Senin, 09 Maret 2015

TEMPAT YANG MENEGANGKAN ( STADION KRIDA REMBANG)


"Seseorang yang mempunyai hubungan erat dengan seseorang pasti juga memiliki hubungan batin dengan seseorang tersebut"




Pada tahun 2011 untuk pertama kalinya ayah saya menjabat sebagai pelatih kepala di tim PSIR Rembang, sebelumnya ayah saya yang juga berstatus PNS di dinas perhubungan Kabupaten Rembang adalah hanya sebagai asisten pelatih tim PSIR tepatnya di musim kompetisi divisi utama liga joss indonesia 2009/2010, dimana saat itu pelatih kepala tim PSIR Rembang di jabat oleh pelatih Edy Simon Badawi.

Pada musim kompetisi divisi utama 2011/2012 ini tim PSIR Rembang akan berpartisipasi dalam kompetisi di bawah naungan badan resmi penyelenggara liga, tepatnya di bawah naungan PSSI yaitu LPIS, pada musim kompetisi ini PSIR akan bergabung di grup 2 divisi utama LPIS 2011/2012 , berada satu grup dengan tim tim mapan yang sarat akan tradisi dalam kancah persepakbolaan nasional semacam PSIS Semarang , Persis Solo dan Persik Kediri.

Ketiga tim tersebut merupakan tim yang mencanangkan target lolos ke IPL musim depan, melihat lawan yang akan di hadapi oleh tim PSIR begitu tangguh tangguh serta di tambah dengan komposisi pemain PSIR pada saat itu yang boleh dikatakan pas pas an, saya pun menjadi was was dan khawatir terhadap ayah saya.

Saya khawatir dan tak tega bila ayah saya nanti di caci dan di hina seandainya PSIR ter degradasi atau bermain buruk, di tambah ini adalah awal karir ayah saya menjadi pelatih kepala tentunya hal tersebut semakin membuat perasaan saya semakin was was.

Dan benar saja, pada pertandingan perdana divisi utama LPIS 2011/2012 yaitu saat PSIR Rembang melawan Persepar Palangkaraya di Stadion Krida Rembang perasaan was was itu pun langsung menyeruak ke permukaan, saya ingat betul pada waktu itu cuaca sedang grimis, dan pertandingan sendiri pun berjalan sangat alot, kedua tim saling jual beli serangan.

Seketika waktu itu stadion krida rembang pun berubah menjadi tempat yang sangat menegangkan bagi saya, di sepanjang jalannya pertandingan saya selalu berdoa agar PSIR di beri kemenangan mengingat ini adalah pertandingan perdana yang tentu akan sangat mempengaruhi mental bertanding tim di pertandingan pertandingan selanjutnya.

Sepanjang pertandingan saya harus menguatkan mental saya, karena tak sedikit yang mencaci ayah saya ( pelatih PSIR) saat tim PSIR bermain buruk dan saat pemain Persepar membuat peluang di depan gawang PSIR jantung saya rasanya mau copot, ketika itu saya sempat berpikiran untuk pulang ke rumah dan tidak melanjutkan untuk menyaksikan pertandingan tersebut, namun akhirnya alhamdulilah di pertandingan perdana ini PSIR mampu meraih kemenangan tipis dengan skor 1-0 atas Persepar Palangkaraya, walaupun dilalui dengan susah payah.

Setelah menjalani partai tandang di Bekasi dan Semarang yang berakhir dengan kekalahan masing masing 2-0 dan 3-0, sore ini PSIR akan kembali berlaga di stadion krida dan lawan yang akan di hadapi adalah tim dengan koleksi 2 gelar liga indonesia yaitu Persik Kediri, saat pertandingan di mulai hujan deras mengguyur Stadion Krida.

Sepanjang jalannya pertandingan babak pertama tim PSIR di kurung habis-habis an oleh tim tamu Persik Kediri, lapangan yang becek membuat permainan tim PSIR tidak bisa berkembang secara maksimal, hasilnya pun tim Persik Kediri lebih menguasai jalannya pertandingan, bahkan Persik Kediri sudah berhasil membobol 2 kali gawang Nanda Pradana (kiper PSIR) sebelum babak pertama usai, hal itu membuat celotehan-celotehan penonton yang menghina ayah saya (pelatih PSIR)  pun semakin banyak dan membuat kuping saya memanas, saat turun minum saya pun memutuskan untuk pulang, saya berpikiran PSIR pasti kalah sore ini, babak pertama saja sudah kalah 2-0, gumam saya dalam hati.

Hal tersebut saya lakukan lantaran mental saya pasti tidak kuat apabila menyaksikan ayah saya di hina ataupun dicaci oleh para penonton atau suporter bila PSIR kalah sore ini, akhirnya saya pun memutuskan untuk pulang, sesampai di rumah saya berdoa semoga PSIR tidak kalah sore ini, sekitar pukul 17.30 saya menjadi penasaran dengan hasil pertandingan, tak berapa lama ibu dan adik saya pulang dari menonton pertandingan dan memberi tahu saya bahwa pertandingan berakhir seri 2-2.

Seketika hati saya plong, yang penting PSIR tidak kalah (pikir saya dalam hati) dan 2 gol Persik Kediri ke gawang PSIR itu adalah gol pertama dan terakhir tim tamu yang bermain di Stadion Krida Rembang, karena setelah  Persik, tidak ada satu pun tim yang mampu membobol gawang PSIR bila bermain di Stadion Krida Rembang pada kompetisi divisi utama LPIS 2011/2012.

Kemudian ada satu lagi pertandingan yang dapat membuat saya sangat tegang saat itu yaitu pertandingan PSIR melawan PSS Sleman, pada pertandingan tersebut, di sepanjang jalannya pertandingan gawang PSIR selalu di bombardir oleh tim PSS Sleman lewat trio strikernya yaitu Orock Carles, Andrid Wibowo dan Anang Hadi, seperti halnya saat melawan Persik Kediri, saya juga meninggalkan stadion sebelum pertandingan selesai karena takut PSIR akan kalah, sekitar menit 88 saya meninggalkan stadion menuju tempat parkiran motor, pada saat itu pertahanan PSIR sedang di serang habis habis an oleh tim PSS Sleman.

Namun sesampai saya di parkiran motor tempat saya memakirkan motor saya, tiba tiba di dalam stadion terdengar suara gemuruh suporter yang berteriak gol gol gol gol !!!, dan ternyata yang mencetak gol tersebut adalah Cristian Lenglolo, Cristian Lenglolo mampu mencetak gol dramatis di masa injury time.PSIR pun menang 1-0 atas PSS Sleman.

Setelah menyelesaikan total 18 pertandingan di musim itu alhamdulilah PSIR akhirnya mampu finis di peringkat kedua dari 10 kontestan grup 2 divisi utama LPIS, dan berikut klasemen akhir grup 2 divisi utama LPIS 2011/2012 :



1.PERSEPAR Palangkaraya
2.PSIR Rembang
3.PERSIK Kediri
4.PSCS Cilacap
5.PSIS Semarang
6.PERSIPASI Bekasi
7.PSS Sleman
8.PERSIS Solo
9.PERSIKAB Kab Bandung
10.PPSM Magelang ,


PSIR Rembang pun berhak promosi ke IPL (lolos playoff)..


Dan setelah memastikan PSIR berada di posisi ke dua, tepatnya setelah berhasil mengalahkan tim PPSM Magelang di magelang, para suporter PSIR (Ganster) pun mengarak segenap pemain dan pelatih PSIR Rembang berkeliling kota Rembang, hal tersebut mengakibatkan kemacetan di sepanjang jalanan kota, di jalan jalan utama kota Rembang sore itu di penuhi lautan manusia berbaju orens, warna kebesaran tim PSIR Rembang.

Semua tumpah ruah dibalut rasa bahagia dan bangga dalam menyambut kesuksesan tim PSIR promosi ke IPL musim depan, perayaan sore itu pun menjadi saksi bisu kembalinya tim Laskar Dampo Awang ke kasta tertinggi persepakbolaan nasional setelah terakhir kali tim PSIR Rembang mampu berpartisipasi di kasta tertinggi persepakbolaan nasional pada tahun 1995 lalu (liga indonesia pertama).

Hati ini pun rasanya plong setelah menyaksikan 9 pertandingan kandang PSIR di Stadion Krida yang cukup menegangkan dan memcau adrenalin saya, akhirnya berakhir dengan manis karena PSIR berhasil menduduki peringkat kedua klasemen akhir dan berhak promosi ke IPL musim depan (2012/2013).

Akhir sekali, cerita diatas adalah seklumit pengalaman pribadi saya yang menurut hemat saya merupakan momen/pengalaman paling menegangkan dalam hidup saya sampai saat ini dan hingga sekarang pun saat PSIR berlaga di Stadion Krida saya tetap merasa tegang, walaupun mungkin tak se tegang pada musim kompetisi 2011/2012, karena pada saat itu adalah untuk pertama kalinya ayah saya menjabat sebagai pelatih kepala tim PSIR Rembang.





"Stadion Krida Rembang akan selalu menjadi tempat yang menegangkan bagi saya, jikalau PSIR bermain dan ayah saya yang menjadi pelatihnya" 



SEKIAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar