Kamis, 06 Februari 2020

ARAH BAIK SEPAK BOLA INDONESIA


Dalam kurun waktu 4 tahun terakhir persepakbolaan nasional mulai lekat dengan titah positif sekaligus menjadi sinyalemen bahwa persepakbolaan kita sedang berjalan menuju arah yang lebih baik..

Setelah lepas dari sanksi FIFA, 2016 silam, persepakbolaan kita pun mulai bergeliat walaupun prestasi timnas senior memang masih mengecewakan. Pada piala AFF 2018 lalu timnas tumbang di babak penyisihan grub, selanjutnya timnas kita juga babak belur di ajang kualifikasi piala dunia 2022. Timnas, 3 kali kalah di kandang melawan rival-rival di Asia Tenggara semacam Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Meskipun prestasi timnas senior kita dapat dikatakan sangat mengecewakan, namun angin segar wajah persepakbolaan nasional justru datang dari aspek lain. Yakni aspek pembinaan pemain muda dan juga aspek pengelolaan klub yang semakin profesional khususnya ketika berbicara klub-klub liga satu.

Pertama, mengenai pembinaan pemain muda, angin segar itu terlihat dari otoritas sepak bola nasional yang semakin peka dan peduli akan pentingnya pembinaan pemain muda sebagai sarana regenerasi timnas senior dan juga basis struktur untuk meraih prestasi jangka panjang.

Regulasi-regulasi yang berpihak kepada pemain muda pun diterapkan, misalnya adanya kewajiban klub liga satu untuk memiliki klub kelompok umur baik U-19 dan U-16 yang terwadahi dalam kompetisi U-16 dan U-19, kemudian adanya kewajiban setiap klub liga 1 mendaftarkan 7 pemain berusia dibawah 23 tahun dalam skuad (musim ini akan diganti dengan liga 1 U-23), regulasi liga 3 yang pro terhadap kesempatan bermain pemain muda, serta program pengiriman pemain-pemain muda untuk berlatih di luar negeri misalnya program Garuda Select (meski bukan hal baru).

Kemudian soal aspek profesionalitas klub, arah positif itu terlihat dari semakin minimnya isu-isu negatif terkait pembayaran gaji pemain, meningkatnya kontrak pemain (kesejahteraan), public relations klub yang semakin baik, menguatnya stabilitas keungan klub, mulai bergeliatnya sumber pendapatan klub dari transfer pemain, hingga ada klub yang melantai di pasar saham.

Klub-klub di liga satu terlihat mulai "lihai" mem-branding dirinya untuk mendapatkan impact ekonomis. Hal ini pun berimbas kepada meningkatnya kemampuan perekonomian klub. Maka tak heran saat ini sudah banyak klub yang berani mengontrak pemainnya dengan kontrak jangka panjang (3-4 tahun).

Semakin kuatnya kultur profesionalitas berbasis industri (bisnis-ekonomis) membuat sumber pendapatan klub semakin kompleks. Tidak hanya dari sponsor, tiket pertandingan, hak siar, dan subsidi. Namun juga dari transfer pemain dan pemanfaatan hak komersil klub.

Realitas-realitas diatas sesungguhnya menunjukan indikasi bahwa sepak bola kita sedang menuju sebuah era yang baik. Era profesional. Era industri.

Apabila iklim dan kultur seperti ini dapat terjaga secara stabil sambil terus dilakukan pembenahan-pembenahan konstruktif. Maka, saya yakin tidak butuh waktu lama lagi kita akan dapat tersenyum bangga melihat prestasi sepak bola Indonesia (timnas senior).

Menarik untuk kita tunggu bersama.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar