Senin, 11 Juni 2018

SATU MOMEN SPESIAL DALAM HIDUP


" Manusia terbaik adalah manusia yang selalu berusaha untuk menjadi sebuah pribadi yang lebih baik dari hari kemarin "


Sore ini langit nampak cerah membiru, bersahaja, tenang seperti biasanya, angin berhembus perlahan menentramkan suasana sore menjelang berbuka puasa.

Sore ini saya termenung di teras depan rumah saya, sehabis berdoa, saya menyempatkan sedikit waktu untuk merenungi perjalanan hidup saya selama ini, sebuah perjalanan yang penuh nuansa dan warna, tidak hanya tentang putih, tetapi juga tentang hitam, tidak hanya tentang kebaikan, tetapi juga tentang keburukan, tidak hanya tentang kebahagiaan tetapi juga tentang kesedihan, tidak hanya tentang keberhasilan tetapi juga tentang kegagalan, sebuah romantika kehidupan yang mau tidak mau harus kita rasakan selama nyawa masih di kandung badan.

Memang begitulah dunia, tidak pernah memberikan kenikmatan maupun penderitaan yang abadi dan hakiki, karena kenikmatan yang abadi dan hakiki adalah surga, sedangkan penderitaan yang abadi dan hakiki adalah neraka.

Dunia akan selalu menyajikan beragam nuansa dan warna kehidupan yang hilir-mudik menghiasi perjalanan hidup kita, nuansa dan warna yang pastinya akan membuat kehidupan ini sarat akan makna, sejatinya makna terbesar dalam hidup adalah seberapa besar kita dapat mengambil hikmah atas segala peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita baik peristiwa positif maupun negatif sebagai bahan pembelajaran agar kita dapat menjadi sebuah pribadi yang lebih baik dari waktu ke waktu.

Hal tersebut sejalan dengan visi dan misi hidup saya di dunia ini, visi utama saya adalah meraih kebahagiaan akhirat dan kebahagiaan dunia, dan untuk mewujudkan visi tersebut tentunya saya memiliki misi-misi yang akan saya jalankan sebagai upaya untuk mewujudkan visi tersebut, salah satu misi tersebut adalah mencoba untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari waktu ke waktu.

Selain itu ada juga misi yang lain, seperti menjaga kesehatan, memperbanyak ilmu, dan memilih istri yang Soleha, satu poin penting yang perlu di garis bawahi tentang memilih istri yang Soleha, memilih istri yang Soleha bagi saya adalah hal yang sangat mutlak agar lebih memudahkan bagi saya untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

Istri yang Soleha akan mengerti dan paham akan hak dan kewajiban pada suami, mengerti mana yang halal dan mana yang haram, mengerti mana yang sepatutnya dilakukan dan mana yang sepatutnya tidak dilakukan, dan yang paling penting istri yang Soleha tentunya akan selalu sejalan dengan visi saya untuk bahu membahu dalam meraih kebahagiaan akhirat dan kebahagiaan dunia.

Di satu sisi tantangan dan kompleksitas zaman kedepan akan semakin berat, globalisasi dan modernisasi teknologi berpotensi besar akan berimbas pada rusaknya moral dan ahlak generasi, oleh karenanya sangat penting dibutuhkan seorang partner atau pendamping ( istri ) yang Soleha yang mengerti dan paham akan agama untuk bahu membahu mendidik dan meramut anak-anak agar dapat tumbuh menjadi generasi yang Soleh dan Soleha, memiliki kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektual serta memiliki rasa kepedulian sosial atau humanis.

Kembali kepada misi saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari waktu ke waktu, pada ramadhan tahun ini ada satu momen spesial dalam hidup saya, sebuah momen yang berhasil saya raih dengan niat dan kesungguhan hati untuk memperbanyak pahala di bulan ramadhan ini.

Oleh karenanya, menjelang akhir bulan ramadhan ini saya merasakan dua perasaan yang bertolak belakang, di satu sisi saya merasa bahagia karena saya berhasil mewujudkan salah satu cita-cita saya selama ini yang mana cita-cita tersebut sudah saya canangkan akan saya wujudkan pada ramadhan kali ini, namun di sisi lain saya juga merasa sedih karena bulan yang penuh rahmat dan pahala ini akan segara berakhir.

Pada malam ganjil ke 25 dibulan ramadhan tahun ini alhamdulillah saya berhasil mewujudkan salah satu cita-cita tersebut, cita-cita yang saya idam-idamkan sebagai bentuk kesungguhan untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari waktu ke waktu, cita-cita tersebut adalah mengkhatamkan kitab suci Al Qur'an.

Alhamdulillah berkat kesungguhan dan niat mukhlis karena Allah akhirnya saya berhasil mengkhatamkan 30 juz atau 114 surat dalam Al Qur'an di malam ganjil ke 25, tepatnya saat saya melaksanakan iktikaf di masjid untuk berburu malam Lailatul Qodar.

Sebagaimana cita-cita pada umumnya, cita-cita mengkhatamkan Al Qur'an pada realitasnya juga selalu diwarnai dengan perjuangan dan cobaan, seperti dihinggapi rasa jenuh, rasa malas, rasa lelah hingga gangguan sakit tenggorokan, namun berkat kesungguhan dan niat yang tulus karena Allah, alhamdulillah segala perjuangan dan cobaan itu dapat saya lewati.

Hal tersebut memberi pembelajaran bahwasanya apapun yang kita cita-citakan pada dasarnya dapat kita wujudkan asalkan kita memiliki tekad, niat dan kesungguhan, kuncinya adalah mengalahkan diri sendiri, mengalahkan diri sendiri dari rasa malas, rasa jenuh, rasa lelah dan rasa-rasa lainnya yang berpotensi dapat menghambat diri kita.

Momen mengkhatamkan Al Qur'an untuk pertama kalinya seumur hidup tahun ini merupakan satu momen spesial dalam hidup saya, karena hal ini merupakan konkretisasi perwujudan dari misi hidup saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari waktu ke waktu, hal ini dapat terwujud tentunya juga berkaitan erat dengan ketekunan saya dalam melaksanakan satu misi saya lainnya yaitu gemar menambah ilmu.

Alhamdulillah berkat usaha saya gemar mencari ilmu, saya diberikan oleh Allah kepahaman agama yang lebih baik dari ramadhan tahun yang lalu, momen mengkhatamkan Al Qur'an menjadi penanda bahwa derajat keimanan dan kepahaman agama saya alhamdulilah lebih meningkat dari pada ramadhan tahun yang lalu.

Di ramadhan tahun yang lalu saya masih merasa mengkhatamkan Al Qur'an bukan menjadi sesuatu yang penting karena bukan ibadah wajib, oleh karenanya di ramadhan tahun yang lalu saya hanya mentok di juz 2 hehehe.

Namun alhamdulillah di ramadhan tahun ini saya memiliki kepahaman bahwa meskipun mengkhatamkan Al Qur'an bukan ibadah wajib namun karena dilakukan pada bulan ramadhan maka pahalanya akan berlipat-lipat bahkan hingga illamasyaallah, itulah yang penting, marilah kita berlomba-lomba dalam kebaikan "Fastabiqul Khoirot" apalagi di bulan ramadhan.

Momen mengkhatamkan Al Qur'an pertama kali ini bagi saya adalah titik pijakan spiritual saya, yang saya harap akan semakin meningkat dari hari ke hari.

Semoga momen khatam membaca kitab suci Al Qur'an untuk pertama kalinya ini akan terus berlanjut di ramadhan-ramadhan tahun berikutnya, lebih dari itu, tidak hanya pada bulan ramadhan dibulan-bulan biasa pun semoga saya senantiasa dekat dengan Al Qur'an dan mampu mengkhatamkannya.

Momen pertama memang akan selalu menjadi hal yang spesial, akan tetapi menjadi hal yang lebih spesial lagi apabila momen tersebut dapat terjadi berulang-ulang.

Mengkhatamkan Al Qur'an memang momen spesial, namun akan terasa lebih spesial apabila saya mampu mengamalkan nilai-nilai dan ajarannya, insyallah.


Selesai....



Tidak ada komentar:

Posting Komentar