Sabtu, 09 Juni 2018

RAMADHAN MOMEN PEMBENTUKAN KARAKTER


" Ramadhan adalah momen tepat untuk membentuk karakter diri, melanjutkan yang baik dan menghapus yang buruk "


Bulan ramadhan adalah bulan penuh berkah, bulan penuh ampunan dan bulan penuh sukacita, marhaban ya ramadhan begitulah ungkapan untuk mengungkapkan betapa bergembiranya umat Islam dalam menyambut datangnya bulan suci ramadhan.

Bulan ramadhan adalah bulan spesial yang memiliki beberapa keistimewaan baik secara teologis maupun secara sosiologis, secara teologis bulan ramadhan memiliki beberapa keistimewaan seperti segala amalan di bulan Ramadhan ini akan di catat sendiri oleh Allah SWT yang pahalanya bahkan bisa lipat gandakan hingga illamasyaallah (sesuai kehendak Allah), adanya puasa wajib dan shalat sunnah tarawih, adanya zakat fitrah, kemudian adanya sebuah malam di 10 malam terakhir ramadhan yang lebih baik dari pada 1000 bulan yakni malam lailatul qodar dimana orang yang mampu meraihnya akan mendapatkan pahala seperti halnya orang beribadah selama 83 tahun tanpa pernah melakukan dosa, di bulan ramadhan semua pintu surga dibuka selebar-lebarnya, sebaliknya semua pintu neraka akan di tutup dan para setan dan jin akan di kerangkeng.

Kemudian dari sisi sosiologis bulan ramadhan juga memiliki keistimewaan tersendiri yakni tersajinya nuansa dan suasana yang kondusif untuk melakukan ibadah serta perbuatan yang baik, nuansa keakraban dan kerukunan antar masyarakat juga lebih terjalin, serta roda ekonomi yang berputar pesat terutama pada bidang kuliner, bahan makanan dan pakaian yang memberikan berkah rejeki tersendiri bagi sebagian masyarakat.

Indonesia yang notabene negara mayoritas penduduk muslim membuat suasana ramadhan menjadi terasa semakin hidup dan meriah, di bulan ramadhan dapat kita lihat bahwa lantunan ayat suci Al-Quran, orang shalat, dan momen berbagi kepada sesama pasti akan terasa lebih hidup dari pada bulan-bulan biasa bukan ?, singkat kata, bulan ramadhan membuat nuansa spiritualitas dan religiusitas masyarakat terasa lebih menyemai dalam realitas kehidupan sehari-hari.

Di bulan ramadhan dapat kita jumpai peristiwa orang yang sebelumnya tidak pernah ke mesjid lalu datang berduyun-duyun ke mesjid untuk melakukan shalat tarawih, orang yang sebelumnya tidak pernah membaca Al-Quran menjadi membaca Al-Quran, orang yang sebelumnya tidak pernah bangun dan shalat malam menjadi bangun dan shalat malam karena ada momen yang mendukung untuk melakukannya yakni momen sahur yang mana waktunya bertepatan dengan waktu shalat malam, pembagian takjil sebagai sarana berbagi kepada sesama juga mudah kita jumpai di bulan ramadhan, tempat-tempat maksiat dan hiburan malam relatif juga dibatasi jam bukanya, pada intinya bulan ramadhan memberikan suasana yang kondusif bagi masyarakat baik secara spiritual maupun kultural untuk beribadah secara khusyuk.

Bulan suci ramadhan datang bersama kewajiban bagi umat Islam untuk menjalankan ibadah puasa, ibadah puasa pada hakikatnya adalah ibadah menahan diri, menahan diri dari hawa nafsu baik secara lahiriah seperti menahan untuk makan, minum, amarah, berhubungan badan dengan suami/istri, dan melakukan perbuatan yang tidak baik, maupun secara batiniah seperti menahan diri dari rasa sombong, iri, dengki, jahat dll.

Puasa mengajarkan kita akan kesetaraan, baik si kaya atau si miskin, baik rakyat biasa hingga pejabat tinggi akan merasakan hal yang sama yakni lapar dan dahaga, hal ini memberikan pembelajaran kepada kita akan makna persamaan kedudukan manusia di mata Allah SWT, di satu sisi puasa juga mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang peka dan mawas diri untuk tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran agama maupun agar kita menjauhi dari sifat-sifat batiniah yang tidak baik.

Bisa dikatakan bulan ramadhan dan khususnya ibadah puasa adalah momen yang tepat bagi kita untuk memperbaiki karakter diri agar dapat menjadi sebuah pribadi yang lebih baik daripada sebelumnya.

Bulan ramadhan dan ibadah puasa adalah momen yang stimulan sebagai titik balik kehidupan untuk lebih dekat denganNYA, oleh karenanya jangan jadikan bulan ramadhan sebagai momen untuk menunda perbuatan yang tidak baik untuk sementara waktu saja, tapi jadikan bulan ramadhan ini sebagai titik pijakan untuk menghapus dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang tidak baik selamanya, sehingga dengan begitu kita akan dapat menjadi insan manusia yang lebih bertaqwa kepadaNYA.

Karena esensi keberhasilan seorang muslim setelah menjalani bulan ramadhan pada dasarnya adalah terciptanya karakter atau insan pribadi yang lebih bertaqwa kepada Allah SWT.


Selesai .....











Tidak ada komentar:

Posting Komentar