Selasa, 11 Desember 2018

PUISI : (BUKAN) POTRET NEGERI KU


Denyut malam menyisir tabir.
Kesenangan semu menggeliat riuh penuh kebebasan.
Pemuda-pemudi larut dalam persetan dunia menumpuk dosa.
Beradu syahwat melampiaskan nafsu birahi.
Bercumbu dalam ganasnya aroma whisky dan candu ekstasi.
Terbuai lemah saat mentari meninggi di sudut pagi.

Pengemban amanat rakyat pandai berkhianat.
Bergantian masuk bui terjerat korupsi.
Berdramaturgi seolah pengayom rakyat padahal lintah keji.
Menyengsarakan kaum jelata dalam ketimpangan sosial.
Membunuh harapan anak-anak beraroma keringat tuk mendapat martabat.

Secangkir kopi nan pekat terasa makin getir melekat.
Melihat penyemai rohani tak lagi menyejukkan umat.
Perangai demagogi dan agitasi menyesaki ruang publik.
Terpapar kepentingan politik praktis pengejar singgasana rakyat.

Bagaimana masa depan negeri ku jika kondisinya teruk seperti itu ?
Adakah secercah harapan akan khidmatnya hidup di negeri ini ?

Tetapi aku dapat tersenyum simpul penuh kelegaan.
Karena kondisi diatas ternyata (bukan) potret negeri ku.

Hehehee.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar