Jumat, 25 Desember 2020

PUISI: SEMARANG

Tugu muda melekat dalam aorta

Simpang lima dan jalan pahlawan membentang ziarah rindu

Lumpia dan tahu gimbal berjejal menggoda birahi lidah 

Kerasnya Tanjung Emas dan hijaunya gombel tergiang dalam maji

Di kota ini, aku pernah tumbang oleh kerasnya congyang. Stadion Diponegoro yang lusuh itu menjadi saksi bisu.

Di kota ini, aku merajut mimpi besar. Bergelut dengan tekad. 

Semarang, aku mencintaimu. Aroma harum tanahmu adalah separuh jiwaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar