Senin, 07 Mei 2018

PUISI : IRONI NEGERIKU


Hatiku pilu menahan sendu, melihat moral negeriku tercemar teruk.

Jiwaku lapuk menyiratkan nestapa, mendengar keadilan kian hampa.

Ragaku terasa kaku berbalut kelu, mendapati kemiskinan masih membelenggu.

Nurani ku terhenyak lesu berbaur sedu, merasakan korupsi kian menghimpit nafas negeriku.

Kejujuran semakin langka, kepentingan menjadi tujuan, dan kebenaran adalah musuh.

Hanya karena politik, keramahan berganti kekejaman, kerukunan pun berubah permusuhan.

Pemimpin saling sikut berebut kekuasaan, rakyat saling hujat demi sesuap makanan.

Sungguh ironi negeriku.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar