altruisme dalam dimensi
inklusifitas-humanisme. Misalnya dengan memberikan bantuan vaksin, peralatan
medis, pangan, hingga bantuan ekonomi kepada negara-negara yang secara
infrastruktur kesehatan dan ekonominya lemah. Ketiga, setiap negara harus membangun sistem penanganan internal
yang kuat dalam menanggulangi persebaran virus corona sesuai dengan kemampuan
dan sumber daya yang ada. Bisa melalui pendekatan lock down, pendekatan social
distancing (phisic distancing),
atau drive thru.
Pada
prinsipnya, ketiga langkah diatas merupakan treatments
komprehensif yang harus dilakukan oleh negara-negara di dunia agar virus corona dapat segera
dihentikan dan tidak semakin meluas dan semakin mengancam eksistensi kehidupan
manusia.
Sisi Positif Munculnya Virus Corona
Di
balik sisi negatif corona yang ‘berhasil’ membuat 18.612 jiwa melayang dan
melumpuhkan sektor perekonomian yang menjadi soko guru bagi eksistensi
kehidupan manusia. Namun ternyata munculnya virus corona juga memberikan
beberapa sisi positif yang secara langsung maupun tidak langsung dapat kita
rasakan.
Pertama,
munculnya semangat humanisme dan solidaritas global. Virus corona secara tidak
langsung mampu membuat rasa kemanusiaan dan solidaritas antar negara di dunia
menguat. Kini, semua energi dan fokus negara tercurahkan untuk bagaimana segera
menghentikan virus corona. Hal tersebut membuat negara-negara di dunia memiliki
tujuan yang sama di mana hal ini membuat terbangunnya rasa humanisme dan
solidaritas sebagai sesama mahluk dunia.
Kedua,
lahirnya nilai atau tatanan baru. Menurut perspektif sosiologi, setiap bencana
atau konflik akan memberikan efek positif berupa lahirnya nilai atau tatanan
baru. Dalam konteks munculnya virus corona, tatanan atau nilai baru yang lahir
tentunya adalah perihal bagaimana menjaga kesehatan bagi individu maupun
bagaimana negara mempersiapkan insfastruktur kesehatan yang memadai sebagai
langkah preventif maupun represif ketika muncul pandemi virus yang masif.
Ketiga,
keintiman keluarga menjadi terbangun kembali. Terbatasnya aktivitas setiap
orang untuk keluar dari rumah membuat interaksi setiap orang hanya akan
terjalin di rumah dengan keluarganya masing-masing. Keempat, meningkatnya kualitas udara dan lingkungan hidup.
Menurunnya aktivitas warga masyarakat membuat polusi atau pencemaran udara menurun drastis.
Realitas ini seakan menyiratkan makna bahwa dalam sebuah kegetiran (musibah) pasti tersimpan
nilai manfaat pada sisi yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar