Jumat, 23 Maret 2018

SELAMAT HARI AIR SEDUNIA


Ketika sungai kotor
Mata air terkontaminasi
Ketika air tanah berlimbah
Jangan cuma diam dan menunggu
Berbuatlah untuk air

Ketika sumur mengering
Ketika bumi makin memanas
Sumber kehidupan gak ada lagi
Jangan hanya diam dan menunggu
Hey berhematlah berhematlah
Berhematlah untuk air

Begitulah cuplikan lirik awal dari lagu berjudul "Krisis Air" yang dinyanyikan oleh Slank, lagu tersebut secara eksplisit menyiratkan dua masalah laten tentang air yang ada didunia serta khususnya di Indonesia, yakni pencemaran air dan krisis air bersih.

Sebagaimana kita ketahui bersama, air adalah salah satu sumber utama kehidupan kita di dunia, dan tanpa kita sadari sejujurnya kualitas kehidupan ini sangat bergantung dengan bagaimana kuantitas maupun kualitas air yang ada, artinya jika kuantitas air melimpah dan kebersihannya terjaga tentu akan dapat mendukung kita untuk hidup lebih sehat dan lebih layak.

Sebaliknya, jika kuantitas maupun kualitas air tidak memadai artinya ketersediaan air minim dan kondisi airnya kurang bersih (kotor dan tercemar) tentunya akan dapat berimbas kepada kondisi kesehatan maupun kelayakan hidup kita yang kurang baik.

Air adalah hal vital dalam kehidupan kita, air memiliki banyak fungsi dalam hidup seperti untuk minum, untuk mandi, untuk mencuci, untuk memasak, untuk pengairan dan untuk aktivitas lainnya, tanpa air, dunia dan segala isinya ini tentu akan binasa.

Hal inilah yang justru terkadang kurang mendapat perhatian lebih dari kita, sebagian besar dari kita cenderung lebih tertarik membahas isu-isu global atau nasional seperti radikalisme, narkoba, korupsi hingga hoax namun terkadang justru lupa untuk membahas dan peduli akan pentingnya menjaga dan merawat air yang notabene merupakan salah satu sumber utama kehidupan kita, bayangkan saja jika air di dunia ini menipis atau tercemar tentunya kehidupan kita semua juga akan terancam pula.

Di Indonesia sendiri dua isu laten tentang air tersebut masih membelenggu kehidupan bangsa, krisis air bersih dan pencemaran air masih membayangi kehidupan kita semua.

Pencemaran air sendiri pada dasarnya merupakan faktor kunci yang menjadi penyebab menurunnya kuantitas air bersih yang tersedia, jika sumber mata air (sungai dan laut) telah tercemar tentunya akan berimbas pada pasokan air bersih yang akan berkurang juga bukan ?.

Menurut data dari Dirjen Pengendalian Pencemaran dan kerusakan lingkungan pada tahun 2013-2015 di 33 provinsi di Indonesia, terdapat 52 sungai tercemar berat, 20 sungai tercemar sedang hingga berat, 7 sungai tercemar ringan hingga sedang dan 21 sungai memenuhi baku mutu hingga pencemaran ringan, tercemarnya sungai-sungai tersebut menyebabkan masyarakat di berbagai daerah cukup kesusahan mendapatkan pasokan air bersih.

Selain tercemarnya sumber mata air, faktor lain yang dapat menyebabkan masyarakat kekurangan air bersih adalah karena efek kekeringan, makin gundulnya hutan kita menyebabkan kekeringan pun tak terelakkan. Menurut data dari kementerian lingkungan hidup dan kehutanan pada tahun 2015 total luas hutan di Indonesia adalah 124 juta hektare, namun ironisnya sejak 2010-2015 Indonesia menempati urutan kedua didunia setelah Brazil sebagai negara yang banyak kehilangan luas hutannya setelah, yakni kehilangan 684.000 hektare per tahun.

Tak dapat dipungkiri bahwa kekeringan dan tercemarnya sumber mata air (sungai) merupakan penyebab utama krisis air bersih yang terjadi, data-data diatas telah menunjukkan bahwa kuantitas dan kualitas air bersih di Indonesia cukup mengkhawatirkan.

Direktur WALHI ( Wahana Lingkungan Hidup Indonesia ) Nur Hidayati baru-baru ini mengatakan bahwa Indonesia termasuk 10 besar negara didunia dengan jumlah air terbanyak, namun justru Indonesia kekurangan air bersih, "Indonesia itu kaya air namun krisis air" tegasnya, menurutnya krisis air ini disebabkan karena beberapa faktor seperti rusaknya daerah aliran sungai dan pencemaran air, Nur Hidayati menambahkan dari sisi kualitas 90 % air di Indonesia sudah tercemar sehingga krisis air bersih diberbagai daerah khususnya di daerah padat penduduk seperti Jawa dan Bali pun tak terelakkan.

Lalu siapa yang bertanggungjawab terhadap semua ini, pemerintah ? Hmm tidak hanya pemerintah, tapi kita semua sebagai pihak yang membutuhkan air sebagai tulang punggung kehidupan kita, pemerintah tentunya bekerja (untuk melindungi air dan lingkungan) sesuai porsinya yakni menetapkan regulasi berupa peraturan perundang-undangan tentang air dan lingkungan (didalamnya terdapat sanksi administratif, sanksi pidana maupun perdata) serta melakukan upaya-upaya strategis lain untuk menjaga kebersihan maupun kuantitas air seperti membangun bendungan, pengerahan pembersihan sungai, normalisasi sungai, reboisasi atau penanaman hutan kembali dan upaya-upaya lainnya, selain itu pemerintah juga memiliki peran untuk dapat mendorong masyarakat agar lebih sadar dan taat dalam menjaga lingkungan seperti melakukan gerakan sosial tentang air dan lingkungan, kampanye lingkungan, seminar dan lain-lain.

Kemudian yang tak kalah penting adalah bagaimana hukum ditegakkan (represif) oleh para penegak hukum secara adil dan proporsional terhadap orang atau perusahaan yang telah mencemarkan air dan lingkungan, baik melalui sanksi pidana, perdata hingga sanksi administratif sebagaimana tercantum dalam peraturan perundang-undangan terkait. Hal ini sangat penting untuk menekan perbuatan-perbuatan yang bersifat mencemari air dan lingkungan dikemudian hari serta untuk mencegah mereka-mereka yang pernah mencemari air dan lingkungan agar tidak mengulangi perbuatannya lagi.

Sedangkan apa tanggungjawab kita ? tanggungjawab kita semua adalah bagaimana kita dapat menjaga dan melindungi air serta sumber-sumber cadangan air dan lingkungan secara keseluruhan dapat terjaga dan tidak tercemar, dan hal itu dapat kita wujudkan dengan berbagai upaya sederhana seperti jangan membuang sampah ke sungai dan laut, jangan menebang hutan sembarangan, rajin menanam pohon, dan berhemat dalam menggunakan air.

Sejatinya, upaya yang kita lakukan sekarang adalah bagaimana cara menjaga agar sumber air dan lingkungan yang sudah tercemar agar tidak semakin tercemar, dan menjaga sumber air yang masih bersih agar jangan sampai ikut tercemar.

Akhir sekali, marilah kita semua lebih peduli dan lebih mencintai lingkungan, khususnya air, mengingat air adalah salah satu sumber utama kehidupan kita, mari bersama-sama kita jaga dan lindungi air agar anak cucu kita kelak dapat hidup lebih layak dan sehat, setidaknya jangan sampai hidup lebih buruk dari apa yang kita alami sekarang.

Air adalah anugerah dari Tuhan yang patut kita jaga, menjaga air merupakan tanggungjawab kita semua tanpa terkecuali, karena kita semua jelas membutuhkan air untuk kehidupan kita, baik untuk kehidupan kita sekarang maupun untuk keberlangsungan hidup anak cucu kita kelak.

Untuk itu, marilah berbuat sesuatu untuk kebahagiaan anak cucu kita di masa depan.

Selamat hari air sedunia.



Data : Kompas.com, RMOL.CO



Tidak ada komentar:

Posting Komentar