Kamis, 30 November 2017

PUISI : KENANGAN


Langit nampak gelap mencekam, genangan air, basahnya dedaunan dan suara dentingan air hujan, selaras menentramkan maji.

Keheningan sore ini berbaur desahan manja rintik hujan, telah menyeret ku dalam jeruji kenangan.

Kenangan tentang luka dan tawa di masa silam.
Yang menggelayut di benak.
Menjejali pikiran.
Dan termaktub dalam sanubari.

Kenangan, terkadang engkau terlihat begitu seksi dan menggoda.
Tak jarang jua, kau menari-nari liar di dalam kepala.

Namun aku mahfum dimana harus menempatkan mu.

Aku tak harus menyimpan mu dalam hati, meskipun engkau telah memberikan ku sesuatu yang berarti.

Aku tak harus membenci mu dalam dendam, meskipun engkau telah tinggalkan luka yang kejam.

Tawa yang kau ukir, luka yang kau sayat, pada akhirnya ku petik sebagai bahan pembelajaran, sebagai kayuh tuk mengarungi mahligai kehidupan. Tak kurang dan tak lebih.

Aku bukanlah pemuja masa lalu, aku perajut masa depan.

























Tidak ada komentar:

Posting Komentar