Sabtu, 18 Mei 2019

PEMENANG DAN PECUNDANG


Pemenang dalam perspektif saya tidak selalu berafiliasi dengan kemenangan dan keberhasilan, pemenang juga memiliki keterkaitan erat dengan kekalahan dan kegagalan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pemenang memiliki arti: orang yang mendapat kemenangan dalam pertandingan terakhir. Dalam pengertian dan makna sosial, pemenang juga selalu didefinisikan dengan hal-hal yang berafiliasi dengan kemenangan dan keberhasilan. Tidak salah memang, mengingat kata pemenang sendiri berasal dari kata dasar "menang".

Okelah, itu pengertian normatif menurut KBBI maupun pengertian dalam ruang sosial (masyarakat).

Namun pada artikel ini, ijinkanlah saya untuk mengejawantahkan arti dan makna "pemenang" dalam perpektif dan sudut pandang diri saya sendiri terlepas dari arti normatif maupun arti sosiologisnya.

Dalam pandangan saya, makna pemenang itu memiliki dua domain. Pertama, dari segi proses. Kedua, dari segi penyikapan atas suatu hasil (pasca proses). Dari segi proses pemenang memiliki makna sebagai suatu sikap benci akan kekalahan namun tidak takut kalah. Benci akan kekalahan ditandai dengan suatu usaha dan kerja keras semaksimal mungkin untuk meraih suatu kemenangan.

Sedangkan dalam domain pasca proses, pemenang memiliki makna bagaimana menyikapi secara positif arti sebuah kemenangan maupun kekalahan. Bagaimana mengejawantahkan kemenangan agar tidak menjadi sebuah kekalahan dan bagaimana mengejawantahkan kekalahan agar menjadi energi untuk meraih kemenangan pada kesempatan selanjutnya.

Sehingga dalam perspektif saya, pemenang bukanlah sekadar tentang menang dan berhasil tetapi juga tentang kalah dan gagal. Tentang menang dan berhasil tentu saja bermakna bagaimana upaya untuk meraih kemenangan/keberhasilan serta bagaimana menyikapi secara bijak arti sebuah kemenangan/keberhasilan tersebut. Sedangkan tentang kalah dan gagal bermakna responsif, yakni bagaimana menyikapi suatu kekalahan/kegagalan agar kekalahan/kegagalan tersebut mampu menjadi sebuah pembelajaran yang kemudian diolah menjadi stimulasi energi guna meraih kemenangan/keberhasilan pada kesempatan atau fase selanjutnya.

Sehingga dalam pandangan saya, pemenang adalah seorang yang dalam dirinya memiliki jiwa sebagai pemenang yang baik (good winner) maupun pekalah yang baik (good losser).

Pemenang yang baik adalah mereka yang memiliki sikap bijak dalam menelan arti sebuah kemenangan. Hal ini ditandai dengan beberapa ciri: tidak cepat berpuas diri, tidak terlena akan sebuah kemenangan, berorientasi pada proses bukan sekadar hasil, tidak sombong dan arogan, menghormati lawan, dan selalu benci akan kekalahan.

Sedangkan pekalah yang baik adalah mereka yang bisa mengambil sisi positif dibalik pahitnya sebuah kekalahan. Mereka yang mampu menerima kekalahan secara lapang dada tanpa menyalahkan pihak/orang lain, mereka yang tidak pernah menyerah dan lemah karena getirnya sebuah kekalahan, mereka yang mampu menjadikan kekalahan sebagai bahan evaluasi diri sekaligus stimulan pelecut untuk menjadi lebih kuat, lebih hebat, dan tentunya untuk meraih kemenangan pada kesempatan atau fase hidup berikutnya.

Dalam pandangan saya, menang belum tentu pemenang dan kalah belum tentu pecundang. Harus dilihat terlebih dahulu kompleksitas dan konstelasi diri yang ada pada seseorang itu. Jika menang karena curang (berorientasi hasil tanpa menghargai proses) maka ia tidak layak disebut sebagai pemenang. Bagi saya, pemenang memiliki arti dan konteks yang lebih luas dari sekadar kata "menang". Sebaliknya, seorang yang kalah pun belum tentu pecundang. Jika seorang kalah dengan usaha dan kerja keras yang maksimal serta dibarengi penyikapan yang positif atas sebuah kekalahan, maka bagi saya dia juga seorang pemenang.

Lantas bagaimana seseorang itu disebut sebagai pecundang ?

PECUNDANG

Pecundang dimata saya adalah seseorang yang dalam jiwanya tidak memiliki karakter sebagai seorang pemenang maupun sebagai good losser. Pecundang adalah seorang bad losser.

Meski seorang pecundang tidak memiliki mental dan karakter sebagai seorang pemenang. Namun dapat dipastikan ia juga suka bahkan memiliki kecenderungan over oriented akan sebuah kemenangan. Perbedaannya dengan seorang pemenang, bahwa pecundang meletakkan kemenangan sebagai sebuah tujuan utama dan bertendensi pada nilai pragmatisme sedangkan pemenang meletakkan kemenangan sebagai sebuah nilai kehidupan dan falsafah perjuangan.

Perbedaan lainnya, bahwa pemenang sangat benci akan sebuah kekalahan namun tidak takut kalah, sedangkan pecundang juga benci akan kekalahan namun sangat takut akan sebuah kekalahan. Rasa takut akan kekalahan kemudian diimplikasikan dalam dua corak sikap. Pertama, tidak berani mencoba suatu tantangan/kompetisi karena takut kalah. Kedua, (kalaupun berani) ia akan menjadi oportunis soal hasil tanpa perduli terhadap proses. Pecundang akan menghalalkan segala cara untuk meraih sebuah kemenangan meskipun dengan cara-cara kotor sekalipun. Karena baginya, kemenangan hanyalah sekedar pemuas hasrat belaka (prestise-material) bukan sebagai nilai dalam entitas kehidupan yang sakral.

Pecundang adalah bad losser, pekalah yang buruk. Ketika merasakan kekalahan ia akan lebih sibuk mencari suatu alasan/kondisi sebagai dasar pembenaran mengapa ia kalah dari pada menjadikan kekalahan tersebut sebagai bahan pembelajaran. Ia akan cenderung menyalahkan kondisi/orang lain sebagai penyebab atas kekalahan yang dideritanya tanpa disertai koreksi mendalam atas diri sendiri. Seorang pecundang tidak akan mampu melihat sisi positif dari pahitnya sebuah kekalahan.

DINAMIKA KEHIDUPAN

Sebagaimana diungkapkan oleh Heraclitos, dunia ini adalah panta rei, selalu berjalan dan berproses. Hidup akan selalu penuh dengan dinamika. Sejalan dengan hal tersebut. Maka kekalahan dan kemenangan pun pasti akan bergantian kita rasakan sebagai konsekuensi hidup yang harus kita lalui.

Maka, makna terpenting dalam hidup bukanlah kita menang atau kalah. Bukan. Tetapi sudahkah kita berjuang untuk menang atau belum dan mampukah kita mengejawantahkan kekalahan/kegagalan sebagai bahan pembelajaran diri atau tidak.

Dua hal tersebutlah yang akan menjadi indikator justifikasi apakah kita seorang pemenang atau seorang pecundang dalam kehidupan ini.


Selesai ....













Tidak ada komentar:

Posting Komentar