Rabu, 08 November 2017

ILMU DAN AMAL


*Bus Sinar Mandiri ( Semarang - Rembang )


Saya tengah mengalami kejenuhan siang ini, lantaran bus yang saya tumpangi terjebak macet yang cukup lama di daerah demak, oleh karenanya, saya pun berinisiatif untuk mencari suatu akvitas guna mereduksi rasa jenuh saya tersebut.

Satu-satunya hal yang agak menyenangkan dari kondisi saat ini adalah karena bus yang saya tumpangi dilengkapi oleh pendingin ruangan ( AC ) serta lantunan musik yang terus berdendang. Dengan adanya AC membuat udara di dalam bus menjadi sejuk dan tidak gerah.

Dalam situasi dan kondisi seperti saat ini bermain media sosial tentunya adalah salah satu pilihan bijak bukan ?, maka dari itu akun - akun media sosial yang saya miliki pun saya buka satu persatu, dari Instagram, Twitter, WhatsApp hingga BBM tak luput dari jamahan saya hehehe.

Akan tetapi setelah membuka satu persatu akun media sosial yang saya miliki tersebut kejenuhan yang menghinggapi diri saya tak kunjung reda, mengingat bus yang saya tumpangi masih terjebak dalam padatnya kemacetan. Saya pun kembali berpikir kira-kira aktivitas apa yang bisa membunuh rasa jenuh ini Hmm .....

Tak lama kemudian, akhirnya terlintas dibenak saya untuk melakukan salah satu aktivitas kegemaran (hobby) saya yaitu menulis, Hmm iyaa menulis mungkin pilihan paling tepat untuk membunuh rasa jenuh saya saat ini, gumam saya dalam hati.

Kebetulan saya memiliki sebuah uneg-uneg dalam pikiran yang ingin saya tuangkan menjadi sebuah tulisan atau artikel di blog pribadi saya, uneg-uneg itu sendiri berkaitan erat dengan salah satu prinsip dalam hidup saya, yakni ilmu dan amal.

Pernahkah anda merasa kurang atas sesuatu hal dalam hidup anda ??? saya rasa sebagian besar orang pasti pernah mengalaminya, mungkin merasa kurang harta, mungkin merasa kurang jabatan, mungkin merasa kurang kasih sayang, mungkin merasa kurang ilmu, mungkin merasa kurang cantik, merasa kurang tampan ataupun lainnya.

Lalu jika ada pertanyaan apakah rasa kurang terhadap sesuatu itu adalah hal yang negatif ??? Maka saya akan menjawab tidak !!!, Mengapa tidak ???, Karena tak selamanya merasa kurang akan sesuatu hal itu mengandung nuansa yang negatif, bisa juga positif sebaliknya rasa cukup terhadap sesuatu hal tak selamanya juga mengandung makna yang positif, bisa juga negatif.

Dalam hidup saya sendiri, saya akan merasa selalu kurang hanya terhadap dua hal saja yakni ilmu dan amal, bagi saya pribadi jikalau seseorang itu masih hidup di dunia maka pantang baginya untuk merasa cukup akan ilmu maupun amal yang telah dimilikinya, merasa sudah cukup akan kedua hal tersebut akan membuat diri kita menjadi pribadi yang bodoh dan sombong. Mengapa demikian ???

jika seseorang telah merasa cukup akan ilmu yang dimilikinya maka dia akan menjadi orang yang bodoh, merasa cukup akan ilmu akan membuat dia menjadi enggan untuk belajar dan menambah ilmunya. Sehingga kebodohan pun otomatis akan menghinggapi dirinya, orang yang pandai pada hakikatnya adalah orang yang senantiasa belajar untuk menambah ilmu dan pengetahuannya serta tak pernah puas akan ilmu ataupun penghetahuan yang telah dimilikinya, dia hanya akan berhenti belajar jikalau maut telah menjemput.

Kemudian merasa cukup akan amal yang telah kita lakukan ( perbuat ) pada dasarnya bisa membuat diri kita menjadi orang yang sombong, merasa cukup akan amal yang telah kita perbuat akan membuat kita merasa menjadi orang yang sempurna sehingga membuat kita enggan untuk berbuat kebaikan dan kebenaran lagi, hal ini tentunya menjadi sebuah kerugian besar, mengingat Tuhan pun menyuruh kita untuk senantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan ( mencari amal ) di dunia ini sebagai bekal kita di akhirat kelak.

Lebih jauh lagi, pada hakikatnya untuk dapat beramal maka sejatinya kita harus memiliki ilmu terlebih dahulu, bagaimana mungkin kita bisa beramal secara benar tanpa dilandasi oleh ilmu ? , oleh karenanya merasa kurang ataupun cukup akan ilmu tentu akan berkonsekuensi dengan amalan yang kita perbuat.

Namun tak selamanya merasa kurang akan sesuatu hal itu bernuansa positif, seperti halnya merasa kurang akan ilmu dan amal, bahkan menurut hemat saya sifat merasa kurang itu hanya bernuansa positif jikalau rasa kurang itu dihadapkan pada perkara ilmu dan amal saja, jika merasa kurang selain dua hal itu pastilah itu mengandung nuansa yang negatif.

Seperti merasa kurang akan harta akan membuat diri kita menjadi orang yang serakah, merasa kurang akan jabatan yang kita capai akan membuat diri kita menjadi orang yang tamak, merasa kurang akan kasih sayang membuat diri kita merasa menderita, merasa kurang cantik atau tampan akan membuat diri kita minder dan hilang rasa kepercayaan diri.

Oleh karenanya, didalam hidup merasalah untuk selalu kurang hanya dalam dua perkara saja yaitu ilmu dan amal, senantiasa merasa kurang akan keduanya akan membuat kita menjadi orang yang pandai dan taqwa, sedangkan sudah merasa cukup akan keduanya hanya akan membuat diri kita menjadi orang yang bodoh dan sombong.

Selalu merasa kurang atau haus akan ilmu akan membuat diri kita senantiasa semangat untuk belajar guna menambah ilmu dan penghetahuan kita, dan semangat inilah yang pada akhirnya akan membawa kita untuk memiliki sebuah kepribadian yang cerdas, pandai dan bijaksana.

Di sisi lain, selalu merasa kurang akan amal akan membuat diri kita takut pada Tuhan sehingga jiwa dan hati kita akan terpanggil untuk senantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan, menambah amalan, mentaati segala perintah serta menjauhi larangan-larangan-NYA ( taqwa).

Oleh karena itu, merasa kurang akan ilmu dan amal adalah sesuatu hal yang positif, senantiasa merasa kurang akan keduanya akan menjauhkan kita dari kebodohan dan kesombongan serta mendekatkan kita dengan kepandaian, kebijaksanaan serta ketaqwaan.


                           

                                 Selesai ......







Tidak ada komentar:

Posting Komentar