Senin, 27 Januari 2020

BELAJAR KEHIDUPAN DARI TOTTI


Dalam kehidupan, setiap manusia pasti selalu terobsesi pada kebahagiaan. Kebahagiaan adalah sebuah entitas kehidupan yang selalu dikejar oleh manusia di dunia ini. Sayangnya, sebagian besar manusia cenderung mengartikulasikan makna kebahagiaan hanya sebatas nilai fisik dan materi.

Di berbagai bidang kehidupan, kebahagiaan selalu identik dengan harta, prestasi, pencapaian, hingga kememawahan. Namun, pada sisi kehidupan lain, ada sebagian kecil manusia yang mengejawantahkan arti kebahagiaan kepada hal-hal yang bersifat non-materi. Tidak melulu tentang fisik dan materi. Bagi mereka, kebahagiaan sejati adalah tentang cinta, gairah, kenyamanan, dan dedikasi.

Bagi saya pribadi, justru sosok-sosok seperti itulah yang mampu memberi nilai sakral terhadap arti dan makna kebahagiaan. Mereka tidak mengkerdilkan arti dan makna kebahagiaan sebatas nilai fisik dan material. Hal ini sejalan "fatwa kehidupan" bahwa kebahagiaan memang tidak semata-mata soal kepuasan ragawi tetapi juga tentang kepuasan hati.

Dalam ranah teologis Islam, hakikat kebahagiaan adalah aktualisitas dari rasa syukur atas karunia kehidupan. Kebahagiaan adalah hasil dari bagaimana kita mensyukuri karunia hidup bukan tentang akumulasi dan kuantitas dari karunia hidup itu sendiri.

Dengan kata lain, seberapa besar kebahagiaan yang bisa kita dapat dalam kehidupan tergantung dari bagaimana kita mensyukuri kehidupan ini.

Belajar Dari Totti

Sudah saya singgung diatas bahwa ada sebagian kecil manusia yang mengejawantahkan arti dan makna kebahagiaan kepada hal-hal yang bersifat non-materi seperti cinta, kenyamanan, gairah, dan dedikasi. Salah satu sosok langka itu adalah Fransesco Totti. Ya, Totti pesepakbola eks timnas italia dan eks kapten sekaligus legenda termahsyur giallorosi AS Roma.

Totti adalah sosok langka dalam dunia sepak bola. Totti adalah bagian dari sebagian kecil pesepakbola yang bisa meletakkan values diatas materi. Goresan perjalanan karir Totti dalam dunia sepak bola dapat memberikan nilai pembelajaran hidup yang universal. Tidak hanya sebatas pada dunia yang digelutinya (sepak bola), tetapi juga bisa menembus dimensi kehidupan yang lebih luas. Yakni kehidupan itu sendiri.

Ada dua nilai kehidupan yang dapat dipetik dari seorang Totti. Nilai memaknai kebahagiaan dan nilai menjaga kesetiaan. Dua nilai tersebutlah yang saya kira sangat menonjol dalam 20 tahun karir sepak bolanya.

Perlu dipahami, sepak bola adalah bidang kehidupan yang identik dengan 3 hal. Materi, prestasi, dan popularitas. Konsekuensi logisnya, sebagian besar pesepakbola tentunya selalu terobsesi dengan ketiga hal tersebut. Pesepakbola selalu ingin bergelimang materi, prestasi, dan popularitas.

Nah disinilah, uniknya seorang Totti. Obsesi Totti dalam sepak bola hanya kepada cinta sejatinya, AS Roma. Sebagai pesepakbola normal, Totti tentunya juga terobsesi dengan prestasi. Hanya saja, prestasi tersebut di mata Totti hanya akan memiliki nilai dan marwah jika diraihnya bersama klub pujaannya, AS Roma. Meraih banyak prestasi tanpa berbaju AS Roma baginya sungguh tiada artinya.

Dari sini dapat kita nilai bahwa kesetiaan Totti kepada Roma adalah karena cinta tak bersyarat. Dari sini dapat kita pahami bahwa makna kebahagiaan bagi seorang Totti tidak sekadar tentang nilai materi, tetapi lebih kepada arti kenyamanan, cinta, ketulusan hati.

Paulo Maldini dan Lionel Messi misalnya, dapat setia dengan AC Milan dan Barcelona adalah sebuah hal yang wajar. Karena AC Milan dan Barcelona sendiri dapat memberikan mereka banyak gelar (prestasi). Tak terhitung deretan gelar, baik gelar domestik maupun gelar di tingkat eropa yang memenuhi CV karir mereka. Materi melimpah dan popularitas juga mereka dapatkan. Wajar tentunya jika mereka memilih setia.

Beda halnya dengan Totti, dengan kapasitas dan kemampuan yang dimilikinya. Totti tentunya akan mudah bergabung dengan klub yang dapat memberikannya kesempatan meraih banyak gelar dan materi berlimpah. Banyak klub besar yang meminati Totti. Namun Totti tak bergeming. Bahkan klub sekaya dan sebesar Real Madrid pun harus rela patah hati kepada Totti. Pinangan El Real ditolak oleh sang pangeran Roma.

Banyak lelaki tampan. Banyak lelaki mapan. Namun hanya secuil lelaki yang memiliki kesetiaan. Franseco Totti adalah salah satunnya (termasuk saya tentunya hehe). Seumur hidupnya hanyalah tentang Roma. kebahagiaan hidupnya adalah tentang Roma. Obsesi dalam karir sepak bolanya adalah tentang Roma. Cinta sejatinya. Meski godaan meraih gelar dan gelimang materi dari klub lain selalu datang menggoda, tetap tak mampu membuatnya berpaling dari kota abadi.

Baginya, meraih 1 gelar bersama Roma jauh lebih berarti dari pada meraih 10 gelar bersama klub lain. Baginya, sepak bola tidak sekadar tentang materi dan pencapaian, tetapi lebih dari itu, sepak bola adalah tentang cinta dan dedikasi sepenuh hati.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar