Senin, 27 Juli 2015

MENGAPA SULIT SEKALI ??



TERAS DEPAN RUMAH


Menikmati sejuknya udara pagi dengan di temani secangkir kopi adalah aktivitas sederhana namun selalu mampu memberikan ketenangan dan kesejukkan bagi jiwa. Dan seperti biasa saya pun melakukan aktivitas tersebut pagi ini.


Pagi ini terasa tak seperti biasanya , pagi ini  perasaan saya sedang dilanda rasa cemas, rasa cemas  Karena buku pesanan yang saya beli secara online tak kunjung tiba , menurut penjual buku tersebut ,buku seharusnya tiba dalam waktu 3 hari setelah pembayaran di lakukan yang di kirim lewat pos , akan tetapi hari ini sudah sampai pada hari ke 5 namun belum juga ada tukang pos yang mengirimkan buku tersebut ke tempat saya.


Sambil sesekali menyeruput secangkir kopi , saya mencoba untuk berfikir positif bahwa penjual buku tersebut mempunyai iktikad baik dalam jual beli ini , mungkin nanti siang atau besok buku tersebut sudah berada dalam genggaman saya. Dan untuk membunuh rasa cemas tersebut , saya mencoba untuk menyalurkan salah satu  dari hoby saya yaitu menulis.


tulisan saya kali ini juga mengenai perasaan cemas , namun dengan skala yang lebih besar yaitu perasaan cemas yang melanda seluruh masyarakat pecinta sepakbola di Indonesia. terhadap masa depan persepakbolaan nasional


Sepakbola adalah olah raga yang paling populer dan paling di gemari oleh seluruh masyarakat di berbagai belahan dunia baik di Negara yang sepakbola nya maju maupun di Negara yang sepakbola nya tidak maju –maju seperti negeri tercinta kita inii.     


Tak bisa di pungkiri pembekuan induk organisasi sepak bola Indonesia (pssi) oleh menpora , membuat persepakbolaan Indonesia menjadi “mati suri”karena roda kompetisi dan segala aktivitas persepakbolaaan yang resmi tidak dapat berjalan Dan apabila tidak segera di tangani dengan cepat dan tepat persepakbolaan Indonesia bisa menjadi “mati” tidak “mati suri” lagi.


Lalu Apakah pembekuan pssi ini cara yang tepat untuk memperbaiki sepakbola Indonesia ??


Menurut hemat saya pembekuan ini adalah cara yang tepat apabila di ikuti dengan tindakan serta langkah yang konkret , cepat dan tepat untuk memperbaiki sepakbola Indonesia namun apabila setelah pembekuan akan tetapi tidak ada langkah konkret,cepat dan tepat oleh menpora maka menurut saya pembekuan pssi oleh menpora adalah  langkah yang “percuma” , yaitu sama –sama membuat persepakbolaan Indonesia tidak maju-maju bahkan malah mengalami kemunduran. dan saya rasa sejauh ini menpora belum mempunyai konsep dan langkah yang konkret,cepat dan tepat untuk memperbaiki kondisi persepakbolaan nasional.


Dan apakah dengan pencabutan pembekuan pssi akan membuat persepakbolaan Indonesia menjadi lebih baik ??


Apabila pencabutan pembekuan pssi di cabut begitu saja tanpa ada syarat-syarat tertentu yang harus di penuhi oleh pssi dan di nyatakan secara tertulis (semacam mou) dengan pemerintah yang berkaitan dengan peningkatan mutu aspek-aspek persepakbolaan seperti sarana dan prasarana , sistem kompetisi,sistem kualifikasi klub untuk boleh ikut kompetisi , sistem sponsor dan pambagian hak siar yang terbuka ,penigkatan mutu pengadil dan perangkat pertandingan dan lain-lain  , rasanya kok sama saja langkah yang percuma juga , karena persepakbolaan di Indonesia tetap saja tidak akan membaik. Akan muncul lagi permasalahan penunggakan gaji pemain , akan muncul lagi masalah mengenai kerusuhan supporter , akan muncul lagi masalah mengenai pengadil di lapangan (wasit) yang tidak adil serta permasalahan –permasalahan lainnya.


Jadi menurut pendapat saya , kedua langkah tesebut ( pembekuan pssi dan pencabutan pembekuan pssi ) sama-sama bisa membuat persepakbolaan Indonesia menjadi lebih baik apabila langkah tersebut di ikuti dengan cara yang cepat, tepat , dan konkret , namun kedua langkah tersebut juga dapat membuat persepakbolaan Indonesia menjadi tidak maju-maju atau bahkan malah mengalami kemunduran apabila langkah tersebut tidak pula di ikuti dengan cara yang cepat,tepat dan konkret.


kedua belah pihak yaitu pssi dan menpora sama-sama bersikukuh bahwa mereka sama-sama mempunyai keinginan yang sama yaitu menjadikan persepakbolaan Indonesia menjadi lebih baik , apa bila memang benar begitu adanya , timbul pertanyaan di benak saya:


“yang katanya sama-sama untuk sepakbola Indonesia yang lebih baik , lalu MENGAPA SULIT SEKALI  (menemukan jalan keluar) ” ??????




"KEHIDUPAN KEMBALI MEMBERI SEBUAH PELAJARAN BAHWASANYA TIDAK ADA HAL YANG LEBIH SULIT DARI MENGESAMPINGKAN EGO PRIBADI DEMI KEPENTINGAN BERSAMA"



SEKIAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar