Sabtu, 07 Juli 2018

PSIR REMBANG OH PSIR REMBANG


Tim kebanggaan wong Rembang PSIR harus kembali menelan pil pahit dihadapan ribuan pendukungnya setelah di pecundangi tamunya perserang dengan skor tipis 0-1 dalam lanjutan kompetisi liga 2 Indonesia 2018, hasil ini tentunya amat menyakitkan, di tengah usaha untuk bangkit dari dasar klasemen, kekalahan di kandang untuk kedua kalinya ini ibarat karangan bunga kamboja yang menambah luka lara kepada segenap elemen dan pecinta tim PSIR.

Bagaimana tidak, dari 6 laga yang telah dijalani PSIR masih terbenam di dasar klasemen tanpa pernah sekalipun meraih kemenangan, dari 6 laga, PSIR hanya mampu mengoleksi 2 poin, hasil dari 2 hasil seri dan 4 kekalahan.

Para pendukung PSIR pun mulai dirundung kecemasan, benak mereka dipenuhi angan seram "akankah tahun ini PSIR degradasi", tak hanya pendukung, pemain dan staf pelatih tampaknya juga di hantui oleh angan itu.

Publik pecinta PSIR pun bertanya-tanya dan menerka-nerka sejatinya apa gerangan yang menyebabkan PSIR tak mampu bermain optimal di kompetisi musim ini, musim ini bisa dibilang adalah musim paling buruk bagi PSIR dalam kurun waktu 15 tahun terakhir, sejauh yang saya tau ( koreksi jika salah ), selama saya menyaksikan dan mengikuti perkembangan PSIR sejak 2004, baru pada kompetisi musim inilah PSIR menelan 2 kekalahan di kandang, parahnya 2 kekalahan tersebut sudah dirasakan dari 3 pertandingan kandang awal dimana kompetisi baru berjalan 6 pertandingan saja. Sedangkan pada kompetisi-kompetisi sebelumnya yakni dari musim 2004 hingga 2017 maksimal PSIR hanya kalah sekali di kandang sepanjang musim kompetisi.

Hal tersebut tentunya menjadi alarm bahaya, mengingat kalah dikandang lebih dari sekali bukanlah hal lazim bagi PSIR (sejak 2004 ), apalagi kompetisi baru berjalan 6 pertandingan, dengan rincian 3 pertandingan kandang dan 3 pertandingan away.

Kritik tajam pun menghujam kepada segenap elemen tim PSIR baik kepada pemain, pelatih dan pengelola atau manajemen tim, isu-isu tak sedap pun berhembus kencang, yang paling masif adalah isu keterlambatan gaji para pemain yang menyeruak dan disinyalir kuat hal tersebut lah yang membuat kondisi kondusifitas tim PSIR terganggu, bahkan ada beberapa pemain luar daerah yang hingga saat ini belum bergabung kembali dengan tim selepas libur lebaran, sekaligus melewatkan pertandingan pekan ke 6 melawan Perserang, fakta ini pun seakan menguatkan tentang kebenaran isu keterlambatan gaji tersebut, sekaligus meneguhkan kenyataan bahwa kondusifitas dalam tim PSIR saat ini boleh dikatakan sangat kurang kondusif.

Isu keterlambatan gaji memang seringkali menghinggapi tim-tim profesional liga Indonesia, tidak hanya liga 2, di liga 1 pun sama, profesional agaknya masih sekedar label yang jauh panggang dari api, kesehatan keuangan tim-tim di liga Indonesia masih mengkhawatirkan, bahkan pada beberapa tahun silam keterlambatan gaji hingga berbulan-bulan beberapa kali menghiasi wajah persepakbolaan negeri ini, seperti yang dialami oleh pemain PSMS pada 2013 silam yang tidak dibayar selama 10 bulan.

Jika benar ketidak kondusifan tim PSIR saat ini dikarenakan faktor keterlambatan gaji maka pengelola klub hendaknya segera mencari solusi agar kondisi ini tidak berlarut-larut, jika memang perlu, baiknya diadakan musyawarah atau diskusi bersama oleh segenap elemen tim baik pemain, pelatih, suporter dan pihak pengelola untuk mencari jalan keluar terbaik atas situasi ini.

Karena kondusifitas dalam sebuah tim adalah modal utama untuk meraih prestasi yang maksimal, dalam olahraga kolektif seperti sepakbola, kenyamanan dan kondusifitas akan merangsang gairah, militansi dan semangat bertempur sehingga kemampuan dan kerjasama tim akan terjalin secara baik.

Menurut saya, pergantian pelatih juga bukan merupakan solusi cerdas seperti yang di gembar-gemborkan beberapa pihak, dalam kondusifitas tim yang terganggu karena faktor non teknis, agaknya lebih tepat jika diperbaiki hal non teknis tersebut terlebih dahulu, karena siapapun pelatihnya bahkan Pep Guardiola sekalipun pasti akan kesulitan untuk mengangkat performa tim bila kondisi dan kondusifitas tim seperti itu.

Sepakbola itu bukan hanya sekedar permainan teknis 2×45 menit di lapangan, lebih dari itu sepakbola memiliki banyak kompleksitas sosial dibelakangnya, bagi orang awam sepakbola adalah bagaimana yang ada di lapangan, namun tidak sesederhana itu.

Tim sepakbola pada hakikatnya adalah sebuah sistem yang terdiri dari beberapa unsur yang saling terkait satu sama lain untuk mencapai tujuan yang sama yakni prestasi, keempat unsur tersebut adalah pengelola, pelatih, pemain dan juga suporter.

Peran dari masing-masing unsur tersebut akan sangat berpengaruh terhadap kinerja unsur lainnya, dan ketika satu unsur tidak dapat berperan sebagaimana peran pokoknya maka unsur lainnya pun juga akan terkena dampaknya.

Di level profesional sepakbola bukan hanya sekedar olahraga, melainkan gantungan hidup bagi para aktornya ( pemain ), dan ketika gantungan hidup tersebut tak bisa digantungi bagaimana situasinya bisa anda bayangkan, saya tidak mau membahasnya lebih lanjut hehehe.

Intinya kembalikan PSIR sebagai rumah yang kondusif dan nyaman bagi para pemain, saya percaya bahwa dalam olahraga kolektif seperti sepakbola hal-hal non teknis seperti kondusifitas, kenyamanan, militansi, dan gairah itu lebih penting dari sekedar skill, strategi dan teknik bermain.

Karena tanpa kondusifitas dan kenyamanan dalam bermain, strategi, teknik dan skill hanyalah sekedar atribut yang tidak akan mampu menghadirkan dampak apapun.

Oleh karena itu, upaya krusial yang saat ini harus di lakukan untuk membangkitkan PSIR adalah bagaimana mengembalikan kondusifitas dan kenyamanan bermain bagi pemain, jika nirkondusifitas tersebut lantaran faktor non teknis ( gaji ) maka pengelola tim harus mampu sesegera mungkin mengupayakan hal itu, disisi lain suporter juga harus tetap memberikan dukungan secara masif dan militan untuk menjaga moril pemain, pemain serta pelatih pun hendaknya tetap selalu memberikan yang terbaik meski dalam kondisi yang sulit, setelah itu dilakukan selanjutnya biarkan Tuhan membuat takdir dan rencananya sendiri.

PSIR Rembang Oh PSIR Rembang semoga keterpurukan mu saat ini hanya sementara.



Selesai.......


Tidak ada komentar:

Posting Komentar