Mungkin hanya ada di Indonesia, gelaran turnamen resmi sepak
bola terpaksa harus ditunda dan “Mengalah” hanya untuk memberikan tempat bagi digelarnya
turnamen pra-musim, mungkin hanya ada di Indonesia regulasi sebuah turnamen resmi dilanggar begitu saja, regulasi yang mengharuskan format pertandingan dilaksanakan dalam dua leg
kemudian dikangkangi hanya menjadi satu leg saja, sebagaimana yang terjadi di
Piala Indonesia pada pertandingan antara Persebaya vs Persinga dibabak 32 besar
lalu, dan mungkin hanya ada di Indonesia pihak-pihak yang memiliki jabatan
struktural dalam klub dalam waktu yang bersamaan juga memiliki jabatan dalam
induk organisasi.
3 fakta tersebut saya kira sudah cukup untuk mengatakan bahwa
sepak bola Indonesia memang lekat dengan kontroversi, bahkan jika kita mau
inventarisasi lebih lanjut, tentu akan semakin banyak mengemuka beragam
kontroversi dan segala manifestasinya yang menyelimuti wajah persepakbolaan
kita.
Terlepas dari fakta bahwa sepak bola kita lekat dengan
berbagai kontroversi, sepak bola kita sejatinya juga memiliki dua potensi besar yang
jika dikelola secara tepat akan dapat menghasilkan efek yang konstruktif bagi
kemajuan sepak bola kita. Namun sayangnya, hingga saat ini dua potensi besar
tersebut saya lihat belum dikelola secara tepat dan maksimal.
Dua potensi besar tersebut adalah sumber daya pemain dan
fanatisme masyarakat. Berbicara mengenai sumber daya pemain, tentu kita bersama
sudah mahfum bahwa sejatinya bakat alam pesepakbola kita tidak kalah dengan
negara manapun, dari Aceh hingga Papua bertebaran pemain-pemain potensial sarat
kualitas, namun sangat disayangkan, mutiara-mutiara berkilau tersebut belum
diasah secara maksimal, selama ini, kita terkesan seperti menyianyiakan begitu
saja potensi sumber daya pemain kita yang sebenarnya luar biasa baik dari segi
kualitas maupun kuantitas.
Potensi besar berikutnya adalah fanatisme masyarakat
Indonesia akan sepak bola yang luar biasa, seorang pria asal inggris bernama Antony
Sutton dalam bukunya yang berjudul “ Sepakbola
The Indonesian Way of Life” mengatakan bahwa fanatisme masyarakat
Indonesia akan sepak bola begitu luar biasa bahkan menjadi salah satu yang
terbaik di Asia, namun sangat disayangkan potensi tersebut belum digarap secara
optimal guna memberikan dampak konstruktif yang signifikan bagi dunia
persepakbolaan kita khususnya dari aspek bisnis.
Jika dikonkretisasi, potensi sumber daya pemain kita
sejatinya dapat dimanfaatkan guna memberikan efek secara teknis yakni prestasi,
sedangkan pada sisi lain, potensi fanatisme masyarakat kita sejatinya dapat
dimanfaatkan guna menunjang efek non teknis yakni geliat bisnis dan ekonomi
yang pada akhirnya juga berafiliasi dengan pemenuhan prestasi.
Di titik ini, kita bersama menghetahui bahwa kelebihan sepak
bola Indonesia terletak pada potensi sumber daya pemain dan fanatisme
masyarakat, dimana kedua potensi tersebut belum digarap dan dikelola secara
optimal guna memberikan dampak signifikan bagi kemajuan sepak bola kita.
Jika sumber daya pemain dan fanatisme masyarakat menjadi
titik kelebihan sepak bola kita, maka titik lemah dari sepak bola Indonesia
sendiri saya kira terletak pada 3 aspek, pertama profesionalisme, kedua
kultur/budaya, dan ketiga sport science.
Suka tidak suka kapasitas profesionalisme sepak bola kita (secara umum) dalam hal ini mencakup profesionalisme induk organisasi, klub,
pelatih, pemain, hingga wasit belum pada tataran yang ideal, seorang Bambang
Pamungkas pernah mengatakan bahwa profesionalisme disepak bola Indonesia masih
sekedar slogan, banyak pelaku sepak bola mengaku atau berlabel profesional
namun tidak memiliki sikap dan cara pandang yang mencerminkan apa itu
profesional, di Indonesia kata profesional hanya sekadar manis dikata namun jauh
dari realita.
Kemudian soal kultur/budaya, sepak bola kita saya kira juga
belum ideal meskipun sudah lebih baik dari dekade sebelumnya, banyak
kebiasaan-kebiasaan dalam sepak bola kita yang dapat menjadi serat penghambat
bagi terciptanya iklim prestasi, seperti tawuran antar suporter, budaya
menghalalkan segala cara untuk menang, dan ada satu budaya dalam sepak bola
Indonesia yang tidak banyak orang menghetahui, yakni budaya seorang pemain
memberikan sebagian uang kontraknya dari klub kepada pelatih (10-20 %)
sebagai tanda terimakasih, soal budaya ini, saya mendengar sendiri secara
langsung dari bapak saya yang notabene adalah mantan pemain sekaligus pelatih
sepak bola dan juga dari seorang pemain asing yang bermain di liga Indonesia.
Selanjutnya, kelemahan sepak bola Indonesia juga terletak
pada minimnya daya dukung sport science, secara
umum, sport science diartikan sebagai
penerapan prinsip-prinsip science
secara multidisipliner meliputi psikologi, fisiologi, biomekanika, teknologi, statistik
dll yang bertujuan guna meningkatkan prestasi olahraga atlet. Pada sport science inilah kita masih
tertinggal sangat jauh dari negara-negara lain yang persepakbolaannya maju
khususnya dari negara-negara eropa. Di Indonesia sendiri pendekatan sport science masih kurang populer
digunakan sebagai metode guna meningkatkan prestasi, praktis, selama ini cara-cara
konvensional masih menjadi metode andalan guna meraih prestasi yang sayangnya
tak kunjung jua teraih hehe.
Oleh karenanya, secara garis besar (saya tidak membahas secara teknis) langkah untuk meningkatkan
dan memajukan prestasi sepak bola indonesia yakni dengan jalan memaksimalkan
potensi yang dimilikinya yaitu sumber daya manusia (pemain) dan fanatisme masyarakat, disisi
lain juga harus dilakukan langkah-langkah konkret dan sinergitas guna meminimalisir
kelemahan-kelemahan yang ada, meliputi pembangunan profesionalisme, restorasi kultur/budaya,
dan penggunaan sport science.
Artinya, kemajuan sepak bola Indonesia membutuhkan peran,
sumbangsih, sinergi, dan tanggungjawab kita bersama, baik pemerintah pusat
maupun daerah, induk organisasi, klub, pemain, pelatih, wasit, suporter, pers,
dan masyarakat. Semua stakeholders
sepak bola Indonesia tersebut harus mampu membangun hubungan secara sinergis
dengan prinsip check and balance serta dilandasi basis
semangat progresifitas demi mawujudnya kemajuan dan prestasi sepak bola
nasionaal
Hanya dengan begitulah kita memiliki harapan akan masa depan
yang cerah bagi dunia sepak bola kita tercinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar